Advertisement
![]() |
Ulasan film Anora: Juktaposisi Kebahagiaan dan Kesedihan |
Oleh: Adhyra Irianto
Kesan pertama setelah menonton film ini, sinematiknya indah. Baiklah, sebagai orang teater, saya akan fokus membicarakan sisi dramatiknya. Meski demikian, saya harus bilang sebagai seorang penonton, persepsi estetis pertama saya adalah, sinematiknya berhasil menggambarkan dinginnya New York dan tegasnya distingsi antar kelas sosial, antara oligarki dengan rakyat jelata, borjuis dengan proletar.
Film ini ditandai sebagai 21+, yang berarti akan ada banyak adegan ketelanjangan dan sensual dalam film ini. Yah, ini cerita tentang seorang perempuan yang bekerja di klub telanjang. Tempat di mana, seseorang rakyat jelata (penari telanjang) bisa berhubungan "intim"; bercengkerama dengan akrab, saling bicara dari perasaan ke perasaan, dan sebagainya.
Dan, yah... film ini mendapatkan prestasi paling prestisius di dunia, Film terbaik Piala Oscar 2025. Tidak hanya itu, sutradaranya, Sean Baker, mendapatkan tiga anugerah sekaligus; sutradara terbaik, skenario orisinal terbaik, dan penyuntingan film terbaik. Sebagai tambahan, pemeran Anora, Mikey Madison, meraih predikat sebagai aktris pemeran utama terbaik.
Sinopsis Cerita
Bila Anda belum menonton film ini, Anda bisa melewatkan bagian ini, karena berisi spoiler cerita.
Anora (diperankan Mikey Madison), yang selalu lebih merasa keren dipanggil "Ani" adalah seorang penari telanjang di klub penari telanjang papan atas. Dari nama panjangnya, Anora Mikheeva, kita mengetahui bahwa ia adalah Rusia-Amerika. Ia menjalani hidupnya dengan sangat biasa, di pinggiran New York yang keras, hidup bersama dengan adiknya, memiliki seorang teman terbaik, dan memiliki seteru abadi. Yah, seorang rakyat biasa dengan pekerjaan unik, apalagi dalam perspektif orang Indonesia.
Sampai suatu hari, peluangnya untuk mengubah hidupnya datang dari seorang pemuda labil anak crazy rich Rusia. Ia bernama Vanya Zakharov (diperankan Mark Eydelshteyn), anak manja dari Nikolai Zakaharov (diperankan Aleksei Serebryakov). Ia datang ke Amerika untuk sekolah, tapi tak ada satu adeganpun menujukkan ia sedang belajar atau sekolah, selain hanya pesta, mabuk, dan bermain gim.
Pertemuan antara Anora dengan Vanya menghadirkan kenyamanan. Hingga Vanya menawarkan angka $10.000 (kira-kira Rp164.5000) agar Anora mau menemaninya selama satu minggu, menjadi kekasih "panas"nya. Anora menerima dengan menaikkan tawaran menjadi $15.000 (sekitar Rp250 juta).
Negosiasi berhasil, Anora mengambil cuti selama seminggu dari tempat kerjanya, dan diperkenalkan Vanya sebagai "pacar baru"nya. Vanya terus berpesta, lalu mengajak Anora dan teman-teman akrabnya menuju pusat pesta dunia, Las Vegas. Di Las Vegas, Vanya mengaku jatuh cinta pada Anora, lalu melamarnya. Singkat sekali pertemuan mereka, namun Anora menerima lamaran itu, dan menikah di salah satu kapel di Las Vegas.
Bulan madu keduanya begitu "panas" dan indah. Keduanya bahkan terus menempel seperti perangko. Vanya membelikan Anora sebuah jaket mahal, mengajak ke hotel mewah, dan kasino. Tapi, kebahagiaan itu hanya berlangsung beberapa hari. Sampai orang tua Vanya mendengar kabar itu. Ibu Vanya, Galina Zakharova (diperankan Darya Ekamasova) menghubungi penjaga Vanya, yang juga ayah baptisnya, bernama Toros (diperankan Karran Karagulian). Sebelumnya, dalam adegan pesta gila, diperlihatkan bahwa Toros, seorang penjaga berdarah Armenia, menjaga Vanya dengan sangat ketat bersama seorang saudaranya bernama Garnik (diperankan Vache Tovmasyan).
