Advertisement
PojokSeni - Bagi penggemar sastra, siapa yang tidak mengenal nama Gabriel García Márquez? Ia adalah penerima hadiah Nobel Literature pada tahun 1982, lewat mahakaryanya One Hundred Years of Solitude (berjudul asli Cien Años de Soledad, ditulis tahun 1967).
Novel yang sama juga diganjar penghargaan Neustadt International Prize for Literature, penghargaan bienale dari Oklahoma University untuk karya-karya sastra terbaik dunia. Tidak hanya secara pencapaian artistik, tapi sebagai "produk" juga laku di pasaran. Tercatat 50 juta kopi dari novel tersebut terjual ke seluruh dunia.
Sutradara terkemuka dunia, seperti Robert Redford, sampai Akira Kurosawa dari Jepang, berhasrat untuk membuat film dengan ekranasi novel monumental tersebut. Satu yang perlu dicatat adalah, Gabriel García Márquez pernah bermimpi untuk membuat film, sebelum akhirnya membuat novel.
Marcedez Barcha, Istri García Márquez
Namun, sedikit kredit yang diberikan pada nama Marcedez Barcha, istri dari García Márquez. Sosok ibu dari dua orang anak, yakni sutradara kenamaan asal Kolumbia, Rodrigo García serta desainer grafis di Mexico, Gonzalo García. Barcha meninggal di tahun 2020 lalu karena komplikasi pernapasan.
Ia dinikahi oleh García Márquez pada tahun 1958, setelah berpacaran sejak tahun 1941. Untuk menafkahi Barcha, García Márquez bekerja sebagai penulis di berbagai majalah di Caracas, ibukota negara Venezuela.
Tahun 1966, García Márquez memulai menulis novel One Hundred Years of Solitude. Ia menulis novel itu selama 18 bulan, dan tidak mengerjakan hal lain selain menulis novel tersebut. Sebelumnya, García Márquez telah menulis dua buku, yakni Leaf Storm dan In Evil Hour.
Pertanyaannya, bagaimana mereka hidup selama 18 bulan tersebut? García Márquez menjual mobilnya, agar bisa tetap makan selama ia menulis. Tapi, dalam waktu 9 bulan, uang tersebut habis, dan penulisan novel itu ternyata lebih lama dari yang dibayangkan García Márquez. Selama 9 bulan berikutnya, Marcedez Barcha meminta makanan dari tukang daging dan tukang roti, sisa-sisa yang tidak terjual atau sudah hampir dibuang.
García Márquez menghabiskan waktu untuk menulis, serta berdiskusi dengan beberapa orang untuk di setiap malamnya untuk mendiskusikan perkembangan cerita novel tersebut. Dan, Marcedez Barcha melakukan segala hal agar keluarga tersebut tetap bisa makan. Termasuk bekerja keras dan berhutang.
Sampai akhirnya, tahun 1967, novel ini selesai. Masalah baru timbul, bagaimana cara mengirimnya ke penerbit? Novel ini cukup tebal, dan biaya pengirimannya tentu cukup mahal. Masalahnya, mereka tidak punya uang sepersen pun. Pilihan saat itu hanyalah satu, menjual mesin tik milik García Márquez.
Istrinya, Barcha, protes. Ia tidak mau mesin tik yang menjadi satu-satunya pekerjaan dan harapan bagi García Márquez, dijual untuk mengirim naskah novel tersebut ke penerbit. Ia menawarkan cincin emas pernikahan yang saat ini ada di jarinya sebagai pengganti.
Giliran García Márquez yang protes. Ia tidak mau cincin kawin yang dijual untuk mengirimkan naskah tersebut. Hasilnya, mereka belum jadi mengirimkan draft naskah novel itu karena masih belum ada keputusan.
Esok pagi, García Márquez bangun pagi dan tersadar istrinya sudah pergi. Barcha nekat menjual cincin kawin emas tersebut, dan telah pergi bersama naskah novel One Hundred Years of Solitude, menuju penerbit.
Itu awalnya, bagaimana akhirnya penerbit bertemu dengan naskah salah satu novel terbaik sepanjang masa tersebut. Sebanyak 50 juta eksemplar buku tersebut terjual, menjadikan novel ini salah satu yang tersukses secara komersial.
Nama pasangan ini menjadi dikenal sebagai pasangan paling fenomenal di Kolumbia. Hal itu setelah García Márquez disebut sebagai orang hebat yang pernah terlahir di Kolumbia. Maka, pasangan García Márquez-Barcha adalah pasangan terhebat yang pernah lahir di Kolumbia.
Karena begitu hebatnya kisah romantis dua pasangan inilah, para jurnalis Meksiko yang mengetahui perselingkuhan García Márquez dengan penulis Meksiko bernama Susana Cato, memilih bungkam. Termasuk ketika anak Susana Cato, yakni Indira Cato sudah beranjak dewasa, para jurnalis Meksiko, Kolumbia, dan penulis biografi García Márquez tetap diam.
Kabar tersebut baru diketahui publik secara luas, ketika kedua pasangan ini, García Márquez dan Barcha telah meninggal.