Advertisement
Oleh: Puteri Kurnia
Pojok Seni - Dalam rangkaian kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Sutardji Calzoum Bachri, sebuah pementasan bertajuk "Wahai Pemuda Mana Telurmu" dipentaskan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Sabtu (24/6/2023). Acara ini dipersembahkan oleh Yayasan Erick Thohir dan pertunjukan tersebut disutradarai oleh Willy Fwi. Selain itu, berturut-turut deklamasi puisi oleh Tatan Daniel, Syahrial Tando, Joind Bayuwinda, Dewi Arfiani, Octa Masheka, Iyus Jayadibumi, Anwar S., Nur Islami, dan Varid.
Acara ini dibuka dengan pertunjukan puisi oleh Sutardji Calzoum Bahri dengan puisi berjudul "Kata harus dibebaskan dari beban pengertian". Ini juga merupakan manifesto dari sang Presiden Penyair ketika memperkenalkan kumpulan puisi bertajuk O, Amuk, dan Kapak pada awal tahun 1970-an silam. Dalam pentasnya, Sutardji mengucapkan terima kasih pada Bung Erick Thohir yang mendukung dan mempersembahkan acara peringatan hari ulang tahunnya.
Terkait panggilan "bung" terhadap Erick Thohir, hal ini sebenarnya terkait dengan kegelisahan Sutardji yang tersirat dalam pentas puisi bertajuk "Wahai Pemuda Mana Telurmu" tersebut. Bila "pemuda" di era terdahulu menetaskan bapak bangsa, namun hal tersebut sulit muncul lagi di era paling baru menurut Sutardji. Para pemuda yang menjadi "bapak" bangsa, dulunya diberi gelar "bung" seperti Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, dan lain-lain.
Karena itu, panggilan "bung" yang disematkan Sutardji pada Erick Thohir seakan memberi kesan, bahwa ia berharap ada banyak "telur emas" yang menetas dan menjadi sosok muda yang membawa lebih banyak kebaikan bagi Indonesia. Dan, Erick Thohir adalah salah satu "bung" yang dipikirkannya.
Pembacaan puisi oleh Sutardji Calzoum Bahri |
"Pada pertunjukan kali ini mengapa kita menggunakan kata 'telur'? Karena, itu adalah telur dari Burung Garuda, simbol dari Pancasila juga negara kita. Dia (Sutardji Calzoum Bahri) menggugat pemuda masa kini untuk 'ayook!'," kata sutradara Willy Fwi.
Selain deklamasi puisi, pertunjukan puisi juga dibawakan secara nyanyian secara dendang Melayu dengan lirik dari profil dari Bapak Presiden Penyair. Pada akhir acara Sutardji Calzoum Bahri turut serta dalam membacakan puisi “Wahai Pemuda Mana Telurmu?” bersama para pembaca puisi lainnya. Akhir pertunjukan Sutardji Calzoum Bahri beserta seniman yang turut hadir berbincang-bincang bersama dengan Yayasan Ericik Thohir dan Gerak Indonesia.