Bagaimana Cara Menata Cahaya untuk Pertunjukan Teater? -->
close
Adhyra Irianto
09 August 2023, 8/09/2023 08:00:00 AM WIB
Terbaru 2023-08-09T01:00:00Z
Artikelteater

Bagaimana Cara Menata Cahaya untuk Pertunjukan Teater?

Advertisement
Menata cahaya untuk pertunjukan teater

Pojok Seni - Pencahayaan panggung teater bisa dikatakan sebagai sebuah keahlian yang cukup sulit untuk dikuasai. Pengetahuan yang diperlukan sangat kompleks, mulai dari mengenali jenis lampu, mixer lampu, perkabelan, sampai kebutuhan panggung.


Teknik yang digunakan juga akan berbeda untuk lampu yang diam dan lampu bergerak. Ada berbagai jenis aspek teknis yang diperlukan mulai dari peredupan, rigging, dan lain-lain.


Kemampuan dasar yang mesti dikuasai oleh seorang penata cahaya pertunjukan menurut Sonny Sumarsono secara singkat sudah dijelaskan dalam artikel berjudul Kemampuan yang Mesti Dikuasai oleh Penata Cahaya Pertunjukan. Akan sangat baik bila Anda membaca terlebih dulu artikel tersebut, sebelum melanjutkan ke bahasan berikutnya.


Setelah menguasai kemampuan minimal yang mesti dimiliki oleh penata cahaya pertunjukan, maka berikutnya Anda perlu merencanakan dan merancang tata cahaya untuk pertunjukan tersebut. Tentunya, perancangan ini memerlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap naskah yang akan dibawakan.


Hal yang wajib diketahui adalah kebutuhan dramatik, given circumstances (situasi terberi), dan hal-hal lain yang diperlukan saat pertunjukan digelar.


Tentang perencanaan dan perancangan tata cahaya untuk pertunjukan teater, Anda bisa membaca selengkapnya di artikel berjudul Merencanakan dan Merancang Tata Cahaya untuk Pertunjukan Teater. Hasil dari perancangan dan perencanaan itu, disebut lighting plot (plot pencahayaan).


Pencahayaan Area Bermain Aktor


Pencahayaan yang paling "rumit" adalah pencahayaan untuk area bermain para aktor. Wilayah ini mesti lebih "tinggi" intesitasnya ketimbang wilayah sekitarnya.


Bayangkan bila setting tempat berada di taman terbuka, seperti dalam naskah lakon berjudul Petang di Taman, karya Iwan Simatupang. Atau, alam terbuka seperti dalam Waiting for Godot-nya Samuel Beckett.


Tapi, harus ada daerah yang lebih diperhatikan penonton, yakni area bermain aktor. Di sini, penata cahaya bertugas menjadikan daerah tersebut lebih tinggi intesitasnya ketimbang wilayah di sekitarnya.


Tiga Kategori Pencahayaan Panggung Teater


Ada tiga kategori untuk pencahayaan panggung teater secara umum. Ingat, ini adalah kategorisasi secara umum, maka tidak berlaku untuk hal-hal yang khusus.


Seperti pada seni teater tradisional Indonesia, kadang-kadang tiga kategori ini tidak begitu cocok digunakan. Anda bisa membaca tentang tata cahaya seni pertunjukan Indonesia di artikel berjudul Sekilas Tentang Tata Cahaya Seni Pertunjukan di Indonesia.


Sedangkan untuk pertunjukan secara umum, ini tiga jenis atau kategori pencahayaannya.


Pencahayaan Keseluruhan Panggung


Pencahayaan keseluruhan panggung ditujukan untuk menampilkan semua area panggung, termasuk semua warna dan efek ilusi yang dibutuhkan. Pencahayaan jenis ini ditujukan untuk menampilkan suasana, penonjolan detail tertentu, serta memberi ilusi tertentu (misalnya waktu) pada pertunjukan.


Pencahayaan Dramatis


Pencahayaan ini menggunakan lampu sorot, dan lampu samping. Tujuan dari pencahayaan ini adalah menghadirkan "kedalaman" dan suasana dramatik lainnya pada penampilan teater.


Pencahayaan Isi (fill in)


Pencahayaan ini bertujuan untuk menjadikan wajah dan tubuh aktor terlihat dengan jelas. Termasuk juga bila membutuhkan bagian lain seperti rambut atau pakaian yang digunakan, bisa disorot untuk keperluan tertentu.


Perlu diingat, penggunaan lampu sorot adalah untuk menggaris bawahi sesuatu yang menjadi sorotan. Satu cahaya menyinari satu objek, atau satu aktor, akan memberikan dampak yang luar biasa pada pertunjukan tersebut. Lampu sorot memiliki cahaya yang lebih sempit untuk mewujudkan hal tersebut. Lampu sorot baru akan bisa efektif dan optimal memberikan dampak, bila digunakan bersamaan dengan lampu-lampu lainnya.


Sebab, lampu sorot termasuk ke "pencahayaan isi". Akan kurang berdampak bila tidak ditunjang dengan pencahayaan keseluruhan dan pencahayaan dramatis.


Namun, sebagai catatan, pencahayaan yang dibahas di atas adalah pencahayaan untuk gedung teater tertutup, baik proscenium maupun arena. Sedangkan pencahayaan untuk pertunjukan di luar atau teater terbuka, tentunya akan sangat berbeda dan mempertimbangkan situasi. 

Ads