Advertisement
Rasa Vanili di Pertunjukan Mahasiswa PBSI IKTL |
Review Pertunjukan Oleh : MOH. ZAINI RATULOLI
Penonton adalah bagian penting dalam pertunjukan seni khususnya teater. Sutradara pertunjukan di Desa Ratulodong Waiklibang, Tanjung Bunga, Flores Timur mampu dengan sangat baik membaca potensi tersebut. Malam tanggal 13 Mei 2023 di pelataran SDK Waiklibang digelar sebuah pertunjukan dalam tajuk Pentas Seni, yang diadakan oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka (PBSI-IKTL). Salah satu pertunjukannya adalah pementasan teater karya Seno Gumira Ajidarma berjudul Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi yang disutradarai oleh Yoris, dosen di perguruan tinggi tersebut. Sedangkan para pemain adalah Mahasiswa PBSI-IKTL Larantuka.
Pertunjukan yang ringan dan dekat dengan keseharian tersebut mampu menarik antusias masyarakat. Ya, Flores Timur memang memiliki keunikannya tersendiri dibanding daerah lain, di mana teater telah banyak ditinggalkan penonton. Berbeda dengan yang ada di Flores Timur, meski telah ada banyak tonton dari dunia digital di dalam gadget. Namun, masyarakat tetap antusias setiap kali ada pertunjukan semacam ini. Ini keunikan yang ada disini sebagai bentuk apresiasi yang nyata dari masyarakat terhadap kesenian yang sedang bertumbuh dan semakin baik adanya.
Pertunjukan dimulai dengan para kru panggung mempersiapkan set artistik, jangan dibayangkan seperti pada panggung teater pada umumnya segala kesederhanaan milik kita. Ada warung kopi tempat nongkrong Bapak komplek dan juga kamar mandi umum yang biasa dipakai Sus tokoh yang menjadi pokok masalah dan imajinasi dalam cerita ini.
Pak RT yang kocak tidak serta merta mampu mengatasi segala masalah yang di timbulkan sus lewat suara yang serak serak basah, seorang bapak menganalogikan seperti mangga mengkal. Pak RT dan bapak lain tergoda dalam imajinasinya mereka untuk bisa merasakan hal berbeda dari biasanya yang tersaji dari apa yang ada di rumah rasa vanili yang kalah dengan rasa mangga.
Ibu ibu yang marah mulai berkeluh kesah dan berdemo meminta Pak Rt untuk mengusir sus dari kampung. Akhir yang klise disajikan. Permainan akting yang normatif dan cenderung berlebihan memang menjadi daya tarik sendiri namun agak sedikit menjenuhkan. Permainan yang dominan dari pemeran Pak RT cukup menarik perhatian namun kurang diimbangi baik oleh pemain lain hanya ada beberapa pemain yang mampu mengimbangi agar ada kestabilan dalam pertunjukan terjaga.
Yang juga menjadi sorotan minimnya kemampuan orang orang balik layar seperti, yang diakui oleh sutradara, dimana pertunjukan yang baik ini kurang diimbangi oleh permainan lampu di atas panggung oleh penata lampu soalan lampu kurang tergarap baik. Lebih dari itu semua sepanjang pertunjukan masyarakat yang hadir menonton sangat menikmati apa yang disajikan oleh mahasiswa IKTL PBSI.