Ulos Batak: Makna dan Fungsinya -->
close
Adhyra Irianto
09 July 2024, 7/09/2024 04:39:00 AM WIB
Terbaru 2024-07-08T21:42:05Z
Artikel SponsorSeniUlasan

Ulos Batak: Makna dan Fungsinya

Advertisement
Ulos Toba Makna dan Fungsinya
Kain ulos (sumber gambar: kemdikbud.go.id)

PojokSeni - Tahun 2014 lalu, Ulos (kain tradisional khas suku Batak) ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia. Tahun 2015, tanggal penetapannya (17 Oktober) ditetapkan sebagai hari Ulos nasional. Tahun 2024, ulos diusulkan menjadi warisan budaya tak benda dunia ke UNESCO. 


Ulos telah ada sejak abad ke-14, saat itu alat tenun tangan dari India masuk ke Indonesia. Dengan alat tenun itulah, ulos tercipta. Ulos disebut awalnya dibuat sebagai penghangat tubuh, karena unsur panas dibutuhkan untuk hidup di wilayah Samosir yang dingin. 


Matahari, api, dan ulos adalah "sumber panas" bagi suku Batak. Daerah lahirnya kain ulos, yakni Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, saat ini memiliki area seluas 16 ribu persegi yang disebut "kampung ulos".


Seiring waktu berjalan, tercatat telah lebih dari 600 tahun ulos hidup bersama masyarakat Batak Toba, hingga hari ini menjadi kain kekayaan budaya Indonesia. Sepanjang perjalanan waktu, kreativitas manusia selama ratusan tahun itu menjadikan ada banyak jenis ulos yang lahir. 


Selain itu, ulos saat ini juga sudah didesain menjadi jas, kemeja, sarung, dan selendang. Tidak hanya dari segi fungsi, tapi ulos juga telah menjadi falsafah bagi suku Batak.


ulos batak
(Ulos batak, sumber gambar: Pinterest)

Pemaknaan pada ulos sudah semakin dalam, sebagaimana penenun menanamkan makna ke dalam ragi (corak/pola) ulos dan warnanya. Karena itu, warna-warna dan ragi ulos saat ini mulai memiliki makna adanya kehadiran yang ilahi di kain tersebut. 


Tinambunan (2023) berpendapat bahwa ulos tidak hanya digunakan untuk "sekedar" menghangatkan tubuh dari dingin, tapi menjadi semacam penanda sosial dan tatanan hidup. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya berbagai jenis ulos yang ditujukan untuk "jenis" orang berbeda. 


Misalnya, untuk pasangan yang baru, dan istrinya hamil 7 bulan, maka orang tuanya akan memberikan ulos yang disebut "bintang mangatur". 


Bila nanti bayi itu baru lahir, terutama anak pertama, maka akan dipakaikan ulos (diuloskan). Maka, jenis ulos yang digunakan adalah "ragi mangiring" (corak menuntun) karena diharapkan anak tersebut bisa dituntun menjadi seorang anak yang baik, dan menjadi contoh bagi adik-adiknya nanti.


Ketika anak tadi telah bertumbuh dewasa, anak itu akan menikah. Maka, akan ada acara yang disebut mengulosi atau mengenakan ulos yang dilakukan pihak keluarga perempuan pada laki-laki. Ulos yang digunakan adalah "ragi hela", yang berarti corak menantu. 


Hela berarti menantu, karena itu ulos ini diberikan keluarga pengantin perempuan pada menantunya. Ulos lain yang digunakan untuk pernikahan adalah "ragi hotang", namun ada hal tertentu untuk penggunaan ulos jenis ini, lantaran termasuk ulos yang mewah.


Lalu, bila anak itu nantinya meninggal, jenazah akan ditutup dengan kain ulos. Ulos yang digunakan adalah "ragi saput". Saput berarti "pembalut/penutup" yang ditujukan sebagai penutup jenazah terakhir kalinya. 


Sedangkan pada pasangan yang ditinggalkan mendiang, akan diberikan ulos bernama "sibolang" sebagai penutup kepala.


Juga masih banyak jenis ulos yang ditujukan untuk acara tertentu lainnya. Itu berarti, ulos saat ini tidak sama dengan ulos di abad 14 lalu. Ulos hari ini sudah tidak ditujukan sekedar sebagai penghangat badan lagi. 


Sudah terlalu banyak hal-hal yang masuk ke dalam proses pembuatan ulos, menjadikan semakin banyak pula pemaknaan terhadap ulos (Melay & Tugiman, 2018). Ulos saat ini sudah menjadi warisan budaya yang tak ternilai, memiliki daya ikat dalam sosiokultural warga setempat.


Tentunya, bila Anda sedang berencana untuk berkunjung ke Sumatera Utara, maka membeli ulos mesti menjadi hal yang wajib Anda lakukan. Apalagi, bila Anda ingin berkunjung ke Danau Toba, maka Anda bisa datang ke Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. 


Selain mendapatkan pemandangan indah dari Danau Toba, Anda juga menemukan toko-toko yang menjual ulos sebagai cenderamata dengan harga mulai dari Rp85.000 sampai Rp100.000 per lembar. 


Kabupaten Toba dan Kabupaten Samosir (sebelumnya Kabupaten Toba Samosir) dikenal sebagai sentra pengrajin tenun ulos, di mana industri tenun ulos sebagai industri rumah tangga menjadi salah satu andalan di daerah ini (Sitanggang, Purba, & Tumangor, 2022)


Namun, karena udara di Balige, Kabupaten Toba itu cukup dingin dengan rata-rata harian 21°Celcius (suhu terendah bisa mencapai 16°Celcius) maka persiapkan juga obat-obatan yang diperlukan. Atau, Anda bisa membeli obat-obatan di Balige. 


Tapi, jangan sembarang minum obat, Anda bisa berkonsultasi masalah obat-obatan dengan Persatuan Ahli Farmasi (Pafi) Toba Samosir di Balige, atau akses websitenya di https://pafitobasamosir.org/.


Referensi:


  1. Tinambunan, Edison RL. 2023. Ulos Batak Toba: Makna Religi dan Implikasinya pada Kehidupan dan Estetika. Forum, Filsafat dan Teologi. Vol. 52, No. 2, 2023Doi: 10.35312/forum.v52i2.583
  2. Sitanggang, R. M., Purba, E., & Tumanggor, B. (2022). Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Industri Rumah Tangga Pengerajin Tenun Ulos Di Kabupaten Samosir. Jurnal Ekuilnomi, 4(2), 104–115. https://doi.org/10.36985/ekuilnomi.v4i2.442
  3. S, R., Melay, R., & Tugiman. (2018) Makna Simbolik dan Fungsi Ulos Masyarat Batak Toba Kabupaten Samosir. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan , 5 (1), 30–39

Ads