Hussein Mutahar, Musisi yang Mencintai Bendera dan Pramuka -->
close
Pojok Seni
27 March 2023, 3/27/2023 10:02:00 PM WIB
Terbaru 2023-03-27T15:02:52Z
Sejarah

Hussein Mutahar, Musisi yang Mencintai Bendera dan Pramuka

Advertisement
Hussein Mutahar


Pojok Seni - Nama Hussein Mutahar dikenal sebagai seorang ajudan Bung Karno di tahun 1945, sebelum Indonesia merdeka. Hussein Mutahar juga seorang komponis, yang menciptakan banyak lagu pramuka (Kepanduan) dan yel yel pramuka. Lagu yang paling terkenal dan sering dinyanyikan di kepanduan adalah Gembira, Selamatlah, Hymne Pramuka, Mari Tepuk, Jangan Putus Asa, Tepuk Tangan Silang-Silang dan lain-lain.


Jauh sebelum akhirnya menjadi pejabat negara, mendirikan paskibraka (pasukan pengibar bendera pusaka), dan aktif dalam menciptakan lagu-lagu pramuka, Hussein Mutahar dikenal dengan salah satu aksi heroiknya menjaga Bendera Sang Saka Merah Putih.


Perjuangan Hussein Mutahar Menjaga Sang Saka Merah Putih


Sebagai anggota kepanduan (yang kemudian menjadi Pramuka), juga pengibar bendera sejak sekolah, kecintaan Hussein Mutahar pada bendera tidak perlu diragukan lagi. Kejadian di tanggal 19 Agustus 1948 menjadi salah satu buktinya.


Agresi militer Belanda bergerak ke arah Yogyakarta. Tepat pada tanggal 19 Agustus 1948, pesawat Belanda membombardir Yogyakarta mulai dari Bandara Meguwo. Perlahan, pasukan Belanda juga perlahan masuk dan menguasai Yogyakarta. Saat itu, Ibukota Republik Indonesia sedang dipindahkan ke Yogyakarta, karena situasi di Jakarta tidak memungkinkan. Maka, presiden, wakil presiden dan jajarannya juga berada di Yogyakarta ketika pengepungan tersebut.


Indonesia mengenal perjuangan Jenderal Soedirman memimpin pasukan tentara republik lewat hutan, berperang dengan cara gerilya. Sedangkan nama Hussein Mutahar saat itu sedang memiliki tugas lain yang tak kalah beratnya. Hussein Mutahar bertugas untuk menyimpan Sang Saka Merah Putih. 


Tidak banyak bendera berwarna merah putih saat itu. Belanda juga sedang dalam aksi menghapuskan republik yang baru akan lahir tersebut. Bendera utama, yakni bendera yang dijahit oleh Fatmawati, dan dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945, tentu juga menjadi benda yang paling dicari oleh Belanda.


"Har, kamu jaga bendera ini seperti menjaga dirimu sendiri," pesan Bung Karno pada Hussein Mutahar.


Hussein Mutahar menyimpan Sang Saka dengan cara melepaskan jahitannya. Yah, jahitan yang fenomenal dan dijadikan patung di Bengkulu itu, sempat dilepaskan dengan keselamatan bendera itu sendiri. Warna merah disimpan di dalam tas, sebagai kain yang melindungi buku. Sedangkan kain warna putih berada di kantong, sehingga dianggap seperti sapu tangan biasa.


Dengan cara tersebut, Hussein Mutahar berhasil membawa Sang Saka Merah Putih keluar dari Yogyakarta. Baru dua tahun kemudian, yakni tahun 1950, Hussein Mutahar mengembalikan lagi Sang Saka pada Bung Karno dalam kondisi sudah dijahit kembali.


Perlu dicatat, saat kejadian tersebut, Hussein Mutahar bekerja sebagai pegawai tinggi di Sekretariat Negara (waktu masih berada di Yogyakarta).


