Lakon Odiseus Dalam Pengertian Politik -->
close
Pojok Seni
06 November 2023, 11/06/2023 08:00:00 AM WIB
Terbaru 2023-11-06T01:00:00Z
Artikel

Lakon Odiseus Dalam Pengertian Politik

Advertisement
Orang Orang Menjelajahi Reruntuhan (foto.dok. Denis Zagorodniuc/www.pexels.com)
Orang Orang Menjelajahi Reruntuhan (dok: Denis Zagorodniuc/www.pexels.com)

Oleh  Zackir L Makmur*


Pojok Seni - Pengkhianatan politik, yang sebelumnya saya tuliskan berkaitan dengan kisah Brutus dan Sankuni. Di mana kisah Brutus ini adalah kisah  Marcus Junius Brutus, seorang senator Romawi, dikenal karena terlibat dalam pembunuhan Julius Caesar pada tahun 44 SM. Dalam "Julius Caesar" karya Shakespeare, dia digambarkan sebagai seorang senator yang menghadapi konflik moral dan politik saat berkonspirasi melawan Caesar. (Kompas.com -31/10/2023).


Sedangkan Sangkuni, dalam sebuah epik India kuno, Mahabharata, menceritakan bahwa Sengkuni adalah otak dibalik pengkhianatan politik terhadap Pandawa, sebagai penasihat utama Duryodhana. Dia merancang intrik dan perangkap yang merugikan Pandawa, membalaskan dendamnya terhadap keluarga Kuru, terutama Bisma dan Yudhisthira. (Kompas.com -01/11/2023).


Kemudian kini, saya suguhkan epos Yunani klasik berjudul "Odiseus" atau "Odysseia" karya penyair dan filsuf kuno Yunani, Homer. Dalam epos ini, tersebut salah satu tokoh utamanya adalah: Odysseus (baca: Odiseus). Ia adalah karakter sentral.


Kepribadian dan perjalanan hidup Odysseus (Odiseus) memiliki beberapa elemen yang menggambarkan karakter yang kompleks dalam sastra klasik. Odiseus dikenal pula karena kecerdasan dan kepandaian yang luar biasa. Ia sering dijuluki "Odysseus yang cerdik" atau "Odysseus yang gesit."


Ia adalah seorang pemimpin ulung, ahli dalam strategi. Ia juga dikenal sebagai salah satu pahlawan yang terlibat dalam Perang Troya. Meskipun ia adalah pahlawan yang kuat, Odiseus juga dikenal punya kemampuan diplomasi dalam menghadapi situasi yang rumit.


Odiseus adalah salah satu karakter paling terkenal dalam mitologi Yunani, dan cerita perjalanannya yang epik telah menginspirasi banyak generasi. Ia adalah pahlawan yang dihormati dalam sejarah dan sastra Yunani, dan perjalanan pulangnya menjadi salah satu cerita paling terkenal dalam warisan budaya manusia. Dalam cerita epik "Odiseus" karya penyair dan filsuf Homer –sebuah kisah yang sudah hadir ribuan tahun yang lalu—terungkapkan  bahwa Odysseus melakukan berbagai tindakan tipu muslihat, dan pengkhianatan dalam perjalanannya pulang ke Ithaca.  


Salah satu tindakan pengkhianatan yang paling terkenal, adalah ketika ia bertemu dengan monster Cyclops Polyphemus dan memberi nama palsu sebagai "Nobody" saat dia melarikan diri dari Cyclops.


Memberikan Pelajaran Berharga


Dalam konteks pengkhianatan politik, kisah Odiseus dapat memberikan beberapa pelajaran dan analogi yang relevan. Terdapat elemen-elemen dalam cerita Odiseus yang dapat dihubungkan dengan pengkhianatan politik.  Dalam politik, konspirasi dan pengkhianatan sering terjadi di antara rekan-rekan politik atau individu yang berusaha melanggar kepercayaan dan kewajiban. Bersamaan pula bahwa pengkhianatan politik terjadi ketika individu, atau kelompok, yang sebelumnya mendukung entitas politik, beralih dukungan atau bekerja melawan entitas tersebut. 


Sebetulnya dalam konteks kekinian, bahwa fenomena pengkhianatan politik dapat terjadi dalam berbagai tingkatan politik, dari tingkat lokal hingga nasional. Hal ini dapat pula melibatkan politisi, anggota partai politik, atau pejabat pemerintah. Seringkali ini menciptakan ketidakstabilan politik, dan dapat memengaruhi integritas sistem politik.


Pemahaman tersebut, lebih menariknya lagi, demikian banyak diberikan oleh mitologi Yunani klasik. Beberapa legenda dan mitos yang melibatkan pengkhianatan politik, dan intrik-intrik politik yang menarik, terkemas dalam banyak mitologi Yunani. 


Beberapa dari cerita-cerita ini, mencakup elemen-elemen pengkhianatan dan konspirasi, menjadi cerita-cerita yang menarik dalam warisan budaya Yunani. Antara lain The Trojan Horse (Kuda Troya): Salah satu cerita paling terkenal dalam mitologi Yunani, adalah pengkhianatan yang terkait dengan Perang Troya. 


