Teater Kejang Tayang dengan Dua Nomor Lakon: Hikayat Ganja Mara dan Kelap-Kelip Sebiji Mata Merah -->
close
Pojok Seni
13 October 2024, 10/13/2024 11:07:00 PM WIB
Terbaru 2024-10-13T16:08:36Z
teaterUlasan

Teater Kejang Tayang dengan Dua Nomor Lakon: Hikayat Ganja Mara dan Kelap-Kelip Sebiji Mata Merah

Advertisement



Pojok Seni/Padangpanjang - Pertunjukan oleh Teater Kejar Tayang asal Kuala Lumpur, Malaysia menjadi penampilan penutup pada pagelaran hari pertama Pekan Apresiasi Teater 7, Kamis (10/10/2024) yang berlangsung dari pukul 20.30-21.45. Pertunjukan oleh Teater Kejar Tayang ini dibagi atas dua Pertunjukan, yaitu Repertoar Hujan #1 dan #2.


Penampilan pembuka yaitu Repertoar Hujan #1 dengan judul karya Kelap-kelip dan sebiji mata merah. Karya ini ditampilkan oleh aktor Aloeng Silalahi dengan penampilan Monolog dengan beberapa karakter didalamnya. Karya ini disutradarai, naskah yang ditulis diprakarsai pula oleh Aloeng Silalahi sendiri.


Karya yang dipertunjukan seringkali bernuansa sama dan terkadang berbeda. Karya monolog ini memberikan pembukaan yang bersahabat dengan interaksi ringan dengan penonton yang membuat pembukaan dan penampilan mendapat respon positif dari penonton. Monolog ini berkisah mengenai seorang tokoh bernama Usman yang berasal dari Batubara, Sumatera Utara yang menjalani kehidupan di tanah melayu, Malaysia. Ia bercerita sendiri, ya, karena ini monolog, mengenai kesulitan keuangan yang dialaminya walau ia masih saja berjudi hingga menyebabkan ia harus berhutang.


Masalah keuangan diperberat kondisi orang tuanya yang sakit-sakitan, harus ditaguh utang oleh bandar. Meski demikian ia menjalani hidup dengan sedih juga gembira karena disamping kondisi ekonomi yang mendesaknya, kegembiraan hubungan percintaan menjadikan hidupnya bergairah. Hubungan rumah tangga dengan istrinya Khadijah yang memberikan mereka buah hati kecil yang membuat ia gemas dan khawatir dilain sisi mewarnai kehidupannya yang hitam putih.


Jika ditelaah Aloeng Silalahi dalam menampilkan karakter Usman memerankan beberapa karakter semisal Penagih hutang yang mau tidak mau hutangnya harus dibayar. Lalu memerankan karakter ayahnya Usman yang sakit-sakitan, kemudian Khadijah yang merupakan istrinya yang ia perankan semasa mereka awal menikah hingga memiliki seorang anak. Dilain sisi penulis sendiri tidak mengetahui dimana keberadaan istrinya yang seperti digambarkan sudah tiada.


Dari sisi telaah mengenai struktur plot, gaya juga genre yang dibaca lewat pertunjukan penulis mendapat sedikit gambaran. Segi plot penulis dapat gambaran bahwa pertunjukan memiliki plot linear dengan sedikit flashback diantaranya, yang dapat dibuktikan dengan Usman yang bercerita hidupnya yang berkesusahan, gembira juga kesedihannya dan sedikit rekaan kisah masa lalunya. Lain hal dari Plot cerita, genre dan gaya yang terbaca adalah Realisme dan Komedi. Ada semacam pembuktian dimana cerita berpokok pada kehidupan Usman yang mengalami berbagai hal yang bila telaah juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sisi genre adalah komedi, sebab disepanjang pertunjukan respon yang diharapkan adalah memberikan kesan menggembirakan akan hal yang terus ia ceritakan dari awal hingga akhir.


