Advertisement
PojokSeni - Teater Mimbar merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat Universitas di lingkungan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang yang bergerak di bidang kesenian khususnya pada bidang teater dan juga meliputi berbagai macam aliran kesenian tradisional maupun modern yang dapat dirangkai dalam kegiatan sehari-hari ataupun event yang rutin diselenggarakan setiap bulan maupun setiap tahun.
Pada tahun 2023 ini, Teater Mimbar akan membawakan Studi Pentas yang berjudul “SUMBU BASAH”. Studi pentas ini akan dibawakan oleh warga baru 2023 Teater Mimbar UIN Walisongo Semarang, yang akan dipentaskan pada tanggal 19 Desember 2023, yang mana bertempat di Auditorium 1, Kampus 1, UIN Walisongo Semarang. Pementasan ini disutradarai oleh Muhammad Azza Mahmiyya, dan Sauma Wulandari sebagai asisten sutradara. Naskah ini ditulis oleh Muhammad Diaz Najmi Fuaedy, yaitu sebagai warga aktif Teater Mimbar. Naskah ini berasal dari ide sang penulis sendiri dan digabungkan dengan ide sutradara yang berisi tentang keluarga.
Alasan sutradara memilih naskah ini karena pesan yang dibawakan masih relevan dan masih sering terjadi di kehidupan nyata baik di keluarga maupun masyarakat saat ini dan masa-masa pemulihan dari wabah virus covid-19, dimana zaman sekarang untuk mencari pekerjaan yang tidak mudah lagi. Harapannya pada pementasan Studi pentas kali ini adalah sebagai media pembelajaran untuk para penonton dan seluruh tim dan juga warga baru Teater Mimbar terkait dengan pentingnya komunikasi dan empati.
Naskah “SUMBU BASAH” yang dibawakan kali ini berisi tentang keluarga sederhana di suatu daerah di Jawa Tengah, yang dimana keadaan ekonomi keluarga tersebut bisa dibilang menengah ke bawah saat bapaknya meninggal. Keadaan tersebut sampai sekarang mengakibatkan banyak konflik yang terjadi di dalam rumah. Di dalam rumah tersebut berisikan 5 anggota keluarga yang terdiri dari Emak, tiga anak perempuan dan satu anak laki-laki. Huru hara terjadi ketika emak mengalami sakit yang cukup parah dan biaya pengobatan yang mahal sehingga mengakibatkan anak-anak emak harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan rumah dan biaya pengobatan emak.
Namun dengan keadaan yang seperti ini, Lastri sebagai anak pertama harus bekerja apapun agar emak masih dapat berobat, tetapi jalan yang diambil adalah cara yang tidak sesuai dari aturan agama dan norma di lingkungan ia tinggal. Joko sebagai anak laki-laki terakhir dari keluarga pun dituntut kakak-kakaknya untuk pergi merantau keluar kota untuk biaya hidup keluarga dan pengobatan emak.
Konsep penggarapan pada pementasan kali ini adalah Realis. Sebenarnya ada beberapa konsep atau genre dalam pertunjukan teater dan salah satunya adalah Realis. Konsep Realis biasanya mengadaptasi dari berbagai kisah nyata seperti cerita rakyat, legenda ataupun kisah dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk pementasan Realis berusaha untuk menampilkan cerita yang sangat mirip dengan cerita aslinya, baik secara artistik maupun alurnya. Konsep Realis ini lebih menyentuh perasaan, pengalaman, akal atau logika serta bersifat rasional.
Sehingga nantinya para penonton dapat merasakan kejadian saat itu secara langsung, meskipun biasanya cerita yang dibawakan mungkin diangkat dari cerita zaman dahulu. Maka dari itu, tujuan dari penggarapan Studi Pentas “SUMBU BASAH” merupakan sebuah bentuk pengenalan proses penggarapan pentas Teater, serta merupakan sebuah refleksi dari warga baru, atas segala proses pembelajaran yang telah didapatkan selama serangkaian proses menjadi warga Teater Mimbar.