Advertisement
Pojok Seni - Akting (realisme) yang baik dan benar, menurut Stanislavsky, adalah akting yang bisa dimengerti (understanding) dan bisa dipercaya (believeble). Dimengerti dan dipercaya hanya bisa dilakukan dengan teknik yang benar, penghayatan yang benar, serta metode yang terstruktur.
Tapi, ada beberapa yang secara psikologis akan mampu membantu seorang aktor menjadi understanding dan believeble di atas panggung. Trik psikologis ini, tentunya tidak akan berjalan dengan baik bila akting yang Anda lakukan tidak tepat takarannya.
Jadi, sebelum membaca sejumlah trik psikologis yang bisa membantu seorang aktor memengaruhi penonton, Anda mungkin perlu membaca sejumlah artikel terkait metode akting Stanislavski di bawah ini:
- Metode Akting Stanislavski: Magic If (Keajaiban Jika)
- Berkenalan dengan "The System" Stanislavsky (Bagian I)
- Berkenalan dengan The System Stanislavsky bagian 2
- 4 Step Kerja Aktor yang Mesti Dilakukan untuk Menubuhkan Karakter dengan Sempurna
- Enam Jenis Aktor Menurut Konstantin Stanislavsky
- Perbedaan mendasar antara Teater Epik Brecht dengan Realisme Psikogis Stanislavsky
- Metode Stanislavsky: Menemukan Rancangan Karakter dalam Pikiran dengan Pertanyaan dan Pembagian
- Prinsip Pelatihan Aktor Menurut Stanislavsky
- Berasal dari Akar yang Sama, Apa Perbedaan Antara Teknik Akting Stanislavsky, Stella Adler, dan Meisner?
- Lima hal salah yang sering dikaitkan dengan Metode Bertindak Strasberg
- Kisah dan Fakta Menarik Tentang Konstantin Stanislavsky
Trik Psikologis di Atas Panggung
Bila Anda telah memelajari teknik akting dengan baik, untuk menunjang akting Anda menjadi lebih believeble dan understanding, sejumlah tambahan trik psikologis ini bisa mendukung pertunjukan Anda.
Peran Protagonis Menggunakan Warna Biru
Warna biru memberi kesan yang adem, lembut, dan damai. Tambahannya, secara psikologis, warna biru membuat seseorang lebih mudah dipercayai dan mendapatkan dukungan. Malkin (1982) mengungkapkan psikologi warna biru yang memiliki efek kepercayaan yang lebih baik dari warna lainnya.
Dengan demikian, memberikan peran protagonis warna biru akan sangat berpengaruh dalam mengarahkan kepercayaan pemirsa pada peran protagonis. Dampak psikologis warna menjadi pertimbangan bagi para penata busana yang bisa dipertimbangkan.
Peran Protagonis Terlihat Tenang Ketika Menghadapi Situasi Konflik
Sering seorang aktor yang terbawa peran akan melakukan akting berlebihan untuk menunjukkan dia sedang dalam masalah yang gawat. Namun, hal itu ternyata mengurangi "kepercayaan" dari pemirsa yang seharusnya memihaknya. Ketenangan, dan seakan-akan berpura-pura semuanya baik-baik saja bisa menjadi pilihan yang paling tepat.
Bila tokoh protagonis tetap berkomunikasi dengan baik, meski lawannya (antagonis) mencoba berkata kasar dan melontarkan hinaan. Tokoh protagonis tidak "meledak" dan mencoba tampak seperti orang yang tetap mencoba bersabar. Itu akan membuat dia tampak sebagai orang yang kuat dan penyabar. Kondisi itu akan menyebabkan kepercayaan pemirsa meningkat.
Jangan Pentas di Hari Senin
Pementasan biasanya digelar di akhir pekan. Namun, beberapa waktu terakhir, pementasan mulai digelar di hari-hari biasa, seperti Rabu, Jumat, sampai Senin. Nah, senin bukan waktu yang tepat untuk pentas. Secara psikologis, hari senin akan membuat seseorang lebih mudah naik pitam.
Sebab, mereka merasa "kebebasannya" terenggut di hari senin. Hari senin adalah hari di mana banyak orang kembali ke rutinitas yang melelahkannya. Karena itu, hindari pementasan ada di hari senin. Penonton Anda di hari itu akan lebih mudah "naik darah".
Itu tadi beberapa trik psikologis yang bisa digunakan untuk membantu pertunjukan lebih mengikat pemirsanya. Nanti, akan ada sambungan artikel ini untuk trik-trik psikologis lainnya yang bisa diterapkan di atas panggung.