Di sini ada kejadian sangat lucu. Toros dihubungi ibu Vanya untuk bertanggung jawab pada kejadian (pernikahan) yang dianggap menjadi aib bagi keluarga Zakharov itu. Namun, saat sedang dihubungi, ia sedang akan menjadi ayah baptis bagi seorang bayi. Di tengah prosesinya, ia memohon maaf dan kabur dari pembaptisan itu, karena takut dengan ibunya Vanya.
Toros dan Garnik, dengan seorang lagi yang diminta untuk menjadi penjaga Anora, bernama Igor (diperankan Yura Borisov), mendatangi rumah mewah Vanya. Mereka masuk dengan paksa, dan memberi tahu Vanya bahwa orang tuanya sekarang dalam perjalanan menuju New York dari Rusia, karena pernikahan sembarang yang dilakukan Vanya. Vanya ketakutan dan berlari, sempat berteriak meminta Anora untuk cepat ikut berlari. Anora tentunya harus berganti pakaian terlebih dulu, apalagi saat itu, Anora sedang tidak menggunakan celana. Tapi, ternyata Vanya lari meninggalkannya sendirian di rumah itu. Toros masih dalam perjalanan dari gereja, sedangkan Garnik dan Igor bingung apa yang harus diperbuat pada Anora. Mereka berniat untuk memperlakukan Anora dengan baik.
Vanya yang terbiasa dengan hidup keras, memilih melawan. Ia merusak properti rumah itu, berteriak, menggigit, melawan sebisanya. Akhirnya, Igor memilih untuk mengikat Anora, lalu membekapnya. Ketika Toros sampai di rumah itu, tadinya ia meminta agar melepaskan ikatan Anora. Tapi, Anora lagi-lagi berteriak, bahkan berteriak ingin diperkosa. Tiga orang lelaki, sedangkan ia masih belum menggunakan celana. Wajar saja kalau ketiga orang lelaki ini cukup panik dan akhirnya memutuskan untuk menutup mulut Anora dengan syal mahal milik keluarga Vanya.
Kejadian lucu berikutnya, ketika empat orang ini berusaha mencari Vanya. Mereka mencari kemana-mana, mendatangi semua teman Vanya, bahkan sampai ke tempat kerjanya. Benar-benar sial, karena ternyata mereka menemukan Vanya justru di tempat kerja Anora. Lebih malangnya lagi, saat itu Vanya justru sedang berada di pelukan seteru abadi dari Anora. Penjemputan paksa Vanya yang sedang mabuk ini berakhir dengan perkelahian antara Anora dengan seteru abadinya di tempat kerja (yang ia sebut Markas Besar).
Masalah belum selesai. Tujuan utama dari para "Armenia" tersebut mencari Vanya adalah untuk membatalkan pernikahan antara kedua orang itu. Anora bersikeras menolak, karena menurutnya pernikahannya didasari oleh cinta. Namun, ia semakin sadar bahwa bagi Vanya, Anora hanyalah "properti" yang ia beli seharga $15.000, plus sebuah mantel mewah. Lebih sialnya lagi, ternyata pernikahan yang digelar di Las Vegas tidak bisa dibatalkan di Brooklin (New York).
Orang tua Vanya sampai di New York. Ibunya yang begitu cemas, dan ayahnya yang begitu cuek -sebuah perpaduan yang menjengkelkan-, segera mengatur pembatalan pernikahan tersebut di Las Vegas. Anora yang mencoba menyambut ibu "mertua"nya dengan baik, segera disadarkan oleh ibu Vanya. Yah, kira-kira, ibu Vanya berkata bahwa tidak ada cinta dari pernikahan mereka. Hanya seorang pemuda labil yang mabuk, mengira telah membeli sebuah "properti" yang menjadikannya nyaman. Serta, seorang perempuan yang merasa bisa hidup bak Cinderella. Dari seorang yang lusuh di pinggiran desa, menikah dengan pangeran kaya raya.
