Advertisement
Oleh Sabrina Indriani*
“Squaker’s Mate” adalah salah satu karya terkenal dari Barbara Baynton, yang dikenal karena kemampuannya menggambarkan pengalaman perempuan di pedesaan Australia pada akhir abad ke-19. Mengisahkan seorang perempuan tangguh yang tidak diberitahu namanya oleh penulis, yang hidup bersama pasangan laki-lakinya yang bernama Squeakers.
Barbara Baynton (1857-1929) adalah seorang penulis wanita Australia yang berpengaruh pada masanya. Lahir di New South Wales, ia terlahir dari keluarga yang miskin. Setelah menikah Baynton pindah ke pedesaan, yang dimana ia merasakan sendiri kesulitan hidup di daerah terpencil. Pengalaman ini sangat mempengaruhi karya-karya nya.
Gaya penulisannya sering kali menampilkan realisme yang tajam dan pengamatan mendalam terhadap psikologi karakter. Baynton berusaha menyoroti kehidupan sehari-hari dan kesulitan yang sering diabaikan dalam narasi sastra pada zamannya. Baynton dianggap sebagai salah satu penulis realis paling tinggi dalam sejarah sastra Austalia. Karya ini sering dianggap sebagai contoh penting dari sastra Australia awal yang berfokus pada pengalaman perempuan.
Dalam “Squaker’s Mate” karya Barbara Baynton, cerita ini mengeksplorasi kerasnya kehidupan kehidupan bagi wanita di pedesaan Australia, yang dimana karakter wanita tangguh bernama Mate, berjuang untuk bertahan hidup. Pada suatu ketika Mate mengalami pengkhianatan yang mendalam dari suaminya, hanya karena Mate mengalami kecelakaan dan membuat ia menjadi lumpuh. Melalu Mate. Baynton menyoroti kekuatan dan ketangguhan wanita yang sering terpinggirkan dalan masyarakat patriarki
Barbara Baynton |
Salah satu tema utama dalam cerita “Squaker’s Mate” adalah kekuatan dan ketangguhan perempuan. Meskipun ia dikelilingi oleh lingkungan yang keras dan tidak bersahabat, dia menunjukan kemampuannya untuk bertahan. Ketahanan ini tidak hanya fisik, tetapi juga emosional. Dia berjuang melawan perasaan putus asa, mencari cara untuk menghadapi keadaan yang sulit dan mempertahankan integritas dirinya.
Jadi cerita ini terjadi karena untuk menunjukan ketidakadilan gender yang dialami oleh perempuan dalam lingkungan patriarki. Barbara Baynton ingin mengungkapkan bahawa perempuan hanya bisa dipandang ketika mereka berguna, tetapi ketika mereka lumpuh, cacat, dan tidak berguna, laki-laki akan dengan cepat pergi meninggalkannya.
Menurut saya alur dari cerita ini cukup tergambar jelas karena penulis menggunakan alur maju, situasi dalam cerita cukup tersampaikan. Saya juga belum mendapatkan amanah yang terkandung dalam cerita, "Apakah sebagai perempuan kita tidak perlu berusaha keras karena lelaki tidak akan menunjukkan perubahan?" (Dari)
Menurut saya, bagian akhirnya sedikit nanggung, tapi secara keseluruhan saya suka, saya suka karena saya feminist, jadi saya suka awal ceritanya sampai habis yang perempuannya mandiri dan bisa bekerja tanpa bantuan seorang laki laki. (Abel)
Ceritanya bagus, apalagi tokoh perempuan yang digambarkan awalnya kuat, dan mandiri, di akhir cerita dibuat menjadi wanita yg putus asa karena cedera yg dialaminya dan pengkhianatan dari si suami. (Bubble Gum)
*Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya