Advertisement
Pojok Seni - Setelah sukses mempertunjukkan musik Bungo Krinok di Kabupaten Muaro Bungo, Jambi (baca di pranala ini: Pertunjukan Bungo Krinok Dipentaskan di Muaro Bungo), pertunjukan selanjutnya adalah di Jambi. Pertunjukan yang rencanakan akan digelar pada hari Selasa (1/11/2022) mendatang, bertempat di SMA Islam Al-Falah.
Kegiatan ini nantinya akan berkaitan dengan Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan Tema Kearifan Lokal bertajuk Panen Raya: Lestarikan Pesona Batik Jambi. Pertunjukan dihadiri terutama oleh pejabat di lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta Dinas Pedidikan Kota Jambi, tamu undangan, tokoh masyarakat lainnya
Ketua tim peneliti, Prof Dr Mahdi Bahar menyebutkan bahwa musik atau nyanyian krinok sebagai suatu genre musik tradisional Jambi mempunyai potensi untuk dijadikan sumber penciptaan musik baru dengan genre tersendiri. Alasannya ialah karena entitas musik krinok mempunyai suatu bentuk genre musik yang dibangun oleh sejumah bagian yang membentuk genre musik krinok itu sendiri, sehingga eksistensinya berbeda dengan jenis musik lain mana saja. Musik ini dapat dimainkan berulang-ulang dan diapresiasi oleh masyarakat pendukungmnya.
"Fakta begini menunjukkan bahwa musik krinok dapat dipastikan dibangun oleh sejumlah bagian aspek musikologis tersendiri, meliputi terutama ialah: sistem modus, sejumlah etude, tema-tema musikal, pola-pola melodi, pola-pola ritme, kontur melodi, dan teks nyanyian tertentu. Bagian-bagian inilah yang membentuk genre musik krinok, sehingga entitasnya mempunyai dirinya sendiri. Ini yang kita perkenalkan di Muaro Bungo, dan selanjutnya di Kota Jambi," kata Mahdi Bahar.
Kekayaan musikal dan musikologis genre musik krinok yang seperti demikian belum pernah dikaji dan digunakan secara utuh sebagai dasar untuk mewujudkan genre musik “baru” yang lebih komplek bercitra artistika global. Di antara tujuan akhirnya adalah, selain memajukan kebudayaan, juga berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan kepariwisataan yang bernilai komersial. Karena itu, tujuan dari pentas yang digelar di dua kota ini adalah untuk menyebarluaskan hasil penelitian melalui lembaga-lembaga yang relevan, baik dalam maupun di luar Provinsi Jambi, dengan cara loka-karya, pelatihan dan pengajaran.
"Lembaga sasaran pelatihan terutama adalah Sekolah Menegah Pertama (SMP) atau yang sederajat; Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat, dan perguruan tinggi, yaitu Program Studi Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Jambi; serta kelompok-kelompok penggiat seni mana saja yang relevan. Ditargetkan setiap lembaga mampu memainkan sekurang-kurangnya dua repertoar musik 'baru' yang dilatihkan," terang Mahdi Bahar.
Pelaksanaan direncanakan sebanyak dua kali pertunjukan di dua tempat berbeda dalam Provinsi Jambi di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi. Salah satunya merupakan pertunjukan kepariwisataan dilaksanakan dalam event hari Raya Waisak yang dilaksanakan setiap tahun di komplek percandian Muara Jambi bertaraf internasional, diikuti terutama oleh penganut agama Buddha. Sedangkan yang lain merupakan pertunjukan di Provinsi Jambi adalah pada pelaksanaan Malam Keagungan Budaya Melayu Jambi yang dilaksanakan sekali setahun.