Advertisement
Pojok Seni/Jambi - Pelatihan seni drumband yang digelar oleh tim beranggotakan Indra Gunawan, S.Sn., M.Sn., sebagai ketua dan anggota antara lain Uswan Hasan, S.Sn., M.Sn., Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar., M.Hum., Ikhsan Satria Irianto, S.Sn., M.Sn., dan Dra. Riswani, M.Sn dilakukan untuk meningkatkan keterampilan bermusik di SMPN 30 Kabupaten Muaro Jambi dalam skema Pengabdian Pada Masyarakat (PPM). Muara akhirnya adalah sebuah pertunjukan drumband yang dilakukan oleh siswa-siswi SMPN 30 Muaro Jambi.
Perlu dicatat bahwa sekolah mitra ini memiliki sejumlah aktivitas ektrakurikuler dari cabang seni, antara lain Seni Tari, Drama, dan Desain. Kegiatan-kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, serta kemandirian peserta didik secara optimal. Hal ini ditujukan untuk mencapai tujuan utama dari pendidikan nasional, yakni membangun karakter generasi penerus. Terkait dengan ekstrakurikuler drumband, selama ini eskul tersebut melibatkan guru pendamping yakni guru mata pelajaran Seni Budaya untuk proses persiapan pertunjukan. Dalam program pendampingan ini, tim pengajar dari Universitas Negeri Jambi (Unja) melakukan pembinaan musik dengan rekayasa cipta musik, pengolahan instrumentasi, dan unsur-unsur musikal lainnya.
Dalam proses rekayasa musik ini, ada beberapa hal yang ditonjolkan, antara lain menciptakan kebaruan dalam aspek musikalitas dan performativitas, pengolahan musik berdasarkan kebudayaan atau musik tradisional, serta bertujuan untuk pengembangan minat dan bakat sekaligus menyebarluaskan seni budaya daerah (musik tradisional) Jambi agar tetap bertahan dari pengaruh seni budaya luar yang masuk dan teralkulturasi di sana.
Kondisi Eskul di SMPN 30 Muaro Jambi Sebelum Pendampingan
Kegiatan kesenian di SMPN 30 Muaro Jambi bisa dikatakan sangat kurang, meski sudah banyak eskul seni yang terbentuk. Perhatian, distribusi keilmuan, serta proses latihan, serta minimnya fasilitas dan SDM menjadi satu masalah paling pelik. Guru untuk mata pelajaran seni budaya hanya ada satu orang, sehingga merasa kesulitan untuk menangani berbagai jenis eskul seni di SMPN 30 Muaro Jambi. Guru yang dimaksud berlatar belakang pendidikan seni musik, sehingga bidang seni lain seperti drama, seni rupa, desain, dan tari, tidak bisa ditangani dengan maksimal. Hasilnya, eskul hanya berjalan secara temporal dan biasanya terjadi ketika akan ada event seperti perlombaan.
Kegiatan latihan reguler tidak maksimal. Pihak sekolah akan menghubungi tenaga ahli atau pelatih dari luar sekolah bila mendapatkan informasi terkait event, atau perlombaan tertentu. Diperparah lagi dengan peralatan yang jumlahnya minim. Perlengkapan yang ada pun kurang memuaskan. Siswa di sekolah juga tidak berminat untuk mengikuti ekstrakurikuler tersebut.
Berdasarkan masalah tersebut, tim dari Unja melakukan proses pelatihan olah musik secara kreatif bersama beberapa orang siswa dan guru seni budaya. Dengan demikian, baik kemampuan guru maupun kemampuan siswa untuk berolah musik bisa ditingkatkan hingga level maksimal. Peningkatan kapasitas dan kualitas SDM ini akan berpengaruh langsung pada peningkatan kepercayaan diri siswa untuk menggelar sebuah pertunjukan drum band yang berkualitas.
Perencanaan Pendampingan dan Pelatihan
Sebelum proses latihan dimulai, eskul ini hanya memiliki satu reportoar musik yang minim teknik. Tidak hanya itu, meski jumlah alat sangat minim, nyatanya jumlah alat masih lebih banyak ketimbang jumlah peserta eskul drumband tersebut. Dari kenyataan tersebut, tim merencanakan untuk menggubah ulang lagu-lagu tradisional baik Jambi maupun Nusantara, menjadi reportoar baru (sebanyak 3 reportoar).
