Pementasan Sindikat Aktor Jakarta: Perlawanan Ide Kultural dan Transendental -->
close
Pojok Seni
09 February 2023, 2/09/2023 07:30:00 AM WIB
Terbaru 2023-02-09T00:30:00Z
teaterUlasan

Pementasan Sindikat Aktor Jakarta: Perlawanan Ide Kultural dan Transendental

Advertisement
Sindikat Aktor Jakarta
Pementasan Sindikat Aktor Jakarta, 7 Februari 2023, di GRJB, dengan judul The Many Taboos of Being Gay, sutradara Joind Bayuwinanda.


Oleh: Zackir L Makmur


Di dalam goncangan psikologis, cinta hadir menjadi sebuah dilematis di antara sumpah serapah –sesal adanya sebuah takdir atau mensyukuri anugerah Ilahiah.


Konflik kejiwaan manusia yang sangat berat itu ditampilkan sebuah pementasan Sindikat Aktor Jakarta, 7 Februari 2023, di GRJB, dengan judul The Many Taboos of Being Gay, sutradara Joind Bayuwinanda, dengan para pelakon Joind Bayuwinanda, Kukuh Pamungkas Soeprijadi, Mario Denaldo, Nadine Nadila, dan Firqi Hidayatullah. Naskah ditulis oleh Joe Pintauro dan Eka D. Sitorus.


Konflik kejiwaan manusia yang dipentaskan Sindikat Aktor Jakarta ini, menjadi satu noktah di dalam Indonesia yang berpopulasi 173,8 juta manusia. Berapakah jumlah kaum gay di Indonesia? Saya tidak punya data, hanya tahu bahwa di Indonesia sudah sejak tahun 1993 (dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III, disusun oleh Direktorat Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan RI), homoseksualitas bukan lagi dianggap gangguan jiwa (penyakit).


Tetapi itu semacam patahan sebuah bisikan, yang hal ini begitu mengiris-iris psikologis yang gumamnya lamat-lamat menerobos masuk lobang kuping untuk mengendap di pemikiran. Kemudian pecah berkeping-keping menjadi perspektif dan asumsi, untuk pemikiran kultural, intelektual, dan transendental.


Pementasan Sindikat Aktor Jakarta

 

Dengan pijakan itu harusnya sutradara Joind Bayuwinanda mengusung pementasan itu dengan memberikan transformatif pemikiran, semacam pemikiran revolusioner yang tidak melulu secara komunal, faktual, maupun transeksual. Dalam masyarakat, juga sebagian masyarakat Indonesia, kaum gay diberikan stigma sebagai kaum yang tak punya transformatif pemikiran. Bahasa gampangnya: sampah.


Kekejaman itu telah lama berlangsung, termasuk di sebagian pandangan masyarakat Indonesia. Pertama, pada sistem nilai budaya heteroseks, di mana hubungan seksual dan emosional antara lelaki dan perempuan yang dapat terima. Hubungan lelaki-lelaki, perempuan-perempuan, lelaki-waria dan perempuan-waria dianggap aneh, dianggap sampah. 


Dan kedua, kekeliruan umum adalah menganggap gay, lesbian dan waria hanya dari segi seksual belaka. Padahal, seperti masyarakat umum, kehidupan mereka di luar identitas yang diberikan masyarakat tidak ada yang berbeda terlampau jauh.


Pementasan Sindikat Aktor Jakarta


Dua kekejaman itu ketika diusung pementasan Sindikat Aktor Jakarta ini, maka secara halus dan pelan-pelan menghancurkan opini yang telah lama bersemayam itu. Seorang perempuan yang istri agamawan, dimainkan cukup bagus oleh Nadine Nadila, melangsungkan penghancuran kejam itu. Sampai pada satu momentum sang istri agamawan ini mempertanyakan takdir secara transendental.


Maka dari semua itu secara tak langsung pementasan ini menghimpun ide-ide perlawanan terhadap ide kultural, intelektual, dan transendental. Hal-hal ini berat, namun disampaikan dengan khidmat, hingga perlawanan yang diberikan pun mengundang perenungan.

Ads