Sedikit ulasan jujur secara gamblang yang dapat mengesankan dari pertunjukan adalah kecairan suasana yang mana dapat membuat penonton nyaman untuk berlama-lama menyaksikan pertunjukan. Disamping itu nuansa yang diberikan kerika tokoh bersenandung menambah nikmat penonton untuk berada di kursinya dan terus menyaksikan. Di lain sisi kelemahan yang dilhat ada pada vokal aktor yang belum sampai atau terdengar oleh seluruh penonton dan juga terdapat keseringan gestur dari aktor yang seringkali mengusap kebelakang rambutnya yang membuat penulis sendiri merasa aktor sedikit gelisah akan penampilannya.




Meski dalam berbagai hal pertunjukan memberikan sisi teknis dan teatrikal yang dapat diulas, sisi mendasar seperti hal filosofis mesti dibahas. Seperi beberapa nilai kehidupan semisal berjuang keas demi kehidupan keluarga dan diri sendiri walaupun tindakan berjudi dan berhutang adalah hal yang tidak dapat dinilai baik namun itu memilki makna sendiri dalam hidupanya. Kasih sayang yang tak terhingga kepada anaknya disamping kejaran penagih hutang menghantui.


Tak lupa, penulis juga membuat review untuk pertunjukan lainnya dari Teater Kejar Tayang. Penampilan dari kelompok mereka ditutup dengan Repertoar Hujan #2 yang berjudul Hikayat Ganja Mara yang ditampilkan oleh aktor, sutradara dan penulis Saiful Wazien. 


Pertunjukan mengisahkan kehidupan Ganja Mara yang diberitakan oleh pencerita. Dikisahkan oleh pencerita bahwa Ganja Mara dilahirkan oleh ibunya seorang diri, yang mana ibunya ditamoilkan sangat menyayangi anaknya dengan senantiasa bersenandung dan mendoakan hal kebaikan pada anaknya.


Seiring waktu berbagai hal terjadi hingga Ganja Mara dihanyutkan dan mendarat disebuah tempat tak berpenghuni. Tanpa diduga, sepertinya untuk menemani kehidupan Ganja Mara, datanglah seseorang yang menemani kehidupan Ganja Mara hingga tumbuh dewasa. Ketika dewasa ia diminta berlayar sendiri dan mendarat dis sebuah pulau lalu bertemu seseorang yang tak lama menjadi istrinya dikemudian hari. Tak diduga hubungan mereka tidak disukai rakyat dan juga istana, hingga mereka diusir. Diakhir cerita ia berada diposisi rakyat karena dirinya tak mau melawan kehendak rakyat.


Telaah pada pertunjukan dapat dibaca dengan gambaran bahwa pertunjukan dapat dibaca sebagai berikut: Plot pertunjukan bergaya linear berlangsung dari awal hingga akhir tanpa sedikitpun bolak-balik. Gaya dan genre dapat digambarkan sebagai pertunjukan Realisme dan genre Tragedi, dapat dilihat dari kisah yang diceritakan merupakan peristiwa kehidupan yang dapat dicerminkan di kehidupan nyata.


Perihal mengesankan mengenai pertunjukan adalah nyanyian aktor yang merdu, kisah kehidupan Ganja Mara yang begitu menyayat hati dari ia semasa kecil dihanyutkan dan pada masa dewasa harus mencari kehidupan sendiri hingga berkelana ke negeri orang dan kegagalan hubungannya. Sisi lemah yang dapat dilihat dari penulis sendiri ketergesaan yang ditampilkan yang mana alur cerita yang begitu cepat dan penonton sendiri tidak dapat menikmati pertunjukan dengan seksama. Memang dari segi dramatik itu dapat disangka bahwa dari dramatik pertunjukan tertata cukup baik namun hal itu tidak dapat dikesampingkan.


Pertunjukan yang berakhir dengan kegelapan dan tiada terang lagi, dapat menjadi penanda lain bahwa berakhirlah pagelaran hari pertama Pekan Apresiasi Teater 7. Esok hari gelaran acara akan dihiasi beberapa pertunjukan dan Master Class, Workshop, Sesi diskusi yang Jumat akan digelar hingga pukul 22.00. (Rifky Luthfi Ananda)

Ads