Advertisement
Pojokseni/Manado - Bukan sebuah yang kebetulan dua buku karya Mauritz Tumandung, yang terbit dan dipublikasikan pada tahin 2024 ini, adalah buku referensi penting dan harus dimiliki oleh pegiat kplimyang, penikmat kolintang dan utamanya pelatih musik kolintang, dan utamanya lagi, pelatih kolintang pemula.
Buku ini bisa menjadi awal mula kita mengenal kolintang dan seterusnya diharapkan mencintai dan 'memiliki' kolintang itu.
Buku pertama penulis berjudul pedoman pelatih pemula AMKK merupakan wujud eksostensi beliau dalam bermusik kolintang.
Buku ini menjadi dasar untuk bisa menjadi pelatih pemula. Di dalamnya kita akan temukan macam-macam cara menjadi pelatih pemula. Maka mari kita belajar untuk mempersiapkan diri agar bisa menjadi pelatih yang matang.
Ssmentara buku kedua penulis semakin menarik. Didalamnya diuraikan bahwa dalam membangun karier di dunia industri kreatif seperti dunia seni, sangat membutuhkan perspektif artistik, ketrampilan teknis, sikap profesional dan jiwa enterpreneur. Penulis meyakini bahwa tidak ada satupun seniman yang akan kehilangan nilai kehidupan mereka ketika mereka benar-benar terjun ke dunia seni secara penuh.
Benar saja, profesi seniman menjadi sebuah profesi yang katakanlah gampang-gampang susah. Namun demikian, beliau yang sudah puluhan tahun menggeluti dunia in, bahkan ditempat yang jauh dari tempat kelahiran kolintang itu, yakni Jakarta, beliau selalu concerned dalam membangun kolintang itu.
Oleh karena itu, pada akhirnya kita harus memahami bahwa literasi seni penting, karena seni memiliki peran yang signifikan dalam ekspresi budaya dan pemahaman dunia. Ini memungkinkan individu untuk mengalami dan berkontribusi pada keberagaman ekspresi seni dan memahami beragam perspektif budaya dan estetika.
Sejalan dengan itu, Literasi seni memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia. Melalui dunia seni budaya, masyarakat akan mengenal tentang sejarahnya sekaligus berusaha membangunnya dengan cara-cara yang kreatif, termasuk mengenal kolintang..Bandingkan Seperti apa yang kita rasakan sekarang, di mana seni semakin diperkuat dan memperkuat peradaban.***
