Advertisement
Jalan menemukan kebenaran |
pojokseni.com - Dunia mengenal PD Ouspensky atau Pyotr Demianovich Ouspensky, seorang filsuf dan matematikawan asal Rusia, sebagai seseorang yang menulis tentang the fourth dimension. Karya keduanya, tertium organum menjadi perhatian dunia karena ia dengan tegas menyangkal formula identifikasi logis Aristoteles dalam menyimpulkan realitas tertinggi ruang dan waktu.
Namun yang akan menjadi fokus dalam tulisan ini adalah rumusan Ouspensky tentang empat jenis kebenaran. Empat jenis kebenaran menurut rumusan Ouspensky adalah:
- - Kebenaran Filsafat
- - Kebenaran Ilmu Pengetahuan
- - Kebenaran Agama
- - Kebenaran Seni
Rumusan ini ditemukan dalam buku yang ditulisnya dalam bahasa Rusia berjudul A New Model of the Universe. Banyak pihak menilai bahwa karya Ouspensky ini telah "mendamaikan" gesekan yang terjadi antara ilmu pengetahuan, filsafat, agama, dan seni selama beberapa abad terakhir. Buku tersebut ditulisnya dalam bentuk artikel-artikel yang diterbitkan mulai dari sebelum tahun 1914, sampai tahun 1917 diterbitkan menjadi sebuah buku.
Pengaruh Francis Bacon dan Max Muller cukup kentara dalam pemikirannya tersebut. Begitu juga ajaran esoteris dalam tradisi Gurdjieff begitu kenntal mewarnai pemikirannya tersebut. Sekarang, mari kita ulas lebih lanjut bagaimana cara mencari kebenaran yang berlaku universal di atas dunia yang serba kacau ini, menurut Ouspensky? Ini yang kemudian disebut "jalan keempat" dalam menemukan kebenaran.
Rumusan Ouspensky tentang Empat Kebenaran dan Jalan Keempat
Sebelum menyusun empat kebenaran ini, Ouspeksky melakukan perjalanan ke banyak tempat di tiga benua, Eropa - Asia - Afrika untuk pencarian "kebenaran" tersebut. Ia bertemu dengan Gurdjieff yang kemudian menjadi teman belajar dan berdiskusi hingga ia akhirnya menyusun jalan keempat ini.
Keempat "jalan" menemukan kebenaran ini, memang selalu terkesan terus bergesekan. Masing-masing "pemeluk teguh" dari kebenaran ini akan dengan angkuh mengakui jalan yang mereka pilih adalah jalan satu-satunya mencapai kebenaran. Sedangkan di dalam rumusan Ouspensky, untuk mencari satu jalan yang tetap membuat seseorang menjaga eksistensinya sebagai makhluk sosial, disusunlah jalan keempat ini.
Mari kita ulas satu persatu tentang empat kebenaran tersebut.
Kebenaran filsafat
Ini salah satu kebenaran yang mengandalkan penalaran yang runtut dan logis. Mata rantai yang tak terpisahkan dari dialektika filsafat adalah, tesis-antitesis-sintesis. Selain itu, berpikir kritis dan analitis terhadap hal-hal yang baru, atau hal-hal yang sudah ada menjadi kunci dari pencarian kebenaran lewat jalur ini.
Kebenaran ilmu pengetahuan
Kebenaran satu ini mendasarkan semua hal yang bisa dilegitimasi sebagai "fakta" atau "kebenaran" dengan pengamatan (observasi) dan percobaan (eksperimen). Dalam hal ini, logika dan pengamatan panca indera menjadi tumpuan utama untuk mendapatkan kebenaran sejati.
Kebenaran agama
Kebenaran agama datang dari "kekuatan" yang berada di luar diri dan kesadaran manusia. Semua kebenaran ditumpukan pada wahyu yang bisa dilihat dalam kitab suci. Kumpulan wahyu dalam kitab suci itu merupakan sumber dari semua kebenaran yang didapatkan lewat jalur ini.
Kebenaran seni
Kebenaran seni datang dari cetusan manusia, baik berupa respon maupun pemikiran terhadap banyak hal yang terjadi di sekitar manusia tersebut. Lewat sebuah "kekuatan" (yang kemudian disebut imajinasi, intuisi dan sebagainya) serta keluhuran dan ketulusan hati untuk menciptakan sesuatu hal yang mungkin mendobrak, mencerahkan, menghadirkan katarsis, hingga mendekonstruksi tatanan yang sudah ada, menjadi hal utama dalam pencarian kebenaran lewat jalur ini.
Keempatnya kadang saling bertabrakan, saling menutupi, hingga saling menyalahkan. Hal itu yang menjadikan keempatnya kerap bergesekan. Suatu problema atau masalah yang dipandang dalam perspektif berbeda (dari jalur kebenaran yang berbeda) akan menghasilkan deduksi yang berbeda pula.
Bagaimana dengan jalan keempat dalam rumusan Ouspensky, untuk mendamaikan keempatnya?
Metode analitik-holistik
Lewat pendekatan metode analitik-holistik, kita bisa mencoba memandang suatu problema dengan keempat jalan tersebut bersamaan.
Pertama, lakukan penjajakan secara menyeluruh untuk menemukan atau memandang suatu problem sosial, masalah, dan sebagainya dengan keempat jalan tersebut; filsafat, ilmu pengetahuan, agama, dan seni.
Kedua, analisis problem tersebut di setiap "jalur" dengan perspektif masing-masing, dan metode masing-masing.
Ketiga, kemungkinan besar Anda akan menemukan empat pilihan deduksi.
Keempat, sekarang seperti bagaimana Anda berhadapan dengan soal pilihan ganda, lupakan dulu subjektivitas dan dorongan "keyakinan" Anda, untuk melakukan tinjauan kritis dan pemikiran yang lebih skeptis untuk "mencari jawaban".
Kelima, posisikan diri Anda sebagai pengamat, gunakan daya pikir kreatif Anda untuk menemukan kesimpulan lain berdasar keempat pilihan yang ada tersebut. Anda akan membuat definisi lain, dan mungkin sebuah terobosan yang lain.
Keenam, pertanyakan lagi pengertian yang sudah Anda pilih dan yakini. Gunakan seluruh pengetahuan dan kemampuan yang Anda miliki, untuk mempertanyakan lagi jawaban yang sudah Anda simpulkan.
Ketujuh, Anda mungkin sekiranya sudah menemukan jawaban yang Anda butuhkan (bukan yang Anda inginkan), termasuk solusi, hal yang harus dilakukan berikutnya, dan seterusnya.
Metode tersebut, pada akhirnya akan memberikan tempat pada sebuah permasalahan ke tempat yang seharusnya. Anda akan menyerahkan masalah terkait kesehatan pada orang-orang yang ahli kesehatan, begitu juga masalah lainnya. Anda tidak akan menimpakan permasalahan atau tanggung jawab pada pihak lain di luar diri Anda, atau mungkin di luar kesadaran Anda. Anda juga akan lebih terbuka pada setiap masukan, saran, dan pemikiran.