Advertisement
Terpantik dari permasalahan di lingkungannya naskah “Seniman dan Jalanan” berusaha mengadirkan kedudukan seni teater di masyarakat yang semakin memudar. Menyorotas pendapat masyarakat terkait pertunjukan teater yang kerap dianggap berat, rumit dan sebagainya, Dicky Munyok justru melihat adanya Batasan atas permasalahan ini. Menurutnya terdapat dua hal yang menyebabkan munculnya Batasan tersebut, yaitu anggapan masyarakat terhadap seni teater yang terkesan ribet atas maksud dan tujuannya. Kedua kenyamanan masyarakat sebagai penonton menginginkan hal yang menghibur serta mudah untuk diakses.
Anggapan bahwa pertunjukan teater menjangkau banyak ranah permasalahan sosial, membuat masyarakat enggan dan merasa tidak dapat menikmati seutuhnya. Masyarakat menginginkan pertunjukan yang ringan, penuh tawa dan mudah dicerna. Hal ini menyebabkan teater mulai tergeser dibanding seni pertunjukan lainnya, seperti tari, musik dan lain-lain. Disamping itu kehadiran media film menjadi momok tersendiri bagi kedudukan teater di masyarakat. Tawaran film lebih meyakinkan dibanding pertunjukan teater seperti kemudahan akses, sudut pandang yang luas dan berbagai aspek lainnya. Hal inilah yang menjadi dasar hasrat Dicky Munyok untuk menjadikan pertunjukan “Seniman dan Jalanan” sebagai suatu refleksi bagi masyarakat.
Sutradara sekaligus penulis naskah mencoba untuk menggabungkan berbagai aspek seni pertunjukan dan film, untuk Bersatu dalam pertunjukan ini. Hal ini dilakukan sebagai suatu Upaya untuk menunjukkan kedudukan yang jelas bahwa teater merupakan induk dari segala seni pertunjukan. Pengamatan dapat dilakukan pada pertunjukan teater yang mengandung unsur gerak, musik, lakon, dan rupa. Dengan demikian mengapa teater justru disingkirkan oleh anak-anaknya sendiri?
Gagasan Dicky Munyok sebagai penulis naskah sekaligus sutradara tersebut dibungkus dengan komedi yang ringan agar bisa dinikmati oleh masyarakat secara luas. Komedi yang ditawarkan mengandung isu yang penting jika dilihat dari kaca mata seniman atau pelaku seni. Pertunjukan tersebut juga mengkolaborasikan kesenian yang lain seperti seni rupa, tari, film, dan musik menjadi satu pertunjukan teater. Dalam produksi ini, Teater Jejak berkolaborasi dengan Punkuan Ibu, kelompok band punk yang aktif dalam dunia musik ber genre punk. Harapan dari terselenggaranya pertunjukan ini dapat menarik penggemar diluar teater untuk turut menikmati pertunjukan ini. Dengan diselenggarakannya pertunjukan Seniman dan Jalanan semoga mampu mengembalikan keberadaan seni teater yang sekarang mulai tidak digemari dan tergerser dari masyarakat.
INFO PERTUNJUKAN
Hari, Tanggal : Kamis, 26 Oktober 2023
Waktu : 15.00 WIB dan 19.30 WIB
Tempat : Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah
TIKET SORE (15.00 WIB)
Presale : Rp. 20.000 (6 Oktober – 23 Oktober 2023)
OTS : Rp. 30.000
TIKET MALAM (19.30 WIB)
Presale : Rp. 25.000 (6 Oktober – 23 Oktober 2023)
OTS : Rp. 35.000
Untuk pembelian tiket bisa melalui link berikut:
https://forms.gle/bWiiq7cSFsMrNAgY7
Narahubung:
0878-1860-9251 (Teater Jejak)