Pengembangan juga dilakukan pada gerak dan tampilan (display) untuk menjadikan penampilan lebih menarik. Jumlah anggota eskul juga ditingkatkan sesuai dengan jumlah alat, yakni 37 alat. Karena itu, jumlah peserta ditingkatkan menjadi 37 orang. Hasil dari pelatihan dan pendampingan ini akan diikutkan dalam lomba tingkat Kabupaten Muaro Jambi.
Proses latihan juga dilakukan secara teratur dan terencana. Eskul drumband di SMPN 30 Muaro Jambi diprogram dengan rancangan kegiatan yang lebih paten dari awal tahun, untuk kegiatan selama satu tahun (dua semester). Pelatihan olah musik juga ditujukan untuk menambah produk menjadi 3 reportoar. Serta meningkatkan kemampuan dan pemahaman anggota dan pendamping eskul drumband SMPN 30 ini ke depannya. Peningkatan juga dilakukan di aspek pengelolaan, serta kemampuan manajemen. Karena itu, guru seni budaya sebagai pendamping akan mendapatkan pengalaman dalam pengolahan musik, pengelolaan grup, serta kemampuan manajemen.
Proses Pelaksanaan Pengabdian
Pelaksanaan pengabdian dilakukan dengan metode Project Base Learning (PjBL), yakni pengajaran yang dilakukan di atas kegiatan pembelajaran dan memberikan tantangan bagi peserta didik dengan memecahkan suatu masalah secara berkelompok. Dalam metode ini, tim dari Unja bertindak sebagai seorang fasilitator. Secara umum, ada tiga tahapan yang digunakan dalam proses pelaksanaan pengabdian ini, yakni tahap persiapan (pre-siklus), pelaksanaan, dan tahap pertunjukan. Setelah ketiga tahap tersebut dilalui, maka dilakukan analisis dan refleksi untuk menentukan apa yang bisa diambil, dipertahankan, dan diperbaiki dari proses ini.
Dalam tahap persiapan, tim berkoordinasi dengan guru seni untuk menentukan jumlah peserta. Seluruh peserta kemudian dibagi dalam 3 kelompok alat musik; perkusi, melodi, dan flag. Ditentukan bahwa latihan dilakukan setiap hari pada pukul 13.00 hingga 16.00 WIB. Kemampuan siswa juga terus distimulus juga diinjeksi dengan pengetahuan terkait musik tradisional, dan pengetahuan dasar untuk latihan musik yang akan dijalani.
Tahap pelaksanaan dimulai dengan distribusi ilmu pengetahuan dan wawasan tentang drumband. Mulai dari definisi, sampai manajemen internal. Setelah itu, baru dilakukan penjadwalan latihan, dan berdiskusi lagi dengan guru pendamping. Dalam tahap ini, pelatih akan terus memberi motivasi, referensi, dan pengetahuan terkait unsur musik, juga memberikan ide-ide garapan. Metode penciptaan berikut langkah-langkah yang diambil dalam proses latihan juga dijelaskan dengan baik. Baru latihan dilakukan dengan pemantauan yang detail pada perkembangan setiap kemampuan bermusik anak secara individu.
Tahap akhir adalah proses latihan, sampai pertunjukan dan publikasi program pendampingan tersebut. Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan analisis kelemahan dan kelebihan, serta melakukan refleksi untuk memperbaiki proses tersebut ke depannya. Sebagai hasilnya, tercipta produk inovasi yakni karya komposisi drumband. Tidak hanya itu, anak-anak dan guru pendamping juga mendapatkan pengetahun bagaimana cara menggunakan perangkat lunak Sibelius untuk menulis notasi musik. Tidak hanya itu, sebagai hasil akhirnya, ekstrakurikuler drumband dari SMPN 30 Muaro Jambi keluar sebagai juara dalam perlombaan drumband tingkat kabupaten tahun 2024.