Meriahnya Perayaan Hari Teater Dunia oleh Jaringan Teater Riau -->
close
Pojok Seni
18 March 2023, 3/18/2023 01:30:00 PM WIB
Terbaru 2023-03-18T06:30:45Z
teaterUlasan

Meriahnya Perayaan Hari Teater Dunia oleh Jaringan Teater Riau

Advertisement
Hatedu di Pekanbaru, Riau
Hatedu di Riau


PojokSeni - Perayaan Hari Teater Dunia (Hatedu) di Pekanbaru merupakan sebuah acara puncak dari rangkaian berbagai kegiatan teater di berbagai daerah di Riau. Seperti yang diketahui Hari Teater Dunia merupakan sebuah peringatan yang dilakukan setiap tahun di berbagai negara. Riau sebagai salah satu daerah yang aktif dalam kegiatan kesenian khususnya teater tentu tidak luput merayakannya. Hal ini juga bertepatan dengan Milad ke-1 Jaringan Teater Riau. Hatedu adalah sebuah selebrasi yang perlu dikerjakan secara bersama-sama oleh seluruh seniman teater di seluruh Indonesia.


Diskusi yang mengangkat tema “Ruang Teater dan Lintang Pukang Kesenian”. Hatedu tahun ini sengaja dipercepat karena bertepatan dengan bulan suci ramadhan. Pada malam itu (17/3) hampir dua ratus orang hadir di Kedai Enkraf Yung Sungut di Bandarserai Pekanbaru. Diskusi tematik menghadirkan beberapa seniman dan stakeholder yang hadir. Hal ini bisa dilihat dari nama Fedli (Teater Selembayung), Rino Dezapaty (Riau Rhytm), Pay Lembang (UKM Batra) dan bertepatan dengan hadirnya Toha Mahsum (Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau


Diskusi malam itu cukup kritis mempertanyakan bagaimana ruang kesenian yang diberikan pada teater? Sejauh mana pemerintah daerah peduli pada teater? Mana ruang-ruang yang disediakan? Begitu pula dengan isu munculnya tata ruang di Bandarserai yang ngalor ngidul dari niat awalnya sebagai Bandar kesenian. Fedli dengan keras mengkritik tidak adanya kepedulian dan regenerasi, pembinaan dalam ruang teater hari ini. Ia takut generasi ini akan putus jika tidak diberi tahu dan diwanti-wanti apa yang iklim yang sedang terjadi hari ini. Sementara, Rino meminta daerah lebih giat menjemput dana alokasi dari pusat untuk membangun kesenian daerah. Begitu banyaknya program dari pusat yang jika daerah tidak ambil maka hari ini kita hanya akan gigit jari. Pay Lembang dari UKM Batra menyampaikan bagaimana iklim teater kampus hari ini harus diisi dengan isu-isu kritik.


Perayaan Hatedu pada malam itu juga memberikan catatan bahwa pemerintah daerah seharusnya lebih memperhatikan seniman teater di Riau. Jangan mengkerdilkan seniman teater dibandingkan percabangan seni lain. Pejabat terkait mesti mengakomodir seniman agar tidak terjadi peristiwa teater atau sanggar “itu ke itu saja”. Ini  seharusnya menjadi refleksi bagi seluruh pihak yang terkait. Pada malam itu juga Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau akan bersinergi dengan seniman teater di Riau dalam hal ini Jaringan Teater Riau, tentunya akan berhubungan dengan program yang beririsan misalnya dengan naskah lakon atau workshop teater.


Rian Harahap yang merupakan ketua Jaringan Teater Riau menyampaikan peringatan ini bukan hanya sebuah seremonial belaka, mestinya ada implementasi sehingga tidak menguap. Teater hari ini sudah masuk ke seluruh sendi kehidupan, namun belakangan malah pemerintah daerah malah tidak memberikan ruang. Seniman mestinya diberikan fasilitas untuk berkarya. 


Pada akhirnya peringatan Hatedu memberikan ruang untuk para mahasiswa dan seniman untuk berdiskusi, tarung pendapat dan diakhiri dengan bersalam-salaman. Even ini merupakan momen silaturahmi dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Jaringan Teater Riau sebagai penyelenggara berharap seluruh teater di Riau kompak dan semakin bersinergi dalam usia Jaringan yang semakin bertambah. Viva Theatre!

Ads