Persepsi Estetis Menyaksikan Pertunjukan Teater Kolaborasi Bertajuk "Perkahwinan" -->
close
Pojok Seni
27 March 2023, 3/27/2023 10:48:00 PM WIB
Terbaru 2023-03-27T15:49:35Z
teaterUlasan

Persepsi Estetis Menyaksikan Pertunjukan Teater Kolaborasi Bertajuk "Perkahwinan"

Advertisement
Pertunjukan teater kolaborasi Indonesia - Malaysia bertajuk Perkahwinan
Pertunjukan teater kolaborasi Indonesia - Malaysia bertajuk Perkahwinan adaptasi dari The Marriage karya Nikolai Gogol

Oleh: Euis Karmila*


Pertunjukan Teater Kolaborasi  dengan judul Perkahwinan Karya Nikolai Gogol, adaptasi Anwar Zulkifli, dan disutradarai oleh  Mohd Diani/ Bung Kancil, merupakan kolaborasi  ISBI Bandung, Persatuan Puri Pujangga Malaysia, Persatuan Kemuning Singapura, Alumnni Teater UKM berlangsung pada hari Minggu, 12 Maret 2023 pukul 20.00 WIB. Lakon "The Marriage" yang dikenal dengan defamiliarisasi di tangan ajaib Nikolai Gogol, berhasil diadaptasi dengan baik oleh Anwar Zulkifli menjadi sebuah kisah yang berlatar di Nusantara. Hal ini menjadikan akulturasi budaya dari bentuk adaptasi drama ini terasa lebur dan saling mengisi. Nama-nama karakter mewakili darimana sang aktor berasal, seperti Ahmadin Ahmad dari Malaysia, dan Lilis dari Indonesia.


Teater ini bergaya realisme dihadirkan dengan lanskap yang "proto-surealis",  desain dekorasi panggung ala Eropa, serta sejumlah improvisasi dari aktor-aktor serupa reportoar komedi ala Moliere. Beberapa kali, para aktor juga dengan sengaja menembus dinding keempat untuk berinteraksi dengan para penonton. Sejak beberapa menit awal, meski menggunakan bahasa Melayu, namun pertunjukan ini terus memancing tawa penonton yang memenuhi Gedung Sunan Ambu, ISBI Bandung.


Menariknya, improvisasi dari para aktor itu, pembawaan karakter yang hanya mampu dilakukan oleh aktor yang profesional, menjadi sesuatu yang natural dan mengalir begitu saja, alias tidak klise. Dalam pertunjukannya kemampuan  si aktor yang aktraktif, membawa kesan lebih dekat dan menyatu dengan penonton yang saling merespon sehingga lebih interaktif. 


‘’Perkahwinan adalah perkara yang baik, mulia, patriot dan harus dilayani dengan hati yang suci karena perkahwinan bukan untuk dibuat main,’’ kata Kareem. 


Dari sinopsis tersebut seorang pria yang dipaksa menikah oleh keluarganya merasa terganggu. Berulang kali menyampaikan ketidak inginannya untuk menikah dengan terburu-buru. Tokoh utama Ahmad dengan karakter polos, lugu, tampan dan berkarisma, dijodohkan dengan seorang perempuan berparas cantik bernama Lilis dengan karakter ayu, namun centil, memberikan kesan lucu, imut, menarik perhatian lelaki.  



Pembawaan karakter Ahmad yang ragu-ragu mengambil keputusan membuat nya terjerat dalam dilema, walaupun  ketika bertemu dengen Lilis  berparas cantik,  seiring berjalannya waktu  tumbuh rasa cinta.  Namun diakhir cerita Ahmad melarikan diri kabur disaat wanita itu sudah berharap dinikahi olehnya dan jatuh hati kepada Ahmad. Salah satu issue di Indonesia yang apabila wanita di tinggal nikah adalah tidak baik. Kesalahan dari Ahmad disini adalah dia kurang komunikasi dengan Lilis selaku Wanita yang akan dijodohkannya.  Kenapa Ahmad tidak memberanikan diri  untuk menyampaikan maksud dan keinginannya untuk menunda pernikahan, walaupun dia sudah menyukai Lilis. Hal yang sangat penting dalam suatu hubungan adalah membangun komunikasi yang baik, komitmen, sehingga timbul sara saling percaya bukan malah justru saling curiga. Bagi Sebagian orang jujur itu sulit, ada pepatah yang mengatakan bahwa sampaikanlah kejujuran walau itu pahit.  


