Advertisement
Pentas suara-suara ODGJ oleh Bengkel Seni Milenial Larantuka |
Review Pertunjukan Oleh : MOH. ZAINI RATULOLI
Di Jakarta, aku hanya bisa selfie tak bisa berkata kata.
pojokseni.com - Pandangan kosong menatap ke bulan Sekumpulan orang orang kalah berkata dalam emosi yang datar dan kosong sebuah gambaran kenyataan orang orang kalah yang akhirnya tersingkir dari kehidupan. Suara perih di malam hari yang tak bisa dilukiskan. Tentang ketimpangan sosial yang terjadi tentang nilai-nilai Pancasila yang belum merata dirasakan seluruh rakyat Indonesia. Apakah perlu ditanyakan anak anak membiarkan diri terus ditindas? Eksploitasi berlebih atas dalih kesetaraan gender dimana peran laki-laki kini, apakah peran mereka telah benar benar digantikan oleh kecerdasan buatan?
Bengkel Seni Milenial SMK Sura Dewa kembali menggelar pertunjukan dengan Lakon Suara Suara ODGJ. Lakon ini merupakan sebuah kegelisahan apakah di hati manusia hari ini masih ada rasa empati khususnya pada mereka yang tak beruntung?
Bertempat di Cafe Quburan 20 Mei 2023, sajian sederhana pertunjukan teater yang dipadu padankan dengan multimedia. Pendekatan yang jarang dilakukan oleh banyak teater yang ada di Flores Timur hal ini pun baru bagi para pelaku Suara Suara ODGJ. Meski demikian, harapan tinggi atas pertunjukan tersebut terkadang masih belum terpenuhi. Adapun faktor yang menghambat adalah hal teknis dan juga kesiapan mental para pemain dalam melakoni peran yang diberikan.
Para penonton yang hadir tetap mengapresiasi pertunjukan Suara Suara ODGJ, produksi Bengkel Seni Milenial ini lewat tanggapan tanggapan yang positif. Di antara penikmat seni, ada ketua komunitas Jejak Zaman, Yan Surachman yang menilai bahwa pertunjukan ini di dalamnya telah temaktub poin dari Profil Pelajar Pancasila sebagai implementasi dari kurikulum merdeka belajar.
Sementara Aldi dari Waibalun memberikan masukan terkait teknis seperti artikulasi, ekspresi dan lain lain. Lepas dari itu penonton yang hadir sangat menikmati pertunjukan Suara Suara ODGJ di tengah segala keterbatasannya.
Paul Goran berharap komunitas-komunitas yang ada di Larantuka bisa secara rutin dan berkala menyelenggarakan kegiatan. "Komunitas Oring Tou siap menjadi tuan rumah," kata dia.
Meski dengan segala keterbatasan, pentas Suara-Suara ODGJ oleh Bengkel Seni Milenial Larantuka mendapatkan tanggapan positif dari pemirsanya. |
Lain dari itu, Pappi Riberu menyarankan bahwa pertunjukan hari ini mesti memiliki manajemen yang baik agar mampu memberikan manfaat bagi anggota dan agar kesenian tetap lestari. "Bahwa ciri majunya sebuah daerah adalah jika kesenian juga hidup baik secara kualitas maupun secara kuantitas dan juga memiliki nilai berdaya saing," kata Pappi Riberu.
Pertunjukan Suara Suara ODGJ ditutup dengan diskusi ringan terkait pertunjukan sebagai bahan evaluasi internal Bengkel Seni Milenial. Rencananya, karya yang dimainkan di Cafe Quburan ini akan dibawa pada Festival Sepanjang Musim 2023 di Adonara, Flores Timur.