Penghargaan SalaHatedu Award 2023 Kepada 3 Tokoh Seniman Teater -->
close
Pojok Seni
22 March 2023, 3/22/2023 06:33:00 PM WIB
Terbaru 2023-03-22T19:07:44Z
BeritaUlasan

Penghargaan SalaHatedu Award 2023 Kepada 3 Tokoh Seniman Teater

Advertisement
Tiga seniman mendapatkan penghargaan SALAHATEDU 10
Tiga seniman mendapatkan penghargaan SALAHATEDU 10 (Foto: Pratama Reski Wijaya)


Oleh: Fikri Husni Hidayat


Pojokseni - Dalam rangkaian hari terakhir acara SalaHatedu#10 yang diadakan di Pendapa TBJT Surakarta, Jawa Tengah pada Senin (20/3/2023), penyerahan penghargaan diberikan kepada 3 tokoh seniman teladan, khususnya terkait dalam bidang seni teater. Penghargaan tersebut diberikan kepada Wahyu Widayati, Pine Wiyatno, dan KRT. Mrajak Pudja Wibaksa. Penganugerahan itu diusung oleh seluruh panitia penyelenggara SoloHatedu Award 2023.


Prosesi penyerahan pertama diberikan kepada Wahyu Widayati, S. Kar. Beliau yang akrab disapa Mbak Inong, lahir di Sragen pada 1 Februari 1964. Beliau adalah pelaku seni teater lulusan ASKI Jurusan tari (sekarang ISI Surakarta) pada tahun 1983. Mbak Inong telah terlibat di berbagai pertunjukan baik di dalam dan luar negeri, seperti; Malaysia, Philipina, Eropa, dan Cape Town Afrika. Beliau juga pernah terlibat dalam film Bukan Perempuan Biasa serta terlibat dalam garapan Sardono W Kusuma berjudul Opera Diponegara. 


Kemudian dilanjut oleh penyerahan penghargaan kepada Pine Wiyatno. Pine Wiyatno yang akrab disapa Mbah Pine, lahir pada 3 November 1961 di Sragen. Tahun 2006, beliau aktif melatih anak-anak SMA untuk terus mengasah bakat teater nya. Mbah Pine bersama teman-teman pelaku seni di Sragen mendirikan Sanggar Seni Serambi Sukowati sebagai salah satu wadah kesenian. Dari sanggar inilah pertemuan dan perjumapan dengan seniman-seniman di Sragen terus berkembang. Mbah Pine aktif di Sanggar sampai saat ini meskipun penanggung jawab sanggar sudah di serahkan kepada Anak didik nya Mas Ari Dayak dan teman-teman. Di sela-sela keaktifanya di sanggar, Mbah Pin membuka usaha nasi tumpang di rumahnnya


Penyerahan terakhir diberikan kepada KRT. Mrajak Pudja Wibaksa. Beliau merupakan seorang keturunan Belanda Bernama Tuan Spik yang dahulunya merupakan kusir kereta dari Pakubuana ke 10. Beliau lahir pada 24 Desember 1939. Pak Mrajak menjadi salah tokoh punakawan Bagong sejak 1966. Berawal dari menjadi tokoh Marmadi, dengan melakukan make up sendiri yang dilihat oleh sutradara waktu itu, makeup-nya menyerupai Bagong. 


Sejak itulah tokoh itu seperti melekat pada dirinya. Dan hingga sekarang kalayak mengenalnya Mrajak Bagong. Setelah purna tugas menjadi seorang Bagong, saat ini beliau memproduksi asesoris wayang orang. Atas kiprahnya dalam seni, beliau diberi gelar oleh Gusti Puger dengan gelar Kanjeng Raden Tumengung.


Penghargaan dari panitia diberikan oleh Gigok Anuraga, seorang tokoh teater Solo yang mewakili panitia memberikan piagam penghargaan pada Wahyu Widayati, S.Kar atau mbak Inong. Selanjutnya, penyerahan pada Pine Wiyatno diwakili oleh Kurniasih Zaitun, M.Sn yang saat ini adalah dosen jurusan teater di ISI Padangpanjang, Sumatera Barat. Terakhir, penyerahan pada KRT Mrajak Pudja Wibaksa diwakili oleh Sri Suharni, yang merupakan koordinator Logistik SalaHatedu selama bertahun-tahun.


* Penulis adalah mahasiswa jurusan Antropologi di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung


Baca artikel terkait SALAHATEDU #10 di Surakarta berikut:

Ads