Kostum Adat Jawa Dalam Resital Musik Klasik Barat: Rachel Nadia & Athaya Hanan -->
close
Pojok Seni
13 November 2023, 11/13/2023 05:14:00 PM WIB
Terbaru 2023-11-16T20:30:13Z
ArtikelMusik

Kostum Adat Jawa Dalam Resital Musik Klasik Barat: Rachel Nadia & Athaya Hanan

Advertisement
Athaya Hanan (biola) dan Rachel Nadia (piano)
Athaya Hanan (biola) dan Rachel Nadia (piano). Foto: Instagram @itsrachelnadia

Oleh: Timothy Sidik Kurniawan*


Dua musisi muda asal Yogyakarta Rachel Nadia (piano) dan Athaya Hanan (biola) berhasil menuntaskan resital pada Sabtu, 28 Oktober 2023 silam. Repertoar yang dimainkan merupakan karya dari komposer seperti Bach, Haydn, Mozart, Schumann, Wienawski dan de Falla. Terdapat suatu konsep menarik pada resital mereka. Meskipun memainkan musik dari komposer barat, Athaya dan Rachel menggunakan kostum adat Jawa, kebaya dilengkapi dengan jarik. 


“Kostum formal barat memang biasa dikenakan saat perform, tapi kita juga punya kostum formal yang khas kita,” tutur Rachel. Suatu akulturasi antara kultur barat dengan kultur Indonesia, khususnya Jawa.


Bila dilihat dari faktor tempat yang dipakai, tampaknya Tembi Rumah Budaya Yogyakarta mendukung adanya pemakaian adat Jawa. Tempat yang terletak di daerah Sewon, Bantul ini berisikan dokumentasi dan informasi mengenai sejarah dan budaya Jawa. Museum etnografi Jawa ini kerap menjadi tempat pertunjukkan musik, terutama pada ruang tengahnya, Bale Pentas Madyosuro. Meskipun hanya dapat menampung sekitar 70 penonton, kualitas akustik ruangan dari Tembi Rumah Budaya ini patut diapresiasi.


Resital musik klasik barat
Rachel Nadia


Resital ini terbagi atas 2 sesi. Sesi 1 dibuka oleh repertoar French Suite No. 2, BWV 813, karya Johann Sebastian Bach. Rachel memainkan keenam gerakan dari repertoar ini, Allemande, Courante, Sarabande, Air, Menuet, dan Gigue. Ia melakukan attacca pada perpindahan antar gerakannya. Menurut Merriam-Webster Dictionary, Attacca (bahasa Italia) memiliki arti suatu instruksi musik di akhir gerakan di mana memulai gerakan berikutnya tanpa jeda. 


Hal ini mengakibatkan terjadinya jeda yang sangat singkat dalam perpindahan gerakannya. Ditambah teknik yang matang dari Rachel, menyebabkan interpretasi mengenai musik zaman Barok tersampaikan ke penonton.


Sesi 1 ini dilanjutkan dengan repertoar Mozart Violin Concerto, No. 3 in G Major, K. 216, Allegro. Suatu repertoar yang sudah sering dibawakan pada setiap resital biola. Athaya memainkan karya ini yang diiringi oleh Utari Isfandini sebagai pengiring pada piano. Setelah itu, sesi 1 ditutup dengan repertoar Novelette Op. 2, No. 8, karya Robert Schumann. Pada karya ini, terdapat ciri khas dari musik zaman romantik, dinamika yang cukup kontras. Rachel cukup menampilkannya pada karya ini.


Sesi 2 dibuka oleh karya dari Henryk Wienawski, Violin Concerto No. 2, in D minor, Op. 22, Romance : Andante non troppo. Tampaknya jam terbang dan pengalaman belajar dari Athaya dapat dibuktikan pada karya ini. Pemakaian teknik shifting era romantik, di mana terdapat sliding dengan sedikit sentuhan glissando. Athaya membuat interpretasi yang personal pada karya ini.


Sesi ini dilanjutkan dengan Haydn Piano Sonata in Eb Major, Hob XVI : 52, Adagio. Lalu sesi 2 ditutup oleh repertoar tingkat tinggi untuk instrumen biola, La Vida Breve : Danse Espagnole, karya dari Manuel de Falla yang dimainkan oleh Athaya dan diiringi oleh Rachel.


Pada bagian akhir resital, terdapat 2 repertoar yang dimainkan di encore. Pada momen encore, dimainkan Rembulan dari komposer legenda Indonesia, Budhi Ngurah dengan format duet biola dan piano. Karya ini dibuat pada tahun 2017, lalu pertama kali dimainkan oleh Oscar Artunes di tahun yang sama.


Setelah itu, terdapat juga Debussy Piano Trio in G Major, Finale, Appasionato yang dimainkan oleh Arané Trio. Arané Trio ini beranggotakan Athaya Hanan (biola), R. Nestasharaji Widyastomo (cello), dan Rachel Nadia (piano). Sebagai informasi, kelompok musik ini meraih Gold pada APCS Classical Festival pada September 2023.


Meskipun terdapat hal-hal yang cukup mengganggu, seperti penonton yang masuk di tengah pertunjukkan. Lalu, cipika-cipiki ibu-ibu di tengah pertunjukkan. Dikutip dari Sukahardjana (2004) pada buku Esai & Kritik Musik, musik klasik barat merupakan musik yang serius. Musik yang penuh konsentrasi untuk para pendengarnya. Akan tetapi, bila dilihat dari tiket yang gratis, hanya perlu reservasi, sangat memungkinkan adanya penonton yang bukan penikmat musik klasik barat. Latar belakang yang beragam dari penonton membuat resital ini semakin multicultural.


Resital musik klasik barat
Dari kiri ke kanan: Athaya Hanan - Budhi Ngurah - Rachel Nadia

Terlepas dari hal itu, besar harapan dari penulis agar semakin banyak resital-resital oleh musisi muda di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Resital ini sebagai sarana untuk unjuk keahlian, kreativitas, serta menambah jam terbang musisi muda yang tentunya sangat dibutuhkan di dalam dunia kerja profesional. Tak hanya itu, adanya resital ini juga cukup mendukung terjadinya suatu koneksi antara musisi yang satu dengan lainnya yang menyadarkan bahwa musisi juga makhluk sosial, membutuhkan orang lain di hidupnya. Sukses untuk musisi-musisi di seluruh Indonesia.



*Penulis merupakan mahasiswa Program Studi Seni Musik, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, seorang pemain biola dan penikmat musik.

Ads