Hussein Mutahar dan Pramuka


Hussein Mutahar


Saat itu, ada banyak kegiatan Kepanduan di Indonesia. Dua paling terkenal adalah Hizbul Wathan, Pandu Rakyat Indonesia, Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afedeling Pandu, Nationale Islamietishe Padvinderij, Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie, dan lain-lain. Hussein Mutahar dikenal sebagai salah satu tokoh di Pandu Rakyat Indonesia.


Kemudian, pada tahun 1961, seluruh gerakan kepanduan di Indonesia dileburkan menjadi satu gerakan kepanduan yang diberi nama Pramuka. Meski beberapa waktu kemudian Pramuka adalah akronim dari "Praja Muda Karana" (Jiwa muda yang terus berkarya), namun awalnya pramuka berasal dari bahasa Jawa yang diambil oleh Sultan Hamengkubuwono IX (yang kemudian menjadi bapak Pramuka Indonesia). Pramuka berarti pasukan terdepan atau garda terdepan (avant-garde). Arti lain dari Pramuka dari bahasa Jawa adalah pemimpin.


Meski bapak Pramuka di Indonesia adalah Sultan Hamengkubuwono, namun Pramuka Indonesia tidak bisa mengenyampingkan peran besar dari seorang Hussein Mutahar. Hussein Mutahar adalah seorang komponis, maka ia menciptakan sejumlah lagu untuk yel-yel pramuka, dan lain-lainnya. Salah satunya adalah lagu hymne Pramuka yang terus dinyanyikan organisasi Pramuka hingga hari ini.


Ini lagu Hymne Pramuka yang dikarang oleh Hussein Mutahar untuk Pramuka Indonesia.



Lirik Lagu Hymne Pramuka


Kami Pramuka Indonesia 

Manusia Pancasila 

Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan agar jaya, Indonesia, 

Indonesia tanah air ku 

Kami jadi pandumu.


Jiwa muda dilambangkan dengan tunas kelapa. Tunas kelapa digambarkan sebagai sesuatu yang akan tumbuh menjulang ke angkasa di suatu hari nantinya. Hari lahir Pramuka di Indonesia disebut pula sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka, yang ditetapkan pada tanggal 9 Maret 1961. Tanggal tersebutlah yang kemudian ditetapkan menjadi Hari tunas Gerakan Pramuka.


Yel-Yel Pramuka


Lagu Tepuk Tangan Silang-silang diciptakan oleh Hussein Mutahar, untuk permainan yang melatih konsentrasi dan fokus para anggota Pramuka. Tidak hanya lagu itu, lagu lain seperti Gembira, Syukur, dan sebagainya juga menggambarkan kegembiraan rakyat Indonesia yang baru saja mendapatkan kemerdekaannya setelah ratusan tahun terbelenggu penjajahan.


Karena itu, yel-yel Pramuka menjadi salah satu yang penting bagi gerakan tersebut. Yel-yel berdasarkan KBBI berarti pekikan atau sorakan dari suatu perkumpulan, siswa, dan sebagainya. Tujuannya awalnya adalah teriakan khusus di kalangan Pramuka. Namun akhirnya, yel-yel juga berarti sesuatu teriakan yang ditujukan untuk memberikan dorongan semangat pada tim atau regunya yang sedang bermain.


Tidak hanya siswa dan mahasiswa lagi, tapi bahkan penggemar klub sepakbola bisa menyanyikan yel yel untuk mendukung tim mereka di lapangan. Setelah itu, yel-yel terus berkembang digunakan oleh lebih banyak orang untuk tujuan yang sama; menyemangati teman-teman mereka.


Dalam Pramuka, kebersamaan dan kesatuan, serta kegembiraan menjadi hal yang paling penting agar mereka bisa menghadapi setiap proses, melewati setiap rintangan, dan mendirikan suatu bangunan, secara bersama-sama dan tanpa hambatan. Karena itu, yel yel dalam kegiatan seperti Pramuka menjadi hal yang sangat penting. Tidak hanya membangkitkan semangat, tapi juga dibuat indah, enak didengar, punya lirik yang menyampai pesan dengan baik, serta mudah dihafalkan.

Ads