Advertisement
Penemu alat musik saksofon, Adolph Sax |
Pojok Seni - Adolph Sax (1814-1894) atau pemilik nama asli Antoine-Joseph Sax adalah salah satu dari dua "Sax" asal Belgia yang menemukan alat musik saksofon. Ia menemukan alat musik itu bersama ayahnya, bernama Charles Joseph Sax lahir tahun 1791 dan meninggal tahun 1865. Ketika Charles Sax meninggal, Adolph berusia 51 tahun. Tapi, Adolph yang meninggal tahun 1894 di Perancis ini sebenarnya sudah "berpotensi" mati sejak umur 2 tahun. Mungkin ia punya 9 nyawa.
Cerita penemuan alat musik saksofon ini dimulai dari usaha Charles Sax dibantu anaknya, Adolph Sax sebagai pengusaha pengrajin alat musik. Mulanya, alat musik yang dibuat oleh dua ayah-anak ini adalah alat musik berbahan kayu dan logam, juga membuat harpa, piano, dan gitar. Sampai akhirnya Adolph belajar cara membuat alat musik tiup flute dan klarinet di kota Brussel, Belgia. Setelah mahir membuat dua alat musik itu, Adolph memulai kreasinya dengan mengubah bentuk klarinet bass untuk mendapatkan bunyi yang lebih soft dan lembut. Ujung peniupnya dibuat menjadi kerucut, dan bentuknya menjadi seperti huruf J, yang kemudian dikenalkan pada publik dengan nama saksofon (Saxophone).
Alat musik itu menarik perhatian banyak musisi, dan akhirnya terus digunakan hingga hari ini, utamanya musik jazz. Sangat berbanding terbalik dengan Adolph yang ternyat sangat membenci musik jazz.
Belum cukup dengan penemuan saksofon, dua ayah-anak ini terus menciptakan kreasi baru dengan menemukan sejumlah alat musik lain seperti sakhorn, bugle horn, sakso-tromba, hingga saktuba. Alat-alat musik mereka memiliki keunikan dan menarik perhatian banyak orang. Tapi, bukan hanya itu yang menarik dari dua orang "Sax" ini. Khususnya, Adolph Sax, sang anak, pembenci musik jazz yang punya 9 nyawa.
Berkali-kali Hampir Mati
Sebutan "9 nyawa" disematkan ke Adolph bukan tanpa sebab. Sejak umur 2 tahun, Adolph mengalami kecelakaan yang biasanya akan merenggut nyawa korbannya. Tapi, Adolph selamat dan akhirnya menemukan alat musik yang abadi hingga saat ini.
Usia 2 tahun, di mana kesialan Adolph Sax bermula. Adolph kecil bermain di dekat jendela lantai dua rumahnya, lalu terjatuh. Sejumlah tulang di tengkoraknya patah, dan ia mengalami pendarahan hebat. Namun, Adolph kecil selamat dari maut.
Ia tetap hidup seperti anak pada umumnya, hingga usia 6 tahun, tanpa sengaja ia meminum air yang mengandung asam borat (H3BO3). Perlu dicatat bahwa asam borat merupakan pestisida alami yang berbentuk kristal dan tidak berwarna. Ada banyak orang yang langsung meninggal bila terminum asam borat, namun Adolph lagi-lagi selamat.
Tiga tahun kemudian, ketika usia 9 tahun, ia terjatuh dari atas tebing yang cukup tinggi. Meski kakinya patah, namun Adolph masih selamat.
Berkelang 2 tahun, wabah penyakit campak berbahaya menular dengan cepat di Belgia. Adolph yang baru berusia 11 tahun, lagi-lagi, menjadi salah satu korbannya. Tidak kurang dari 9 hari ia tak sadarkan diri, alias koma. Saat orang-orang mengira campak itu akan merenggut nyawanya, di hari ke-10, Adolph bangun dan berangsur sehat kembali.
Apakah sudah selesai? Sepertinya belum. Tiga tahun kemudian, Adolph yang terpeleset ketika naik kereta, lengannya tersangkut di pintu. Usianya masih 14 tahun saat itu, ketika ia harus merintih karena lengannya patah.
Kesialan seperti masih belum lepas dari diri Adolph Sax. Saat ia berusia 19 tahun, ketika melewati areal pembangunan gedung, sebuah batu bata terjatuh dan entah kenapa tepat menimpa kepalanya. Adolph pingsan, dari kepalanya mengucur darah yang cukup banyak. Adolph dilarikan ke rumah sakit. Lagi-lagi, Adolph selamat.
Berkelang 4 tahun, ketika ia baru saja melewati usia 23 tahun. Adolph melihat anggur merah yang sebenarnya sudah tercemar dan mengandung zat berbahaya. Sangat berbahaya, hingga Adolph nyaris kehilangan (lagi) nyawanya setelah meminum segelas anggur tersebut.
Tapi, yah, seperti yang sudah kita ketahui, Adolph punya 9 nyawa. Ia lagi-lagi selamat.
Setelah serentetan musibah yang nyaris merenggut nyawanya sejak usia 2 tahun hingga 23 tahun, Adolph Sax menemukan saksofon bersama ayahnya ketika ia berusia 29 tahun, alias berkelang 6 tahun dari musibah anggur beracun itu.
Fakta paling menarik dari saksofon temuan Adolph Sax adalah, awalnya alat satu ini dibuat dengan sengaja untuk menghadirkan "suara yang mengganggu" (obxious) atau "suara yang menjengkelkan".
Karena itu, awalnya saksofon sangat tidak disukai di Eropa, tempat di mana alat itu diciptakan. Alat satu ini mulai disingkirkan dari orkestra.
Namun, pada akhir abad ke-19, musisi jazz asal Amerika Serikat yang menjadikan alat ini muncul sebagai pilihan bagi solois. Menariknya lagi, saksofon menjadi alat yang sangat tepat untuk band jazz, bukan untuk orkestra. Yah, padahal semasa hidupnya, Adolph Sax sangat membenci musik Jazz.