Advertisement
Muddy Waters dari supir truk menjadi bapak blues Chicago |
Oleh: Fikri Husni Hidayat*
Pojok Seni - Seorang lelaki bernama Mckinley Morganfield lahir pada tahun 1913 di Rolling Fork, Sharkey County Mississipi, Amerika Serikat. Ia besar dan tumbuh di daerah yang bahkan tak berbadan hukum, di daerah Coahoma, Mississipi. Sejak kecil sering bermain di lumpur, menjadikan neneknya memanggilnya dengan nama "Muddy" (berlumpur). Menginjak masa remaja, Muddy yang sering manggung dengan harmonika menambah nama panggungnya menjadi Muddy Waters.
Belajar gitar dan harmonika secara otodidak sejak remaja, Muddy kemudian sering memainkan gaya musik blues lokal Son House and Robert Johnson. Sampai akhirnya ia hijrah ke Chicago. Ia kemudian bekerja menjadi supir truk di perusahaan pabrik di siang hari, dan malam hari bermain di Big Bill Broonzy di Chikagi, Chicago. Dari seorang supir truk pabrik, Muddy Waters menjelma menjadi seorang musisi blues yang menginspirasi dunia. Bahkan tidak hanya untuk musisi blues, tapi seluruh musisi lainnya.
Awal Karir
Awal karir Muddy dimulai pada awal 1930-an yang pada saat itu, menemani tur Big Joe Williams dalam tur delta, memainkan harmonika. Pada 1943, Muddy membawa harapan menjadi musisisi professional dengan berangkat ke Chicago. Menurutnya, hal itu menjadi satu-satunya peristiwa terpenting sepanjang hidupnya.
Awal tinggal di Chicago, Muddy tampil di waktu malam, di tempat bluesman terkemuka di Chikagi, yaitu Big Bill Broonzy. Alasannya tampil di malam hari karena di siang hari, Moddy dengan waktu yang singkat, bekerja di sebuah perusahaan pabrik sebagai supir truk.
Muddy mulai merekam lagunya di Mayo Williams di Columba Record pada 1946, dengan beberapa aransemen khasnya yang terdiri dari klarinet, saksofon, dan piano. Rekaman tersebut dirilis satu tahun kemudian dengan label Ivan Ballen’s Philadelphia bassed, namun, nama “Muddy Waters” tidak dicantumkan dalam label itu. Kemudian sekitar akhir tahun itu pula, Muddy melakukan rekaman untuk Aristocrat Record, sebuah label yang dijalankan oleh Leonard dan Phil Chess.
Pada 1947, Muddy mulai memainkan gitar dengan Sunnyland Slim, pada intrumen piano di potongan lagu “Gypsy Satisfied” dan “Little Anna Mae”. Permainan gitarnya juga disimpan pada lagu “I Can’t Be Satisfied” dan “I Feel Like Goung Home”, yang keduanya merupakan lagu hits pada tahun 1948. Oleh karena itu, popularitas Muddy Waters meningkat di klub. Lagu khas Muddy Waters “Rollin’ Stone” juga menjadi hits pada tahun itu. Pada tahun itu pula, Aristocrat recort mengubah namanya menjadi Chess Record.
Awal kesuksesan komersial rekaman musik Muddy Waters band, dilakukan di Chess Record pada tahun 1953. Muddy Waters Band menjadi pembuktian bagi beberapa bakat blues terbaik di kota. Pada pertengahan tahun 1950-an, lagu single Muddy Waters, masuk chart single pada majalah Billiboard dengan tema Rhythm & Blues. Lagu-lagunya yang masuk adalah “Sugar Sweet” pada tahun 1955, “Trouble No More”, Forty Days and Forty Nights”, dan “Don’t Go No Farther pada tahun 1956.
Pada tahun 1958, Muddy melakukan tur di Inggris dengan Span yang didukung oleh musisi lokal bergaya Dixieland atau “trad jazz”, termasuk anggota band dari Chris Barber. Pada saat itu, para penonton di Inggris masih asing dengan dengan permainan gitar elektrik yang pada saat itu, eranya masih blues rakyat dengan permainan gitar akustik seperti yang dibawakan oleh Sonny Terry, Brownie McGhee, dan Big Bill Broonzy.
Walaupun pada saat itu cara penampilan gitar elektrik oleh Muddy masih asing di telinga, namun beberapa musisi muda seperti Alecis Korner dan Cyril Davies terinspirasi untuk menggunakan permainan bluesnya.
Muddy Waters juga tetap berjuang memperkenalkan generasi musik Blues Chikago. Atas dorongan dari Marshall Chess, pada tahun 1968, dia merekam album Electric Mud yang dimaksudkan untuk menghidupkan kembali karirnya. Album itu menjadi kontroversi pada waktu itu, karena dicemooh oleh banyak kritikus, padahal albumnya masuk dalam nomor 127 di chart album Billboard 200.
Pengaruh Blues Muddy Waters
Karir Muddy bangkit dan bersinar dimulai pada 1971 hingga kematiannya. Kemudian pada tahun 1972, Muddy memenangkan penghargaan Grammy bertajuk Rekaman Etnik atau Tradisional Terbaik pada sebuah album yang berjudul They Call Me Muddy Waters. Dan pada saat itu, Muddy Waters banyak diundang untuk melakukan aksi permainan musknya dengan gaya khas Chicago Blues.
Seperti dilansir dari Rameune, genre musik blues menjadi bagian penting dari sejarah musik Amerika sejak awal abad ke-20.
Muddy Waters memiliki pengaruh hebat pada musisi dunia. Band The Rolling Stones menamakan band itu, setelah lagu Muddy berjudul “Rollin’ Stones” dirilis pada 1950. Muddy Waters juga menginspirasi Jimi Hendrix dalam karir bermusiknya. Eric Clapton mengaku bahwa karir musiknya terpengaruh oleh Muddy Waters. Bob Dylan dalam rilisan album Modern Times, lagu “Whole Lotta Love” menjadi paling hits dari album itu. Bob Dylan mengaku bahwa, lirik dalam lagu itu dipengaruhi oleh single hit Muddy Waters “You Need Love” yang ditulis oleh Willie Dixon.
Lagu “Hoovhe and Fear” dicover oleh Allman Brothers Band, Humble Pie, Steffenwolg, Upertramp, dan Fear. Angus Young, gitaris AC/DC, menyebut bahwa lagu AC/DC berjudul “You Shock Me All Night Ling”, salah satunya dipengaruhi oleh Muddy, dari sepenggal dari lirik lagu Muddy “Syou Shook Me”. Led Zeppelin juga mencover album debut Muddy Waters.
Setelah kematiannya pada 1983, BB King menyebutnya dalam majalah Guitar World bahwa, Muddy Waters merupakan orang yang sangat besar dalam kontribusinya pada musik di Amerika. John P. Hammond juga mengatakan dalam majalah yang sama bahwa, Muddy adalah master nada yang tepat dengan permainan gitar yang mendalam dan sederhana.
Karena itu, tidak berlebihan beberapa situs, seperti situs yang membahas lifestyle, budaya, dan hiburan seperti rameune.com misalnya, menyebut bahwa Muddy Waters adalah Bapak Blues Modern bersama dengan B.B King.
*Baca tulisan lainnya dari Fikri Husni Hidayat