Tapi apa yang membuat Anora tersadar adalah, Vanya tidak sedikitpun mencoba memperjuangkan pernikahan itu. Anora merasa ia berjuang sendiri untuk mempertahankan pernikahan, tapi apa yang dikatakan oleh Vanya?
"Terima kasih karena telah membuat saya nyaman dan bahagia selama seminggu ini."
Vanya adalah pemuda rentan dan lemah, tunduk pula pada otoritas orang tuanya. Vanya tanpa protes menandatangani pembatalan pernikahannya, tanpa ada keraguan, dan tanpa ada perjuangan untuk mempertahankannya. Anora benar-benar terpukul. Cinta dalam kelas sosial yang berbeda itu tidak akan pernah ada, begitu isi kepalanya.
Hanya itu saja! Dan, sebagai penonton, kita akan diarahkan bagaimana Igor, yang diminta untuk menjadi penjaga Anora, ternyata memberikan perhatian dan "cinta" dari behavior dan tatapannya. Tapi, justru tatapan itu dianggap sebagai ancaman bagi Anora. Ia bahkan menuding, bila tidak ada Garnik dan Toros, mungkin ia sudah diperkosa oleh Igor.
Igor memiliki mobil yang biasa, kalau tidak bisa dikatakan mobil butut. Ia mengantarkan Anora dengan mobil itu ke rumahnya. Anora saat itu harus menyadari, bahwa cinta berbeda kelas sosial itu tidak akan pernah ada. Igor, adalah orang yang punya level yang sama dengannya. Mobil butut, pekerjaan kasar, dan tinggal di pinggiran New York, adalah gambaran orang yang bisa berbagi kasih dengannya.
Setengah Film yang Melelahkan + Setengah Film yang Mengaduk Emosi
Alur berjalan dengan sangat cepat, potongan-potongan adegan disambung untuk memperlihatkan ke-natural-an dari akting dan situasi terberi. Dari klub, sampai berbagai tempat ketika pencarian Vanya yang hilang, diisi oleh banyak orang, yang semuanya menunjukkan "keaslian". Penari telanjang yang benar-benar "professional", yah mereka bisa meliuk dan melipat badannya di tiang!
Tempat tinggal Vanya berada di tempat yang sebenar-benarnya pinggiran; tepat di belakang jalur kereta api. Mungkin ketika kereta api lewat, maka rumahnya akan bergetar hebat seperti gempa bumi. Alih-alih memperlihatkan adegan dialog yang lengkap; sutradara memilih memotong lalu menyulam lagi dengan cerdik.
Ditambah lagi, protagonis dari film ini adalah orang-orang yang termarjinalkan di dunia nyata; kelas pekerja seksual, tinggal di pinggiran dari kota yang keras, dan kerap bertarung dengan rekan kerjanya untuk persaingan tertentu. Film ini berisi dialog yang cepat, keras, penuh kata-kata kotor, dan berani. Yah, ciri khas dari kelas pekerja seksual dan pekerja kasar seperti para "penjaga" dari Armenia tadi.
Seperti yang dikatakan oleh sutradara Baker, film ini bukan "memfilmkan" aktor, tapi ceritanya. Pemeran Anora, sebelumnya hanya menjadi perempuan Gypsi yang muncul tak lebih dari 5 menit dalam Once Upon a Time in Hollywood (bermain bersama Brad Pitt dan Di Caprio), menjelma menjadi seorang karakter yang kuat.
Namun, ada hal yang harus dibayar dengan pilihan "potong-sulam" adegan seperti yang dilakukan Baker. Filmnya terlihat seperti sebuah rangkaian cerita sensual panas yang berlanjut pada kemalangan yang tak berkesudahan (sampai akhir film) dari seorang bernama Anora. Bagi penggemar cerita yang menghanyutkan, seperti penonton drakor misalnya, film ini akan terasa sangat melelahkan.
