Mengenal Profesi Seniman Kolintang dan Tantangannya -->
close
Pojok Seni
08 June 2024, 6/08/2024 08:00:00 AM WIB
Terbaru 2024-06-07T19:20:58Z
Artikel

Mengenal Profesi Seniman Kolintang dan Tantangannya

Advertisement
Seniman kolintang dan tantangannya


Pada pertengahan Mei 2024, seorang seniman kolintang yang bergerak dalam kesenian kolintang di Jakarta, sekitar 20 tahun terakhir, Mauritz Tumandung, S.Pd., menelorkan sebuah karya yang bagus untuk menjadi bahan bacaan semua orang. Seniman More adalah sosok yang telah menelorkan beberapa buku yang terkait dengan bidang yang dia tekuni, yakni musik kolintang. 


Sekira setahun yang lalu, beliau menelorkan sebuah buku berjudul Pedoman Dasar Pelatih Pemula AMKK (2023). Saat ini beliau menelorkan satu buku lagi, dengan judul Profesi Seniman Kolintang dan Tantangnya (2024). 


Dalam kata pengantar buku beliau menegaskan bahwa: “Saat ini, membangun karier di dunia industri kreatif seperti dunia seni, sangat membutuhkan perspektif artistik, ketrampilan teknis, sikap profesional dan jiwa enterpreneur. Penulis meyakini bahwa tidak ada satupun seniman yang akan kehilangan nilai kehidupan mereka ketika mereka benar-benar terjun ke dunia seni secara penuh.” Benar saja, profesi seniman menjadi sebuah profesi yang katakanlah gampang-gampang susah. Namun demikian, beliau yang sudah puluhan tahun menggeluti dunia in, bahkan ditempat yang jauh dari tempat kelahiran kolintang itu, yakni Jakarta, beliau selalu concerned dalam membangun kolintang itu. 


Sejalan dengan itu, mengapa kita perlu membicarakan kolintang bahkan selanjutnya memahami bahwa profesi seniman kolintang itu banyak tantangannya, adalah supaya kita mengetahui bahwa keseriusan, kecakapan dan sikap tahan banting, perlu juga ada dalam diri si seniman kolintang. 


Masih dari kata pengantar bukunya, beliau kembali menegaskan: “Seniman kolintang masa kini, dituntut untuk memiliki jiwa profesional. Maka buku ini penulis torehkan sebagai bagian untuk memahami bahwa sikap profesional adalah sesuatu yang penting bagi seorang seniman. Manakala itu diabaikan, maka seniman kolintang tidak akan menyentuh kedalaman dari musik kolintang itu. Sehingga, atas dasar itu jugalah, buku kedua penulis ini akan mengurai tentang apa itu seniman kolintang sebagai profesi dan seorang seniman harus mengerti dan memahami bahwa banyak sekali tantangan yang dia butuhkan di tengah perkembangan musik secara global.” 


Oleh karena itu, mari kita menciptakan sebuah pemahaman bahwa profesi seniman kolintang harus menjadi sebuah profesi yang penuh tantangan, tapi sejalan dengan itu, memiliki prospek yang cerah terutama untuk pengembangan musik kolintang sehingga diakui dunia. ***

Ads