Juga kisa pengkhianatan Medea. Dalam mitologi Yunani, Medea adalah tokoh yang terkenal karena pengkhianatan dan tipu dayanya. Dia membantu Jason, pahlawan Argonaut, mendapatkan Bulu Domba Emas dengan menggunakan sihirnya. Namun, setelah itu, Medea dan Jason mengalami konflik yang mengarah pada pengkhianatan yang berakhir dengan kematian banyak orang.


Bukan itu cerita konspirasi melawan Theseus. Dalam mitologi Yunani, konspirasi dan pengkhianatan terjadi ketika para anak tiri Theseus mencoba menggulingkannya dari tahta. Mereka merencanakan sebuah intrik untuk membunuh Theseus, dan mengambil alih kekuasaan.


Cerita-cerita ini menggambarkan tema pengkhianatan politik, konspirasi, dan intrik dalam mitologi Yunani yang seringkali melibatkan dewa-dewi, pahlawan, atau makhluk mitos. Mereka juga mencerminkan kerumitan karakter dan dinamika politik dalam mitologi Yunani yang sering menimbulkan konflik dan ketegangan antara individu dan kelompok.


Pertimbangan Dalam Konteks Politik


Sementara itu kisah Odiseus ini telah memberikan inspirasi, dan menjadi bahan pertimbangan dalam konteks politik sepanjang sejarah. Meskipun kisah ini adalah kisah mitos dan epik yang terjadi dalam dunia mitologi Yunani kuno, namun elemen-elemen dalam cerita tersebut memiliki relevansi dan implikasi yang dapat dihubungkan dengan dunia politik. Maka kisah Odiseus telah menginspirasi dan memengaruhi dunia politik.


Di mana Odiseus dikenal karena kepemimpinannya, dan kemampuannya dalam merencanakan strategi. Dalam dunia politik, konsep kepemimpinan dan strategi sangat penting. Para pemimpin politik seringkali mencari inspirasi dalam kepemimpinan yang efektif dan strategi yang cerdik.


Perjalanan panjang Odiseus yang penuh rintangan menggambarkan ketahanan dan kesabaran. Dalam politik, terkadang pemimpin dan negosiator harus memiliki kesabaran untuk mengatasi kendala dan rintangan dalam mencapai tujuan politik.


Saat menghadapi Cyclops Polyphemus, Odiseus memberikan nama palsu sebagai "Nobody." Ini adalah tindakan strategis yang membingungkan musuhnya. Dalam politik, penggunaan strategi identitas atau taktik politik serupa adalah hal yang umum.


Dalam sejarah, tokoh-tokoh politik, penulis, dan pemikir politik seringkali merujuk pada kisah Odiseus sebagai sumber inspirasi untuk strategi politik, kepemimpinan, dan diplomasi. Kisahnya mengilhami gagasan-gagasan tentang ketahanan dalam menghadapi rintangan, kesabaran dalam politik, dan kompleksitas karakter politik.


Meskipun kisah Odiseus adalah mitos kuno, nilai-nilai dan konsep yang terkandung dalam cerita tersebut masih memiliki relevansi dan pengaruh dalam politik modern. Kisahnya adalah contoh bagaimana kisah mitos dapat memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman politik dan kepemimpinan.


Mitos Cermin Dinamika Politik


Meskipun Odiseus adalah mitos kuno, namun elemen-elemen dalam cerita tersebut mencerminkan dinamika politik yang kompleks dan relevan dalam politik modern. Kisahnya dapat menjadi peringatan tentang risiko pengkhianatan politik, dan pentingnya memahami faktor-faktor yang memicu pengkhianatan, serta cara untuk menghadapinya.


Kepentingan kisah Odiseus ini bukan hanya dalam penggambaran petualangan yang epik, tetapi juga dalam karakterisasi yang rumit. Keputusan-keputusan yang ia ambil dan konflik-konflik yang dia hadapi menggambarkan kompleksitas karakter manusia dan situasi kehidupan yang kompleks.


Tentu saja ini memberikan inspirasi yang tak terbatas, untuk memperkaya jiwa. Juga untuk khasanah sastra, seni, dan budaya. Kisah Odiseus menjadi perumpamaan tentang perjuangan, kesabaran, dan kecerdasan dalam menghadapi tantangan kehidupan. 


Secara keseluruhan, Odiseus adalah salah satu karakter paling ikonik dalam mitologi Yunani. Kisah perjalanan pulangnya yang epik, dan kompleksitas karakternya –sangat mungkin-- hidup dalam budaya manusia hingga hari ini. ***


*Zackir L Makmur, pemerhati masalah sosial kemasyarakatan, Anggota Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL), aktif di IKAL Strategic Center (ISC), serta menulis beberapa antara lain buku fiksi “78 Puisi Filsafat Harapan: Percakapan Kaboro dan dan Kinawa” dan non fiksi “Manusia Dibedakan Demi Politik”.

Ads