Karena itu, Anda akan diminta untuk meresapi ceritanya secara utuh, bukan satu bagian yang didramatisasi. Bagi mayoritas orang Indonesia yang tabu dengan seks bebas dan narkotika, maka film ini akan terasa dua kali lebih melelahkan. Tokoh Vanya, yang juga tokoh utama di film ini, benar-benar digambarkan sebagai seseorang yang tidak bernyawa atau tidak berjiwa. Tidak pernah lebih dari 5 menit ia digambarkan dalam kondisi sadar, dari sepanjang film tersebut. Sisanya, ia selalu mabuk; entah itu minuman, ataupun narkotika.
Seorang anak nakal yang manja, bertemu dengan seorang yang berharap bisa "selamat" dari kehidupannya yang keras dan menjijikkan. Bagian setengah awal film ini, menurut saya, tidak begitu baik untuk diikuti. Hanya rangkaian adegan panas dan sensual, dilatari lagu-lagu pop komersial. Yah, salah satu lagu yang mengingatkan saya ketika masih SMA adalah lagu dari t.A.T.u (saya bahkan searching di Google terlebih dulu untuk memastikan ejaannya memang seperti itu) berjudul All the Things She Said, serta lagu-lagu pop komersial lainnya.
Sedikit mengingatkan (bagi yang sudah menonton) pada film panas (softcore, mungkin) lainnya, yang sebenarnya memang tidak ditujukan untuk Oscar. Seperti Fifty Shades of Grey, yang berisi rangkaian adegan panas dengan score lagu-lagu pop komersial. Karena itu, setengah film di awal cukup menurunkan ekspektasi saya terhadap film ini.
Kemudian, ada peran Igor yang mencuri perhatian. Dari awalnya ia tidak begitu peduli dengan jenis pekerjaannya dari Garnick, tapi kemudian ia "iba" pada Anora. Ia melihat Anora sebagai seorang perempuan, yang ingin punya keluarga, menaikkan kelas sosialnya, dan berhasil "mendapatkannya". Ia iba karena Anora mencoba mempertahankan apa yang menurutnya telah menjadi miliknya, meski semua itu ilusi. Sebuah ilusi dari pemuda manja anak milioner yang tak pernah dalam kondisi sadar.
Tiga orang Armenia ini bukanlah orang yang kompeten sebagai "penjahat". Mereka kebingungan menangani seorang wanita lemah, dan selalu mengambil keputusan setelah terlambat. Garnick patah hidungnya, Igor digigit hingga terluka, dan Toros harus putus asa melihat seisi rumah itu hancur berantakan. Awalnya, saya merasa aneh, kenapa hanya Igor yang "diberi jiwa" dari tiga orang Armenia itu?
Jawabannya terlihat waktu di pesawat. Bagi dua saudara Armenia, mereka bahagia punya keluarga seperti Zakharov yang kaya raya, berada di lingkaran kekuasaan, dan sangat berpengaruh tidak hanya di Rusia, tapi juga di dunia. Tapi, bagi keluarga Zakharov, dua orang ini tidak lebih dari anjing penjaga bagi anaknya; kelas pekerja lainnya yang juga dieksploitasi secara habis-habisan. Ketika Toros berkata, "kami berbahagia memiliki keluarga seperti kalian," maka dijawab dengan ketus oleh Galina Zakharov, "apakah kau tidak lihat kami sedang dalam diskusi keluarga?"
Bukankah itu berarti, "kau bukan keluarga kami, pergi sana jangan ganggu diskusi keluarga kami." Padahal, Toros adalah ayah baptis bagi Vanya yang terus ia jaga sepenuh hati itu! Dan, entah kenapa Toros dan saudaranya begitu setia pada keluarga itu, meski "uang" jelas bukan alasan utamanya.
