Preksanatya Bertajuk "Cipta Karya Dalam Ruang Asa": Kolaborasi Teater Kidung USF dan Tari USF -->
close
Pojok Seni
12 September 2024, 9/12/2024 01:03:00 PM WIB
Terbaru 2024-09-16T11:26:48Z
eventMedia PatnerUlasan

Preksanatya Bertajuk "Cipta Karya Dalam Ruang Asa": Kolaborasi Teater Kidung USF dan Tari USF

Advertisement

Pojok Seni/Surakarta - Unit Seni dan Film merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa yang berdiri di Universitas Muhammadiyah Surakarta sejak tahun 1979. Unit Seni dan Film juga bergerak di bidang kesenian dan keorganisasian yang didalamnya terdapat 5 Subunit. Pertama Sub-unit Teater Kidung, yaitu Subunit yang bergerak dibidang seni pertunjukan drama teater dengan menuangkan segala ekspresi serta mengembangkan potensi seni mahasiswa. Kedua Sub-unit Musik USF, yaitu Subunit yang bergerak dibidang seni musik, adapun pembuatan karya-karya musik original dengan unsur autentik dari Musik USF, selain itu Musik USF juga melahirkan band-band kecil yang berproses untuk menciptakan karya musik original dengan bermacam- macam genre. Ketiga Sub-unit Tari, yaitu Subunit yang bergerak dibidang seni pertunjukan tari dengan membuat garapan tari original serta musik tari original yang didukung oleh Musik USF. 


Keempat Subunit Ciprat, yaitu Subunit yang bergerak dibidang seni rupa tidak hanya lukisan dan gambar tetapi berbagai teknik atau metode karya yang dihasilkan oleh Sub-unit Ciprat USF. Kelima Subunit Sastra dan Film, yaitu Subunit yang bergerak di bidang Film dan Sastra, biasanya Subunit SASFI berproses pembuatan film pendek mulai dari naskah atau script hingga editing film dari Subunit SASFI. Sastra yang ada di Subunit SASFI adalah pembuatan karya puisi yang didokumentasikan. 


Pada kesempatan kali ini Sub-unit Teater Kidung dan Tari USF berkolaborasi mempersembahkan pertunjukan yang didukung oleh Unit Seni dan Film Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pertunjukan  ini dilaksanakan pada Senin, 23 September 2024 di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah. 


Teater Kidung mengangkat sebuah isu masalah keluarga yang gelap dengan membawakan sebuah naskah adaptasi yang berjudul “Titik Titik Hitam” Karya Nasjah Djamin pada tahun 1962. Terdapat sebuah atap dengan hubungan terlarang yang membuat suatu cerita menjadi hitam dikeluarganya. Hubungan terlarang ini dilakukan oleh Hartati merupakan istri dari Adang, yang berselingkuh dengan Trisno merupakan adik Adang. Adapun seorang Ibu yang selalu sabar dengan menamkan kepercayaan terhadap Tuhan kepada anaknya, tetapi anaknya yang selalu kolot bahkan tidak mau dengar apa yang diucapkan oleh ibunya, sehingga terjadi pertengkaran hebat dan menghancurkan keharmonisan keluarga. 


Hartati jatuh sakit, ketika mengetahui adiknya yaitu Rahayu menyukai Trisno kemudian mereka berdua pergi meinggalkan rumah selama 10 hari. Kondisi Hartati yang jatuh sakit selalu ingin menyerah dari kehidupan, hingga mengabaikan orang-orang disekitar dan keinginannya hanya bertemu dengan Rahayu. 

 

Ketertarikan sutradara dalam naskah ini adalah sebuah isu keluarga, dengan harapan setiap anak dan orang tua memiliki hubungan dekat yang baik, tidak ada yang dibandingkan, selalu memberikan ruang untuk pulang. Sebagai seorang suami dan istri juga berusaha saling mengerti, tidak untuk mengesampingkan yang seharusnya prioritas. Mencegah adanya suatu masalah yang timbul pada keluarga, memperhatikan mulai daril hal-hal kecil hingga yang besar pada lingkungan keluarga.  


Penampilan tari kontemporer yang dibawakan oleh Sub-unit Tari Unit Seni dan Film


Mengangkat tema mengenai bagaimana sebuah proses itu berjalan di jalannya masing-masing. Tidaklah sama proses setiap orang untuk menuju sebuah tujuan yang diinginkan. Terkadang berbagai macam rintangan seperti naik turunnya ritme kehidupan juga mempengaruhi bagaimana seseorang itu mencapai tujuannya. Langkah, hentakan kaki yang mengalir lambat juga cepat menjelaskan bagaimana perbedaan proses dari setiap orang. Setiap pergolekan tubuh menandakan bagaimana seseorang 

itu menghadapi rintangannya. Penjiwaan yang ditekankan melihatkan betapa sulitnya mereka untuk survive dalam hidup. Alunan lagu kontemporer yang naik-turun, cepat-lambat menambah kesan tujuan dalam pementasan kali ini. Juga kebebasan para penari yang bergerak mengikuti alunan lagu.  


Langkah, merupakan karya garapan tari oleh Nonik Retno dengan pemusik Rais Atma yang diekspresikan oleh 4 penari, Lia, Rengga, Cahya, dan Martha. Memiliki latar belakang yang melihat bagaimana berjalannya dinamika kehidupan setiap orang berbeda-beda. Dibawakan oleh 4 penari dengan maksud lebih menjelaskan bagaimana mereka melangkah di jalannya masing-masing. Garapan ini memiliki adegan per-scene juga kelompok yang menambah arti dari tarian itu sendiri.

Ads