The Shifting Point; Bentuk "Dua Dunia" di Panggung Teater Menurut Brook -->
close
Adhyra Irianto
26 September 2022, 9/26/2022 03:25:00 PM WIB
Terbaru 2022-09-26T08:33:33Z
ArtikelMateri Teater

The Shifting Point; Bentuk "Dua Dunia" di Panggung Teater Menurut Brook

Advertisement
The Shifting Point Peter Brook
Peter Brook


pojokseni.com - Peter Brook (1925 - 2022) tidak hanya seorang sutradara kenamaan dunia, tapi juga sutradara teater hidup terbesar yang dimiliki dunia hingga ia tutup usia tanggal 2 Juli 2022 lalu (versi Independen). Ia juga seorang akademisi teater yang pengaruh dan pemikirannya memengaruhi perkembangan teater modern hingga saat ini.


Salah satu yang ia kemukakan adalah The Shifting Point alias perpindahan titik tekan. Apa itu the shifting point atau perpindahan titik tekan itu?


Apa itu The Shifting Point?


Sebagai seni pertunjukan, teater tidak terlepas dari tanda dan simbol dari kehdiupan manusia. Sebab, kehidupan manusia yang menjadi bahan baku utama penciptaan karya seni teater. Karena itu, pertunjukan teater selalu dipenuhi dengan simbol dan tanda kehidupan. Agar pesan dan simbol tersebut bisa dicapai atau diterima oleh pemirsanya, maka pesan dan simbol tersebut bersifat universal.


Simbol-simbol tersebut hadir dari penulis naskah, diinterpretasi oleh sutradara yang kemudian mengomunikasikan dan mengartikulasikan konsep, pola, hingga ke bentuk pertunjukan. Sedangkan aktor bertugas menyajikan dan mengomunikasikan (sebagai komunikator) pada pemirsa, meski tetap membawa konsepsi pribadi pada penciptaan kekaryaan.


Dengan kata kunci "komunikasi" maka bisa disebut bahwa ada dua arah, atau disebut pula oleh Peter Brook sebagai "teori dua dunia". Teori dua dunia berarti dunia yang diciptakan para aktor adalah dunia yang disusun dari aktivitas fisik pemain secara aktif. Sedangkan dunia kedua adalah dunia para penonton yang melakukan aktivitas pasif dan merespon sebuah permainan yang digelar di hadapannya.


Komunikasi antara keduanya disebut oleh Peter Brook akan membuat banyak pengalaman bagi kedua sisi. Bagi penonton, akan menghadirkan pengalaman merespon secara naluriah apa yang diterima lewat sebuah pertunjukan. Sedangkan bagi pemain, respon penonton akan kembali diubah menjadi sumber tenaga untuk aktivitas fisiknya di atas panggung.


Peter Brook Mahabrata
Pertunjukan Mahabrata karya Peter Brook


Maka terjadi dua "dunia" yang saling memengaruhi dan mendukung. Hal ini yang disebut oleh Peter Brook sebagai The Shifting Point atau perpindahan titik tekan. Prof Yudiaryani menyebut bahwa perpindahan titik tekan bisa diartikan sebagai sebuah permainan yang memberikan tafsiran terhadap lebih banyak kebenaran. Sebab, kebenaran akan selalu bergerak dan mengungkap atau menjadi kontradiksi pada kebenaran lainnya. Karena itu, setiap kebenaran akan berubah bila diubah perspektif cara melihatnya.


The Shifting Point ini akan bergerak melampaui batas yang membatasi antara pemain dan penonton. Berbagai kutub bisa saling bertemu, saling berkontradiksi, hingga berdialektika untuk menemukan sintesis. Karena itu, tafsiran dari sebuah pertunjukan teater tidak mungkin (bahkan tidak bisa) tunggal. Setiap penonton dengan latar belakang sosiologis dan akademis masing-masing akan punya perspektif tertentu untuk melihat apa yang dipaparkan oleh aktor di atas panggung. Sedangkan aktor dengan perspektifnya sendiri mencoba mengejawantahkan apa yang diinterpretasikan sutradara, kemudian disampaikan pada penonton.


Teater bisa saja membawa nilai-nilai baru tentang moral, norma, agama, budaya, kebaikan, dan sebagainya di atas panggung. Sebab, teater adalah komposisi dari prosa atau puisi yang ditampilkan lewat dialog dan gerak untuk menyajikan cerita yang mengetengahkan konflik, pertentangan antar karakter, dan seterusnya. Hal tersebut ditampilkan dengan seni peran di atas panggung.


Namun, dengan proses dialektika yang terjadi antara "dua dunia" ini, maka seniman tidak lagi hadir sebagai "kasta tertinggi" yang menyampaikan atau memaksakan sebuah kebenaran. Berbagai perspektif penonton bisa mengubah kebenaran yang disampaikan tersebut, bahkan memberikan pertentangan, kontradiksi, dan hal-hal lainnya.

Ads