Catatan & Kesimpulan
Ini film yang menyejajarkan (juktaposisi) dari kebahagiaan, kesedihan sekaligus. Entah harus iba, atau tertawa, kita akan melakukannya secara berbarengan. Kisahnya berputar pada ilusi seorang perempuan dari "jurang" melihat pria memancingnya dengan uang dari atas, seakan-akan bisa membawanya keluar dari jurang itu. Namun, ia hanya terjatuh dengan lebih dalam, jatuh ke jurang yang lain dan lebih menyakitkan. Sepanjang film, berisi kekacauan emosional, namun menyentuh banyak dimensi. Menyentuh dimensi segresi antar kelas, sekaligus ilusi cinta yang sebenarnya transaksional.
Setengah film di awal berisi rangkaian adegan panas dengan score musik pop komersial. Seakan-akan bukan film yang ditujukan untuk menang Oscar. Namun, karena dibungkus dengan sinematografi yang apik, alur yang sangat cepat, dialog-dialog yang "lucu" meski dalam keadaan yang menarik simpati, dan juga akting yang bagus dari para pemain, akhirnya masuk pada setengah film berikutnya, substansi dari film ini bisa tergambarkan dengan baik.
Akhir cerita, cukup "lemah" dan multitafsir (kalau tidak mau dikatakan lembek). Entah Anora merasakan bahwa Igor perhatian padanya, atau mungkin Anora menyadari hanya Igor yang berada di kelas yang sama, Anora tiba-tiba menawarkan diri untuk berhubungan badan dengan Igor. Igor yang bingung, mencoba menikmati dan saat ia ingin mencium Anora, Anora tiba-tiba memukulinya sambil menangis.
Anora tidak begitu jelas motifnya; ingin memiliki keluarga yang baik dan normal, atau sekedar perempuan gold digger yang ingin naik kelas secara instan. Dan, memang tidak dipertegas juga, apa sebenarnya motifnya ketika mencoba mempertahankan "rumah tangga" ilusinya itu. Mungkin memang itu yang coba ditawarkan oleh sutradara, tapi dampaknya adalah peran Anora seakan tidak punya jiwa, dan didukung tindakan brutal, serta bicara yang cepat dan tak "beradab" (dalam perspektif "timur") maka saya kira Anora akan sulit mendapatkan simpati. Nggak nendang, istilah kerennya.
Tapi, pencahayaan film ini, meski di tempat yang "gelap" seperti klub striptis, hingga di tempat yang sangat terang seperti siang hari di pinggiran New York, sangat menyenangkan untuk dilihat. Kru-kru terbaik yang dilibatkan sutradara, menjadikan film dalam format 35mm ini sangat menghibur. Sangat indah dilihat, dan sinematografinya berbicara lebih kuat dari dialog-dialognya.
Karena itu, Anora adalah juktaposisi dari kebahagiaan dan kesedihan. Apakah ada tokoh yang harus kita dukung di film ini? Tidak ada. Apakah ada sosok superhero, superhuman, atau orang yang terlampau jahat, atau terlampau baik? Tidak ada. Semuanya sangat natural, memberikan realitas "ilusi", seperti mendengarkan seseorang sedang bercerita. Cerita tentang seorang yang berasal dari lapisan masyarakat terbawah, menang lotre dipersunting pangeran kaya raya, namun semuanya hanya ilusi, hanya mimpi.
Untuk urusan keaktoran; Sulit untuk menemukan timing yang tidak tepat, tone yang tidak tepat, salah langkah, salah ekpresi, dan sebagainya. Maka, untuk urusan akting, saya kira tidak ada masalah untuk menjadikan film ini menang Oscar. Bayangkan, adegan pembaptisan bayi saja, bayinya pun akting dengan keren! Musik score saja yang menurut saya mesti mendapatkan nilai minus.
Film ini memberi tahu kita, bahwa hidup tidak berjalan sesuai keinginan kita. Bahkan Anora yang ingin dipanggil dengan nama "Anni" yang terasa lebih Amerika, dan berkelas, pada akhirnya juga tetap menjadi Anora; seorang imigran Rusia yang bekerja sebagai penari telanjang, dan berasal dari kelas bawah di pinggiran New York.
Trailer Annora: