Advertisement
Pojok Seni - Manajemen berarti pengaturan. Pengaturan itu berasal dari sebuah proses yang diatur. Bagaimana aturan itu bekerja?
Aturan itu diatur dengan urutan dan fungsi-fungsi dari manajemen tersebut. Secara sekilas, Anda bisa membaca tentang manajemen pertunjukan seni di artikel ini: Pengertian, Penerapan dan Tujuan Manajemen Pertunjukan Seni.
Namun, yang akan diulas dalam artikel ini adalah bagaimana bila bekerja mempersiapkan pertunjukan tanpa manajemen?
Manajemen pertunjukan seni ditujukan untuk membangun koordinasi lintas departemen, hubungan antara para pekerja, aktor dan kru, dan lain-lain. Tanpa manajemen, maka koordinasi tersebut akan serampangan. Maka, tujuan utama menciptakan sebuah pertunjukan yang menarik akan menjadi gagal.
Dalam sebuah pertunjukan teater, bisa dikatakan bahwa departemen terbagi menjadi dua bagian besar; produksi dan artistik.
Departemen produksi dipimpin oleh pimpinan produksi. Sedangkan depertemen artistik dipimpin oleh sutradara. Biasanya, keduanya akan "bekerja" pada seorang produser atau board of director.
Departemen produksi
Departemen produksi bertanggung jawab pada produksi sebuah pertunjukan seni secara utuh. Maka, pekerjaan utama departemen ini adalah melakukan inisiasi pertunjukan, mencari dana dan sponsor, mencari kru, serta melakukan supervisi pada pertunjukan sebelum dirilis ke publik.
Dalam kerjanya, pimpinan produksi (pimpro) akan dibantu oleh tiga orang yakni manajer marketing, manajer gedung, dan manajer pengembangan.
Manajer marketing berhubungan dengan sponsor, donatur, dan sebagainya untuk hubungan dari luar. Sedangkan di dalam, manajer marketing akan berkaitan dengan divisi penjualan tiket dan sebagainya.
Manajer gedung bertanggung jawab dengan penjualan tiket on the spot, pengaturan sirkulasi penonton, memastikan kondisi gedung pertunjukan, jumlah kursi, dan sebagainya.
Sedangkan manajer pengembangan akan terkait dengan promosi, publikasi, pembuatan banner/spanduk, kaitan dengan media patner, dan sebagainya.
Departemen artistik
Departemen artistik dipimpin oleh sutradara atau direktur artistik. Dalam kerjanya, sutradara akan dibantu oleh manajer produksi dan dramaturg. Keduanya akan berhubungan dengan pimpinan desainer, stage manager, penata panggung; cahaya, musik, dekorasi, dan koreografi. Selain itu, juga ada manajer teknikal yang berurusan dengan persiapan properti, kelistrikan, kostum, make-up.
Manajer Produksi, secara umum akan bekerja dengan manajer tekhnikal. Ia akan bertanggung jawab untuk memimpin para kru pembangun (constructing crews) untuk mendirikan latar, lampu, dekorasi, properti, kostum, carps, dan kebutuhan listrik.
Dramaturg akan bekerja sebagai desainer. Apa yang dibutuhkan secara detail untuk memenuhi visi sutradara, menjadi tanggung jawab dramaturg. Dramaturg juga akan bekerja sama dengan manajer produksi. Selain itu, dramaturg juga akan bekerja bersama para penata, mulai dari penata musik, penata cahaya, penata tari, penata make up, dan sebagainya. Tentunya, dramaturg juga akan bekerja sama langsung dengan para performer; aktor, penyanyi, musisi, penari, dan lain-lain.
Untuk eksekusi di lapangan, kerja stage manager menjadi sangat vital, khususnya di hari H pertunjukan. Stage manajer akan menjadi komandan bagi para kru (baik kru pembangun maupun kru panggung). Stage manager juga akan menjadi penghubung antara departemen produksi dan departemen artistik.
Demikian penjelasan singkat terkait manajemen pertunjukan seni. Tanpa penerapan manajemen yang tepat, maka tidak ada penerapan orang yang tepat di tempat yang tepat. Hasilnya, ada orang yang bekerja lebih keras, sedangkan ada yang lain justru bingung apa yang perlu dikerjakan.
Manajemen pertunjukan seni dibutuhkan agar pertunjukan yang baik, sebagai visi bersama, bisa tercapai dan menguntungkan secara finansial.