Plot seperti ini memang tidak asing di kalangan  masyarakat yang masih percaya bahwa usia matang mengakibatkan sulit mendapat jodoh. Menikah adalah sesuatu yang diharuskan dan disegerakan. Namun pada kenyataannya, pernikahan terburu-buru atau segera menikah bukanlah hal yang baik juga bukan solusi untuk menghindari opini dari masyarakat, apalagi perempuan yang sering dianggap menunda pernikahan takut nanti jadi perawan tua, tidak laku, lupa dengan kodratnya. Permasalahnnya disini adalah tentang kesiapan dan persetujuan antara pihak laki-laki dan perempuan. Sesuai dengan sinopsis dari pertunjukan teater tersebut bahwa ’’Perkahwinan adalah perkara yang baik, mulia, patriot dan harus dilayani dengan hati yang suci karena perkahwinan bukan untuk dibuat main. 


Pernikahan, antara Hegemoni dan Relasi Kuasa


Pertunjukan teater kolaborasi Indonesia - Malaysia
Pertunjukan teater dengan lakon Perkahwinan di Bandung (foto: Euis Karmila)


Hal yang perlu digaris bawahi adalah pernikahan itu bukan perkara main-main, karena bukan main-main banyak tanggung jawab dan resiko didalamnya. Oleh sebab itu, jika belum siap jangan menikah tetapi coba diskusikan alasan yang logis, dan pemahaman yang bisa dimengerti. Namun, beberapa orang tidak ingin mengerti, itulah sebabnya  beberapa orang ketika ditanya  hal tersebut  memilih diam atau bahkan hanya melempar senyum.


Isu pernikahan sering menjadi pembicaraan  terutama pada wanita. Pertanyaan orang- orang tentang kapan nikah, habis nikah kapan punya anak, habis punya anak, kapan nambah anak lagi.  Rumit sekali memang membahas pertanyaan para netizen ini.  Pada dasarnya memang manusia itu kepo. Selalu ingin tau, tetapi hanya sebatas ingin mengorek saja. Pernikahan mempunyai dua peluang yang sama   besar.  Jika masing-masing mampu menyeimbangkan antara hak dan kewajibannya masing-masing   maka akan terwujud keluarga yang sakinah, mawadah  dan  rahmah. Namun sebaliknya jika saling menuntut maka akan sulit. Sehingga beberapa orang sepakat menyebut pernikahan adalah ‘’jebakan tikus’’ karena karena  adanya  kasus  negatif  dalam  masyarakat  sehingga kasus tersebut dijadikan dasar untuk generalisasi terhadap pernikahan yang dampaknya mengotori sakralitas dari pernikahan. 


Carl Rogers memberikan  penjelasan  terhadap  suatu  pendekatan  konseling pada klien  atau  partener  konseling yang diberikan keluasaan kesempatan serta kebebasan  dalam mengekspresikan emosi. Pendekatan Rogers, sesuai dengan kaidah psikologi yang setiap individu miliki, seperti dalam mengungkapkan  segala  bentuk  permasalahan, baik itu situasi  hati,  sosial, masyarakat  serta  pengalaman yang dialami individu.  Oleh sebab itu, konseling pra nikah    para    calon    pengantin    inilah    yang memahami  secara  detail  terkait  dengan  permasalahan  ataupun upaya di dalam penyelesaian yang dia   hadapi.    Menikah di usia muda bukanlah alternatif menghindari pergaulan bebas. Faktor budaya juga memberikan pengaruh besar sehingga secara  eksplisit berimplikasi  pada perkembangan  nilai  keluarga  dan  keberadaanya,  yang mengakar pada mindset masyarakat. Motif ekonomi, harapan tercapainya keamanan sosial dan finansial setelah menikah menyebabkan seseorang menikah muda. 


Pada  hakikatnya, konsep pernikahan itu bukan siapa cepat, siapa dapat, namun siapa siap, tetapi jangan menikah muda juga. Manusia di tahun 1954 secara eksplisit menentang pernikahan dini, namun di berbagai negara masih saja terabaikan.


Dampak pernikahan paksa yang sering terjadi, adanya hegemoni baik itu laki-laki atas perempuan atau sebaliknya.  Pernikahan  paksa yang dialami oleh banyak perempuan pada dasarnya secara psikologis tidak dapat dibenarkan, dapat menimbulkan perubahan sikap keseharian menjadi pendiam (silent girl) dan pemurung, Perasaan nervous dan stress serta perasaan-perasaan lainnya akan terus berlanjut hingga awal kehidupan perkawinan, konsekuensi terburuknya adalah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan berujung pada perceraian. Walaupun perceraian bisa saja terjadi, diluar dampak kawin paksa. 


Pesan yang bisa diambil dari pertunjukan teater ini terinspirasi dari perkataan Barack Obama dan Jason Goldberg, yakni penting untuk memastikan bahwa  kita berbicara satu sama lain dengan cara yang menyembuhkan bukan dengan cara yang melukai, juga kesadaran emosional diperlukan sehingga dapat menyampaikan  pikiran dan perasaan  kepada orang lain. 


*Penulis adalah mahasiswa jurusan Pengkajian Seni Pasca Sarjana Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Ads