Hari Teater Modern Riau 2022 dan Memaknai Sejarah -->
close
Pojok Seni
12 November 2022, 11/12/2022 01:35:00 PM WIB
Terbaru 2022-11-12T06:35:30Z
Artikeleventteater

Hari Teater Modern Riau 2022 dan Memaknai Sejarah

Advertisement
Hari teater modern Riau

Pojok Seni/Riau - Peringatan Hari Teater Modern Riau 2022 yang berlangsung pada Kamis (10/11) di depan Anjugan Seni Idrus Tintin berlangsung secara khidmat. Kegiatan ini bertepatan dengan hari kelahiran Alm. Idrus Tintin yang memang menjadi momentum lahirnya Hari Teater Modern. Kegiatan yang diinisiasi Jaringan Teater Riau, seniman serta lembaga komunitas teater di Riau ini berhasil membuat hampir seratus orang tak bergeming meskipun hujan turun dengan derasnya. Ini adalah momentum silaturahmi bagi penggiat teater di Riau. Apalagi, momen ini hanya dilakukan sekali dalam satu tahun.


Dalam peringatan tersebut, ada beberapa penampilan dihadirkan oleh beberapa komunitas dan seniman. Malam itu monolog Mini Teater Riau dengan judul Botol Susu membuka pertunjukan dengan baik. Aktor Nena Padmah yang juga merupakan koordinator daerah JTR Pekanbaru menghadirkan sebuah narasi panjang tentang himpitan kehidupan rumah tangga yang dikemas dalam monolog “Botol Susu”. Selain itu, tampil juga Arief dari UKM Batra Unri yang menghadirkan monolog tentang pemberontakan dan pembredelan, ada juga Selembayung yang menghadirkan karya IBAB dengan memadupadankan dua aktor liar, Latah Tuah dan Suku Seni tampil memukau dengan fragmen tubuh.


Jaringan Teater Riau memang fokus sebagai wadah silaturahmi dan laboratorium seni teater di Riau. Maka, kegiatan-kegiatan seperti ini akan terus berlanjut dan menjadi program kerja tahunan, selain JTR Goes To School. Malam itu juga tampil, musikalisasi puisi dari Sanggar Tempa PBSI UNRI dan Rumah Sunting. Puisi-puisi Idrus Tintin pun mengalir dalam heningnya malam dari penyair-penyair andal di Riau antara lain Siti Salmah, Bambang Kariyawan, Fayza Marbella, Mulyati Umar, Nur Guntur Darusman (Jejak Langkah), Harfaldi (RBTM), Secangkir Berlian (UNILAK), Iki (SCW), dan Sapikri.


“Selain sebagai dramawan, Idrus Tintin memang dikenal sebagai penyair yang menuliskan puisi-puisi syahdu. Maka tidak bisa tidak, untuk mengenalkan kekaryaan beliau mesti dilakukan pembacaan ulang sehingga namanya tidak hanya melekat pada sebuah gedung seni pertunjukan. Hal ini adalah kewajiban kita bersama dalam membangun ekosistem yang sadar akan sejarah. Kalau bukan kita siapa lagi.”, ujar Rian Harahap yang merupakan Ketua Jaringan Teater Riau.


Idrus Tintin dikenal sebagai pembaharu teater modern di Riau dan populer dengan teater ‘Cis’. Menjadi penting untuk mengenalkan Idrus Tintin kepada generasi muda yang saat ini minim pengetahuan sejarah dan perkembangan teater Riau hingga saat ini. Sebab teater Riau hari ini tidak serta merta menjadi bangunan kokoh seperti sekarang ini, ia lahir dari banyak peristiwa di masa lalu. 


Acara ditutup tepat pukul 22.00 WIB di lobi Anjungan Seni Idrus Tintin setelah hujan deras mengguyur ketika acara berlangsung outdoor. Tampak beberapa seniman yang hadir dalam diskusi malam itu, seperti Marhalim Zaini, Fedli Aziz, Ade Pura Indra, Husin, Matrock, Wan Harun, Khudri Anwar (Rohil), Rezi (Rohil), Rina NE, Joni Hendri, Ajik dan masih banyak yang tak bisa disebutkan satu persatu. Akhirnya, malam yang khidmat itu mengalir doa-doa untuk Bapak Teater Modern Riau. Al-Fatihah. 

Ads