Advertisement
The Spirit of the Pumpkins Descending Into Heavens (Sumber foto: Flickr) |
Pojok Seni - Seni visual di era digital mau tidak mau akan terpapar digitalisasi. Dalam webinar bertajuk Seni Pertunjukan dan "Seni Visual di Era Digital: Peluang dan Tantangan" yang digelar oleh Pascasarjana ISBI Bandung, Selasa (10/1/2023) lalu, Dr Irma Damajanti, M.Sn memaparkan sejumlah polemik yang melibatkan praktisi digital art dengan konvensional sejak perkembangan digital art menjadi sangat pesat dewasa ini.
Seni digital diartikan sebagai aktivitas artistik atau karya yang menggabungkan teknologi digital ke proses penciptaan atau produksi. Dengan kata lain, digital art merupakan seni yang terkomputerisasi dan berinteraksi terbuka dengan teknologi digital. Sejumlah seni yang secara teknis melibatkan lebih banyak media, seperti video, fotografi, percetakan digital, dan program komputer lainnya secara umum diterjemahkan sebagai digital art.
Apa dilema yang ditimbulkan? Perubahan signifikan dari proses penciptaan karya dengan tangan di sebelum abad ke-20, menjadi pelibatan alat dan teknologi mutakhir di era post-modern. Dulunya, seni memerlukan keterampilan fisik yang tidak dimiliki semua orang, selanjutnya menjadi suatu seni yang bisa dikerjakan lebih banyak orang yang memiliki akses ke teknologi mutakhir.
The Spirit of the Pumpkins Descending Into Heavens (sumber: Concrete Playground) |
Hingga era 1970-an misalnya, sejumlah seni yang direvolusi oleh teknologi digital terus berkembang dengan pesat. Mulai dari pelibatan artificial inteligent, augmented reality, hingga virtual reality yang menjadikan seniman pasca modern mampu melampaui batasan yang tak pernah terbayangkan oleh seniman tradisional. Di sini problema yang dilematik bermula. Seniman tradisional beranggapan bahwa aura seniman akan hilang dengan kemunculan seni digital.
Imagine Van Gogh (imagine-vangogh.com) |
Benjamin memberi pendapat tentang reproduksi mekanik. Menurut Benjamin, replika memang termasuk seni secara alami, namun bukan reproduksi yang sempurna. Sebagai contoh, penemuan fotografi misalnya, akan menjadikan reproduksi yang sempurna dari realitas akan terbuka kemungkinannya. Namun, satu unsur penting yang tidak hadir adalah, kehadiran yang dalam ruang dan waktu, serta keunikannya dari keberadaannya di tempat proses tersebut.