Advertisement
PojokSeni - Pada kesempatan kali ini, marilah kita berkenalan dengan salah satu seni tradisional yang begitu memukau dari Jawa Barat, yaitu wayang golek Asep Sunandar. Wayang golek merupakan salah satu jenis pertunjukan boneka yang sangat terkenal di Indonesia, khususnya di daerah Sunda. Namun, wayang golek Asep Sunandar memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari pertunjukan wayang golek lainnya.
Asep Sunandar Sunarya, atau Ki Asep Sunandar merupakan maestro wayang golek Indonesia. Meski telah berpulang pada tanggal 31 Maret 2014 lalu, namun warisannya berupa wayang golek Asep Sunandar masih terus ada dan dilanjutkan oleh anak dan murid-muridnya. Wayang golek sendiri terdiri dari dua kata, "wayang" yang berarti boneka dan "golek" yang berarti bergerak. Jadi, wayang golek dapat diartikan sebagai boneka yang dapat bergerak. Pertunjukan ini biasanya dilakukan oleh dalang atau pemain boneka yang terampil dalam mengatur gerakan boneka dan memberikan suara pada karakter yang dimainkan.
Salah satu dalang terkenal yang menghidupkan wayang golek adalah Asep Sunandar. Beliau merupakan dalang yang sangat terampil dan telah mewariskan seni budaya Sunda ini secara turun-temurun. Beliau telah melibatkan diri dalam dunia wayang golek sejak usia muda dan telah mempelajari berbagai karakter dan cerita yang terkandung dalam pertunjukan ini. Keterampilan dan keahliannya dalam menghidupkan wayang golek membuatnya sangat terkenal dan dikagumi oleh banyak orang.
Wayang golek Asep Sunandar memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pertunjukan wayang golek lainnya. Salah satu ciri khasnya adalah penggunaan bahasa Sunda yang begitu kental dalam pertunjukan ini. Bahasa Sunda digunakan dalam dialog antara dalang dan karakter boneka yang dimainkan. Hal ini memberikan nuansa khas dan identitas budaya Sunda yang sangat kuat pada pertunjukan ini.
Tidak hanya itu, cerita yang ditampilkan dalam pertunjukan wayang golek Asep Sunandar juga sangat beragam dan menarik. Cerita yang disampaikan sering kali merupakan cerita dari kitab-kitab klasik seperti Ramayana dan Mahabharata yang telah diberi sentuhan lokal oleh dalang. Dalam cerita-cerita tersebut, terdapat pesan moral dan ajaran kehidupan yang memiliki makna mendalam bagi penonton.
Selain bahasa dan cerita yang menarik, pertunjukan wayang golek Asep Sunandar juga menampilkan berbagai macam karakter boneka yang hidup dan bergerak di atas panggung. Karakter-karakter ini memiliki ciri khas tersendiri dan sering kali menggambarkan sosok-sosok yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda. Karakter seperti Cepot, Dawala, dan Gareng menjadi favorit penonton karena tingkah laku mereka yang lucu dan menghibur.
Wayang golek Asep Sunandar tidak hanya menyajikan hiburan semata, tetapi juga menjadi media untuk mempertahankan dan memperkenalkan budaya Sunda kepada generasi muda. Pertunjukan ini menjadi sarana pendidikan yang unik dan efektif karena dapat mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kejujuran kepada penonton. Melalui cerita dan karakter boneka, penonton diajak untuk merenung dan mengambil hikmah dari setiap pertunjukan yang mereka saksikan.
Dalam era digital seperti sekarang ini, wayang golek Asep Sunandar juga turut menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Pertunjukan ini kini dapat dinikmati melalui berbagai media seperti video di internet dan aplikasi ponsel pintar. Hal ini memudahkan penonton untuk tetap terhubung dengan kebudayaan Sunda tanpa harus hadir secara fisik di tempat pertunjukan.