Advertisement
Pojok Seni/Lampung - Kelompok seni DianArza Arts Laboratory (DAAL) akan menggelar Festival Nyambai Bayu pada 13-14 Oktober 2023 di Amandadi Riverside bersama puluhan mahasiswa, pelajar, seniman lintas genre dan menghadirkan tokoh tradisi Nyambai Bayu Bandar Lampung.
Founder DAAL, Dian Anggraini, menuturkan, program ini merupakan salah satu bagian dari upaya DAAL untuk mengangkat serta melestarikan seni budaya tradisi yang ada di Provinsi Lampung. Ia menjelaskan, Nyambai Bayu adalah sebuah tradisi kebiasaan daerah Marga Telukbetung Kota Bandar Lampung tepatnya di Tiyuh Tuha Negeri Olokgading. Biasanya tradisi ini muncul saat pesta besar atau pernikahan dalam rangkaian Nguwakhi Begekhok Nayuh Balak. Acara ini biasanya diadakan setelah Gekhok (resepsi pernikahan) selesai dilaksanakan, dalam suasana keakraban dan rasa kemuwakhian.
“Nyambai Bayu atau biasa disebut Nguwakhi (silaturahmi). Ini berasal dari dua kata yaitu nyambai dan bayu. Nyambai asal kata dari sambai artinya saling bertemu, dalam hal ini untuk menjalin kekerabatan saling mengenal lebih dekat satu sama lain, khususnya antar muli-mekhanai dalam sebuah acara. Bayu dalam bahasa Lampung artinya sudah berlalu. Dimana rangkaian Gekhok pesta adat sudah usai dan prosesi Nyambai Bayu baru akan digelar pada malam harinya. Tradisi ini merupakan ruang silaturahmi saling mengenal lebih dekat satu sama lain dan biasanya ada beragam kegiatan seni seperti bersyair sastra tutur, pantun setimbalan, memainkan alat musik dan pertunjukan tari,” paparnya pada Rabu siang (11/10/23).
Dituturkannya, Festival Nyambai yang dilaksanakan DAAL mendapatkan dukungan penuh dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VII dalam bentuk fasilitasi pemajuan kebudayaan tahun 2023. Program ini akan menghadirkan tokoh Nyambai Olokgading Andi Wijaya, tokoh tari Indonesia, Alfiyanto serta komposer kenamaan Armen Suandi guna memberikan paparan dalam bentuk lokakarya bagi para peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa, pelajar serta seniman dari berbagai genre.
“Alhamdulillah dalam program ini, DAAL dibantu secara total oleh BPK Wilayah VII dan ini merupakan sebuah kerja kolaboratif dalam upaya mengangkat serta melestarikan tradisi agar dikenali sekaligus dicintai generasi muda,” ujar dosen Universitas Terbuka ini.
Diakhir obrolan ia menguraikan, selama Festival Nyambai berlangsung akan ada tiga kegiatan utama. Mulai dari lokakarya Nyambai, pertunjukan ragam seni serta pemutaran film dokumenter mengenai tradisi Nyambai. Tidak sebatas itu, melalui festival ini para peserta diharapkan mampu mengenali, membuat dan merevitalisasi tradisi Nyambai sebuah sumber penciptaan karya baru tanpa kehilangan ruh tradisinya.
“Festival Nyambai ini bersifat non komersil, gratis dan bertujuan edukasional. Program ini merupakan bentuk kontribusi konkrit dan tanggung jawab sosial DAAL terhadap pelestarian seni budaya tradisi yang ada Provinsi Lampung,” tandasnya menutup obrolan.