Workshop dari Mass Theater en Dans Rotterdam, Fokus pada Anak -->
close
Pojok Seni
14 October 2024, 10/14/2024 07:30:00 AM WIB
Terbaru 2024-10-14T00:30:00Z
ArtikelUlasan

Workshop dari Mass Theater en Dans Rotterdam, Fokus pada Anak

Advertisement
Mass Theater en Dans, Rotterdam

Pojok Seni/Padangpanjang - Lanjutan acara dari Pagelaran hari kedua Pekan Apresiasi Teater 7, Jumat (11/10/2024) menghadirkan tamu jauh yang langka untuk datang ke Institut Seni Indonesia Padangpanjang, yaitu Maas Theater en Dans dari Rotterdam, Belanda, Mereka hadir hari ini dengan membawa sebuah materi yang dibalut dalam acara Workshop. Pertama sebelum mulai mereka memperkenalkan kelompok mereka secara singkat. Karena mereka ingin para peserta mengetahui mereka seperti apa dan fokus kegiatan dalam teater pada seksi kehidupan mana. Kelompok mereka tidak hanya menekuni teater tetapi juga tari.


Maas Theater ini bergerak pada bidang teater dan tari, dengan fokus utama atau target utama mereka adalah anak-anak. Secara ringkas mereka menjelaskan alasannya, dimana mereka menganggap bahwa lini pada usia anak-anak ini perlu diperhatikan dan juga ditelaah, dimana segi usia ini dapat berkontribusi dalam pertunjukan teater.


Prinsip yang mereka angkat adalah sifat kekanak-anakan yang merupakan bagian dari anak-anak yang dapat menjadi sumber lain dalam  menciptakan imajinasi baru bagi kelompok mereka dan juga memancing anak-anak itu sendiri untuk lebih bebas dalam bergerak, berpikir, dan beritindak. Agar nantinya anak-anak tidak lagi terkungkung oleh batas-batas yang ditetapkan sekitar kepada mereka.


Selain itu, anak-anak yang dianggap belum punya pikiran ‘tingkat tinggi’ yang tidak cocok dengan lingkungan teater. Namun prinsip mereka ingin mengubah hal itu, dan membuat pernyataan bahwa anak-anak bisa diajak untuk berpikir ‘tingkat tinggi’ sebab dalam kacamata mereka anak-anak punya pikiran yang lebih bebas dan mudah menangkap hal baru yang belum lama mereka ketahui.


Di sela sesi mereka menampilkan cuplikan pertunjukan mereka. Dimana pertunjukan tersebut adalah pertunjukan yang target penonton adalah anak berusia diatas 2 tahun. Dalam pertunjukan pun anak-anak dapat ikut serta berada di atas panggung dan bermain bersama aktor-aktor. Mereka mengharapkan agar gerakan ini dapat berkembang tidak hanya di Belanda, yang mana memang mereka mendapatkan sarana pendukung memadai, kendati demikian bukan hal yang mustahil gekaran pertunjukan seperti ini dapat terjadi di wilayah lain.


Keteguhan dan kekonsistenan ini telah dapat melahirkan beberapa pertunjukan yang dapat menggaet tidak hanya kalangan akademisi teater, kelompok-kelompok teater namun juga anak-anak dan generasi muda dapat menyaksikan bahkan menekuni teater. Anak muda yaitu generasi muda dapat bekerja sama dalam menciptakan lingkungan teater yang lebih luas dan mengubah pandangan masyarakat tentang teater sendiri.


Di Indonesia sendiri jika berkaca, sedikit banyaknya anak-anak telah mengetahui mengenai kerja teater atau seperti apa teater tersaji dalam lingkungan mereka. Namun, keterlibatan menyeluruh anak-anak dan generasi muda itulah yang menjadi kendala dan capaian yang ingin dicapai pula Maas Theater. Bahwa bukan berarti kelompok usia tersebut tidak dapat bergerak bersama dengan teater namun jembatan yang dapat menghubungkan itulah yang belum ada.


Sebab itulah Maas Theater menghadirkan pertunjukan yang tidak lagi terpaku pada konvensi-konvensi umum yang ditetapkan tapi bergerak untuk mulai menyesuaikan diri. Ketetapan hati untuk tetap ;ada konvensi dapat juga diteruskan disamping itu eksistensi teater perlu juga dipikirkan. Dengan anak-anak dan generasi muda yang tertarik dengan teater dapat pula menambah kepercayaan orang tua untuk mendukung anaknya di teater.


Diluar pembahasan mengenai pembahasan sebelumnya yang dapat memantik keperdulian, kesadaran akan suatu kondisi yang tampaknya perlu dipikirkan bersama, mereka memberikan sesuatu yang dapat sama-sama dinikmati baik dari mereka sendiri maupun peserta Workshop. Kegiatan dilanjutkan dengan aktivitas yang memancing sifat anak-anak mereka yang ingin bebas, dan bermain dengan leluasa bersama teman.


Permainan kecil berupa masing-masing peserta akan dipasangkan lalu akan dibuat sebuah pertarungan, siapa yang akan kalah mendapat hukuman. Para peserta mulai bermain dan peserta bergerak secara leluasa layaknya anak-anak bermain. Terpilihlah yang menang juga kalah, peserta yang kalah akan dihukum dengan Push-up. Permainan berlangsung sekali lagi dan peserta yang kalah kembali mendapatkan hukuman berupa Sit-up.


Selepas permainan suasana dan raut wajah yang bersenang tampak dari raut peserta yang menampakkan bahwa Inner Child masih ada dan teerjaga namun tersembunyi. Lalu, peserta kembali bermain dengan permainan bergerak secara bebas dan mencari ruang kosong untuk bergerak sesuka mereka. Selain itu, ada petrmainan lagi berupa situasi dimana peserta akan seolah-olah ditarik tubuh mereka oleh sebuah tali dan kemudian bergerak bebas sesuai imajinasi para peserta.


Masih dalam ranah imajinasi, kali ini peserta diminta untuk meneliti singkat mengenai burung yang mana nantinya peserta akan menirukan gerakan burung itu dan suaranya. Setelah diberi waktu 10 mwnit, peserta mulai memperagakan gerakan terbang burung kemudian masing peserta akan bertemu ditengah dengan sebelumnya bergerak dari pinggir area. Setelah meniru gerak terbang burung, peserta diminta meniru burung secara keseluruhan. 


Terakhir, dengan permainan imajinasi, peserta dibuat secara berkelompok dan membuat gerakan menunggu secara berkelompok, dinamis dan berketeraturan. Masing-masing kelompok menampilkan gerakan meniru aktivutas menunggu dan mereka diminta untuk menampilkan di depan semua hadirin.


Permainan dan kegiatan yang memancing imajinasi ini sepertinya berlatar belakang kepada jiwa anak-anak yang terdapat pada masing-masing orang. Setiap dari kita mengalami masa anak-anak namun tidaklah semua mengalami secara penuh kehidupan menjadi anak-anak, seperti bermain, bergerak bebas dan berimajinasi sesuka mereka.


Acara hari ini akan berlanjut dan diakhiri dengan pertunjukan Monolog Racun Tembakau yang ditampilkan oleh Rachman Sabur yang sebelumnya hari ini telah tampil di acara MasterClass Pagelaran Pekan Apresiasi Teater 7.  (Rifky Luthfi Ananda)

Ads