Diskusi Performatif: Minum Kopi Sembari Tengok ke Belakang dalam Festival Pasca Penciptaan ISI Surakarta -->
close
Adhyra Irianto
09 July 2024, 7/09/2024 08:00:00 AM WIB
Terbaru 2024-07-09T01:00:00Z
eventMedia Patnerteater

Diskusi Performatif: Minum Kopi Sembari Tengok ke Belakang dalam Festival Pasca Penciptaan ISI Surakarta

Advertisement

Pojok Seni/Solo - Dalam rangka Festival Pasca Penciptaan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang berlangsung pada tanggal 12-14 Juli 2024, yang menghadirkan karya-karya dari; 

  • Dr. Agus Sunandar, S.Pd., M.Pd., 
  • Dr. Nurul Hidayati, S.Pd., M.Sn., 
  • Dr. Rosmala Sari Dewi, S.Sn., M.Sn., 
  • Eko Supendi, S.Sn., M.Sn., 
  • Dr. Daryono, S.Kar., M.Hum., 
  • Dr. IGP Wiranegara, M.Sn., 
  • A. Tony Trimarsanto, M.Sn., 
  • Subiyanto, M.Sn., 
  • Dr. Rachman Sabur, 
  • Gunarto, S.Sn., M.Sn.,  
  • Dr. Muhammad Fauzi, S.Ds., M.Ds., 
  • Dr. I Wayan Setem, S.Sn., M.Sn., 
  • Dr. Sigit Purnomo Adi, S.Sn., M.Sn., 
  • Theresia Agustina Sitompul, S.Sn., M.Sn., 
  • Mutiara Dewi Fatimah, S.Sn., M.Sn


Bertempat di Gedung Teater Kecil, Teater Besar, Teater Kapal Kampus ISI Surakarta, dan Pendopo Pura Mangkunegaran, secara gratis, digawangi oleh Dr. Dr. Eko Supriyanto, S.Sn., M.F.A., dan Pascasarjana ISI Surakarta, didukung Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 


Juga diikutsertakan di dalam serangkaian tersebut yakni gelar karya sidang terbuka pertanggungjawaban disertasi karya seni promosi Doktor ISI Surakarta atas nama Hoirul Hafifi, yang lebih diketahui sebagai Arung Wardhana Ellhafifie, dengan panggilan Arung.


Sebelum pertunjukan tersebut berlangsung; lebih dulu dilangsungkan Festival Pasca Penciptaan: Show Brain 2024, dengan narasumber Ahmad Mahendra (Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek), Prof. Dr. Bambang Sunarto, S.Sen., M.Sn. (Pascasarjana ISI Surakarta), Prof. Bambang Sugiharto (Guru Besar Fakultas Filsafat Unpar Bandung), Dr. Agus Sunandar, S.Pd., M.Sn. (Dosen Desain Mode Fakultas Vokasi UNM-Fashion Designer), Theresia Agustina Sitompul, S.Sn., M.Sn. (Dosen Seni Rupa ISI Surakarta), Gunarto, S.Sn., M.Sn. (Seniman), pada hari Sabtu, 13 Juli 2024, Pukul: 09.00 - 13.00 WIB, Teater Kecil ISI Surakarta, yang dilanjutkan karya Arung.


Tentang Karya Arung; Diskusi Performatif, minum Kopi Sembari Tengok ke Belakang


Dramaturg ke Dramaturg


Judul karya yang dimaksud “Diskusi Performatif: Minum Kopi Sembari Tengok ke Belakang (Dramaturgi ke Dramaturg)”, yang rencananya dilangsungkan dari pukul 15.30-20.00 WIB, dari jalan depan ISI Surakarta yang disebutnya sebagai site-specific 1, 2, 3, 4, hingga 5 (Eden Park), sebagai ruang yang terkait dengan ketubuhannya merupakan sebuah kerja studio yang heterogen, dan tidak semua orang sejak awal menyadari bahwa ini merupakan produk medan pasca-seni. 


Arung berupaya menganalisis psikologi diri sendiri seperti Carl Gustav Jung—seolah-olah itu sudah menjadi obsesi proyek ambisiusnya. Penciptaan ini merupakan riset dengan menjadikan proses kelangsungan hidup entitas yang bergantung pada kapasitas refleksi diri, untuk menghasilkan penalaran kritis bagi dirinya sendiri dan masyarakat seni, dan non-seni, yang dituju.  


Arung juga berupaya memanfaatkan kemajuan evolusioner dalam psikologi sebagai landasannya; sebagai landasan budaya; gagasan-gagasan yang membentuk dirinya menjadi tindakan-tindakan yang mudah diingat oleh khalayak luas yang disebarkan dan diedarkan melalui dokumen-dokumen dan arsip-arsip, yang direkonstruksi, direpresentasikan, dan di-copy paste atau di-reenactment dalam beberapa tindakan berdasarkan dokumen dan arsip yang dipresentasikan.


Arung juga menjelaskan tema global pertunjukan ini adalah trauma sebagai titik tolak utama gagasan yang diangkut dari alam bawah sadar kolektif, sehingga membuatnya mencoba menyadari betapa terbatasnya ekosistem yang membangunnya sebagai hubungan sebab-akibat kekerasan, lingkungan, blater, dan ketidakmampuan kota dalam melihat wacana colonialism masa lalu, serta melihat kemajuannya, yang mempunyai dampak besar terhadap perkembangan warga potscolonial. Khususnya terhadap dirinya ikut menambah beban traumatic tersebut, terus diolah dan dikelola untuk mempertanyakan hal tersebut secara kritis.


Hal lainnya sesuai dengan penjelasan Arung; ketidaksadaran kolektif yang disebut Jung dan kajian postcolonial tentang kota yang disebut Upstone berfungsi sebagai alat dan bahan kerja studio untuk mengungkapkan secara kritis situasi dan kondisi yang dianggap terjadinya kesewenang-wenangan. Kedua kajian tersebut juga memperluas pengetahuan Arung untuk mempelajari kajian lainnya seperti kajian feminis atau pro-feminis; semakin menambah pengetahuan dalam menawarkan paradigma alternatif yang luas terkait dengan sistem kota di Bangkalan dan Banyuwangi, yang cenderung terlihat menerapkan kolonial bagi masyarakatnya.


Hal lainnya, dramaturgi biografi seiring kerja studio, diubah sebagai perluasan sebagai fondasi yaitu dramaturgi selamatan; struktur operasi layaknya selamatan penghuni baru di sebuah kota yang baru. Bukan sekadar identifikasi kompleksitas dan intertekstualitas dalam konsep diskusi performatif, namun perpindahan lokasi tempat tinggal menjadikan dramaturgi yang mendasarinya ikut berubah dan adanya “kehendak” migrasi sebagai prinsip pengorganisasian penulisan hasil riset dan penciptaan sebuah pertunjukan dengan melacak site-specific yang dimaksud.


Untuk informasi ini dapat silakan update Instagram @isi_surakarta @kemendikbud.ri @budayasaya @pusbangfilm @ekopece, dan @arungwardhanaellhafifie

Ads