Lakon "Hati-Hati", Pergulatan Eksistensi Manusia untuk Kehidupan Ideal -->
close
Pojok Seni
28 August 2023, 8/28/2023 08:00:00 AM WIB
Terbaru 2023-08-28T01:00:00Z
eventMedia Patnerteater

Lakon "Hati-Hati", Pergulatan Eksistensi Manusia untuk Kehidupan Ideal

Advertisement
Pentas Teater Mimbar UIN Walisongo


Oleh: Teater Mimbar, UIN Walisongo, Semarang.


Teater Mimbar UKM-U UIN Walisongo Semarang akan menyelenggarakan pentas produksi yang ke-10 pada hari Selasa, 29 Agustus 2023 di Auditorium 1 kampus 1 UIN Walisongo Semarang. Pentas produksi merupakan acara tahunan dari Teater Mimbar yang diselenggarakan minimal satu kali dalam setahun. Pentas produksi ke-10 ini mementaskan naskah lakon yang berjudul “HATI-HATI” dan ditulis oleh salah satu anggota aktif dari Teater Mimbar. 


Naskah tersebut ditulis atas dasar pengembangan dari dua naskah yang sudah ada dan juga ditulis oleh anggota aktif dari Teater Mimbar yang lain, salah satu naskah berisi tentang pergulatan eksistensi manusia terhadap kehidupan yang ideal dan kematangan dalam mengambil suatu keputusan dalam hidup.


Naskah “HATI-HATI” menceritakan tentang seorang koruptor kelas berat yang telah meresahkan para lawan dan kawannya sendiri sehingga akhirnya ia dijebak oleh kawannya sendiri untuk dijadikan sebagai percobaan penemuan terbaru dari Profesor X. Adapun Profesor X mengklaim telah menciptakan alat ajaib yang bisa merubah perilaku manusia yang semula buruk menjadi baik, ataupun sebaliknya. 


Di balik itu semua sebenarnya Profesor X mempunyai ambisi pribadi terkait penciptaan alat tersebut yakni merubah seluruh penjahat menjadi orang yang baik (lugu) agar ia bisa memperalat mereka untuk meraih ambisinya.


Pementasan ini diperankan oleh 6 Aktor yang terdiri dari Profesor,Koruptor,Boneka 1,Boneka 2,Boneka 3, dan Dalang. Yang terjadi dalam dua dunia, dunia realis saat peristiwa Profesor Dan Koruptor dan dunia imajiner saat peristiwa 3 Boneka dan Dalang. Dunia realis ini terjadi di ruang laborat yang dimiliki professor, sedangkan yang dalam ruang imajiner terjadi dalam diri si koruptor selama menggunakan alat yang diciptakan oleh profesor. Selama alat itu bekerja terdapat banyak pergulatan dalam diri sang koruptor yang melibatkan tiga nafsu yang saling berkecamuk. Dan pada akhirnya kembali ke diri sendiri untuk mengatur dan menahan nafsu itu.


Jika kita melihat dengan jeli tentang fenomena hari ini, bahwa 'agama' selain dijadikan sebagai tempat pelarian yang aman dan nyaman, juga telah dianggap sebagai 'alat yang canggih' untuk membersihkan citra diri di masyarakat oleh sebagian orang. Hingga akhirnya 'agama' pun makin jarang digunakan sebagai 'petunjuk' untuk mengurai keruh dalam jiwa sebagai bekal untuk melewati jalan panjang yang gelap demi mencapai derajat mulia disisi-Nya. 


Maka tidak mengherankan apabila hari ini dengan mudah kita temui para 'pakar' atau 'ilmuan' yang amat terampil dalam menguasai teknologi bernama 'agama' tersebut. Apalagi menjelang tahun politik seperti sekarang.


Fenomena tersebut akan menjadi menarik jika kita sedikit mengulas tentang sebuah kisah ketika iblis bersumpah dihadapan Tuhan, dikisahkan saat itu Tuhan berkata kepada Iblis yang mengancam akan menjerumuskan manusia ke lembah dosa "Aku akan melindungi anak cucu Adam dengan agama, agar tipu muslihat licikmu tak mampu menggoyahkannya!". Seketika iblis pun hanya menunduk, dan dengan mata yang melotot dia berkata "Kalau begitu, aku akan membuat lembaga-lembaga agama untuk menjalankan program kerjaku!". Dan seterusnya, dan seterusnya. 


Memang benar, bahwa 'agama' telah menawarkan kemudahan dan tuntunan kehidupan untuk menjadi seorang 'insan kamil'. Tapi terkadang kemudahan-kemudahan tersebut telah dimonopoli oleh hawa dan nafsu untuk kemudian ditukarkan dengan kepuasan sesaat yang sebenarnya itu adalah gerbang awal menuju jurang penyesalan yang abadi dikemudian hari! Semoga kita terlindung dari godaan setan yang terkutuk. 


Info Pertunjukan:


πŸ“† Hari, tanggal: Selasa, 29 Agustus 2023

πŸ•– Pukul: 19.00 WIB

πŸ“Tempat: Auditorium 1 Kampus 1 UIN Walisongo Semarang 

Ads