Advertisement
pojokseni.com - Presentasi dan representasi adalah dua jenis pendekatan akting yang kerap jadi bahan perdebatan dan perbincangan antar kritikus, aktor, hingga penonton teater sejak abad ke-18. Saat Konstantin Stanislavsky menyebut bahwa akting realisme merupakan inner act (akting dari dalam) maka sejak saat itu akting representasi disebut outer act (akting dari luar). Untuk lebih memudahkan pembagiannya, akting presentasi disebut pula realisme, sedangkan akting representasi disebut formalisme.
Seorang aktor akan melatih dirinya dengan berbagai teknik yang menjadikannya tampil dengan baik di bagian luar. Namun, ketika akan mendalami suatu peran, aktor tersebut terjun ke masyarakat dan bergabung dengan satu grup teater, maka aktor tersebut akan mempelajari akting dari kehidupannya sehari-hari. Aktor tersebut akan menyampaikan realita kehidupan yang ditampilkan secara otentik, jujur, dan mengkomunikasikannya seakan benar-benar dan pertama kalinya terjadi.
Dari ilustrasi di atas, bisa kita bedakan bahwa akting yang pertama adalah penerapan berbagai teknik untuk mensimulasikan, dan meminjam behavior manusia untuk dibentuk menjadi suatu gestur artistik. Sedangkan akting yang kedua adalah akting dengan tingkah laku yang jujur, mengkomunikasikannya dengan otentik, dan menghadirkan seperti realita kehidupan. Jenis pendekatan akting yang pertama disebut representasi (formalisme) dan yang kedua disebut presentasi (realisme).
Dunia sempat membandingkan ketika ada aktor-aktor dengan kemampuan keaktoran yang hebat membawakan suatu peran dengan pendekatan akting berbeda. Pertama Sir Henry Irving yang memerankan Hamlet dari naskah karya William Shakespeare. Sir Henry Irving membawakan peran Hamlet dengan pendekatan formalis, dan berhasil memukau dan menyihir publik pecinta teater di Inggris.
Di saat yang nyaris bersamaan, aktor di Amerika, Edwin Booth membawakan peran yan g sama dari naskah yang sama dengan pendekatan realis. Hasilnya juga sama, Edwin Booth berhasil memukau dan menyihir penonton dengan akting presentasinya.
Namun, hal tersebut memicu perdebatan yang hebat antara kedua aktor, kritikus, bahkan penikmat teater. Bagi Sir Henri Irving, ia sepakat dengan dramawan William Shakespeare yang menjadikan akting sebagai pencerminan kehidupan alamiah, namun tidak memberikan kesempatan untuk mencampurkan perasaan pribadi dalam proses akting yang dilakukan. Maka untuk menampilkan suatu karakter, aktor mesti menguasai perangkat-perangkat keaktoran, seperti penyampaian unsur puitis dialog, intonasi dialog, konsep pasti dari karakter, menyampaikan jiwa dari puisi/teks yang siampaikan dengan struktur dan ritme yang tepat.
Sedangkan Edwin Booth membawa kepribadian Hamlet yang baru ke atas panggung. Padahal saat itu di Amerika, nama aktor Edwin Forrest masih menjadi nama yang merajai panggung dengan akting formalisme. Edwin Booth hadir dan mengubah tampilan Hamlet yang dikenal banyak penikmat. Ia menghadirkan Hamlet sebagai sosok yang penuh penderitaan tragis, puitis, gelap, dan menyedihkan dalam penampilan yang sangat tenang dan otentik. Penyampaiannya natural dan segar, dan penyampaian dialog cenderung lembut dan rapi. (Sekedar info tambahan, Edwin Booth adalah kakak kandung dari John Wilkes yang dikenal sebagai pembunuh presiden Abraham Lincoln.)
Berikut penjelasan terkait akting presentasi dan representasi.
Pendekatan Akting Presentasi
Akting presentasi atau realis merupakan akting yang berusaha menyuguhkan tingkah laku manusia lewat diri si aktor. Tentunya, prosesnya dimulai dari identifikasi karakter berdasarkan atau sesuai dengan situasi terberikan oleh naskah. Salah satu teknik akting yang paling dikenal untuk pendekatan akting presentasi ialah the Magic If yang diperkenalkan oleh Stanislavsky.
Lewat pertanyaan "what if.." aktor akan menggunakan naluri, perasaan, ekspresi, dan respon berupa tindakan spontan sebagai aksi-aksi yang dilakukan di atas panggung. Konstantin Stanislavsky dikenal sebagai pelopor dari pendekatan akting presentasi ini. Sedangkan aktor yang dikenal dengan pendekatan akting presentasi adala Eleonora Duse, yang sejak tahun 1870-an dikenal sebagai aktor paling laris di Italia. Sekitar tahun 1890-an, Eleonora Duse memperkenalkan teknik akting dengan efek yang menakjubkan, yakni lewat detail-detail kecil yang hadir sebagai pernyataan emosi, serta respon manusiawi terhadap sesuatu hal atau situasi tertentu yang diinginkan naskah. Karena itulah, akting presentasi disebut pula "inner act" atau akting dari dalam.
Pendekatan Akting Representasi
Akting representasi adalah akting yang mencoba mengimitasikan dan mengilustrasikan tingkah laku karakter tertentu. Karakter diciptakan, direncanakan, dan di-artistik-an karena karakter tersebut akan dilihat, baru kemudian dieksekusi di atas panggung. Si "aku" aktor akan memindahkan jiwa dari si "aku" peran. Dengan kata lain, ia sebagai aktor akan "pinggir" terlebih dulu hingga pertunjukan berakhir.
Dua aktor yang dikenal menghadirkan puncak dari akting representasi adalah Benoit Constant Coquelin, dan tentunya aktris cantik Sarah Bernhardt dari Perancis. Bisa dikatakan apa yang dihadirkan oleh keduanya di atas panggung terlihat sama, karena pendekatan akting yang sama. Tapi, prosedur kerjanya berbeda.
Coquelin berpendapat bahwa dirinya sebagai seorang yang melihat, sedangkan tubuhnya "dipinjamkan" untuk karakter yang diciptakannya. Sedangkan Sarah Bernhardt berpendapat bahwa sebagai aktor, si "aku" aktor harus menyingkir untuk menyiapkan tubuh yang akan dipinjamkan pada si "aku" peran.
Selain itu, teknik keaktoran menjadi hal yang sangat penting ketimbang melibatkan perasaan dan respon manusiawi aktor. Cara aktor mendeklamasi, gaya yang di-indah-kan, efek-efek yang indah dari bisnis akting dan detail kecil (subtil) lainnya, menjadikan akting dengan pendekatan ini sangat indah ditonton. Karena itu juga, akting satu ini disebut "outer act" atau "akting dari luar".
Perbedaan utama dengan presentasi ialah, representasional menggunakan tampilan luar dulu (fisiologis) hingga masuk ke dalam (psikologis), sedangkan representasi masuk ke dalam dulu (psikologis) untuk akhirnya memengaruhi tampilan luar (fisiologis).