Cerita Pilu Seorang Korban "Begal Rekening", Bagaimana Cara Mencegahnya? -->
close
Adhyra Irianto
28 August 2022, 8/28/2022 11:50:00 PM WIB
Terbaru 2022-08-28T16:50:55Z
Artikel SponsorUlasan

Cerita Pilu Seorang Korban "Begal Rekening", Bagaimana Cara Mencegahnya?

Advertisement

Menjadi #NasabahBijak, Lindungi Diri dari Kejahatan Siber


Akhir-akhir ini mulai beredar istilah "begal rekening" yang lebih tepatnya disebut penipuan Social Engineering (Soceng). Tidak tanggung-tanggung, pelaku menguras habis tabungan korbannya dengan memanipulasi korban lewat trik tertentu.


Sudah banyak korbannya, dan seperti yang disebut oleh OJK, pelaku Soceng akan memanipulasi psikologis korbannya, dengan cara yang lebih persuasif, dan tidak terkesan seperti penipuan. Korban bahkan dengan sadar mengikuti instruksi pelaku, yang akhirnya membuka jalan pelaku untuk menguras uang korban.


Bagaimana proses penipuannya? Cerita pilu dari para korban penipuan Soceng ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.


Penipu Mengatasnamakan Provider Seluler


Menjadi #NasabahBijak, Lindungi Diri dari Kejahatan Siber


Seorang korban Soceng (tidak mau disebutkan namanya) bercerita bahwa ia ditelepon dari sumber yang mengaku dari kantor pusat salah satu provider seluler. Tentunya, karena korban adalah pengguna provider tersebut, ia memilih untuk mendengarkan terlebih dulu apa yang ingin disampaikan oleh pihak tersebut.


Pelaku mengatakan bahwa korban tersebut memiliki 1.500 poin aplikasi provider seluler di dalam kartu ponselnya. Poin itu bisa ditukar dalam bentuk uang tunai sebesar Rp1 juta, atau bebas penggunaan kartu pascabayar selama 3 bulan. Biasanya, per bulan untuk penggunaan kartu pascabayar milik korban akan membayar sekitar Rp60 ribu sampai Rp100 ribuan. Gratis tiga bulan tentu hanya bernilai sekitar Rp300 ribuan. Sedangkan, opsi berikutnya lebih menarik yakni uang tunai Rp1 juta. 


Karena itu, korban memilih untuk menukarkan poinnya dengan uang Rp1 juta. Selanjutnya, penipu masih melakukan percakapan layaknya "kantor" pada korban, seperti kapan pertama menggunakan kartu tersebut, berapa iuran yang dibayar per bulan, dan sebagainya. 


Di akhir obrolan, penipu memberikan semacam link (pranala) lewat WA. Isi WA tersebut adalah seperti ini: 


MOBILEBANKING JANGAN KIRIM ke 3555 JK. Terima DR ORG LAIN/Mengaku PEGAWAI BANK 3f50139e-d5 e9-4656 ac31-41fae16ff970.


Dan pelaku meminta korban untuk menyalin isi WA tersebut dan mengirimkannya lewat SMS ke 3555. Tentunya, korban masih mengikuti petunjuk tersebut dan diarahkan ke mobile banking miliknya. Ada pilihan submit, yang kemudian dikliknya. 


Setelah itu, isi rekeningnya tiba-tiba raib entah kemana. Total sekitar dua puluhan juta di dalam rekeningnya dibegal oleh pelaku penipuan tersebut dalam waktu tidak sampai 10 menit saja.


Penipu Bobol Password Rekening


Menjadi #NasabahBijak, Lindungi Diri dari Kejahatan Siber


Korban lainnya bercerita bahwa ia ditelepon oleh pihak yang mengaku dari salah satu bank di Indonesia. Kebetulan, korban memang nasabah dari bank tersebut. Penelepon tersebut mengaku menawarkan pergantian jenis tabungan, juga menawarkan produk perbankan lainnya.


Kemudian, seperti ingin memastikan identitas nasabah, pelaku menanyakan ID korban, nama lengkap, pekerjaan, nama ibu kandung, dan sejumlah data-data pribadi lainnya. Tentu saja, karena tidak curiga, korban memberikan data tersebut.


Namun, tidak begitu lama kemudian, ia mendapati bahwa pelaku telah membobol rekeningnya sehingga seluruh tabungannya yang berjumlah sekitar Rp15 juta, ludes tak bersisa.


Dua cerita di atas hanya sekelumit kecil dari total 5.940 laporan yang masuk ke OJK hingga bulan Juli lalu. Di bulan Juni 2022 saja, sudah tercatat sekitar 433 kasus setipe, mulai dari pembobolan rekening, penipuan, cyber crime, penipuan, dan soceng yang dikategorikan sebagai fraud eksternal. Faktanya, selama 5 tahun terakhir saja, penipuan online menjadi kejahatan dunia maya paling banyak dilaporkan.


Grafik kejahatan dunia maya Indonesia 5 tahun terakhir
Grafik kejahatan dunia maya Indonesia 5 tahun terakhir


Menjadi Penyuluh Digital untuk Menyelamatkan Banyak Orang


Menjadi #NasabahBijak, Lindungi Diri dari Kejahatan Siber

Agar Anda tidak tertipu dengan penipuan jenis ini, serta tidak lebih banyak lagi korban yang terkena penipuan ini, maka manfaatkan internet, media sosial, dan teknologi sebagai cara untuk kampanye menjadi nasabah bijak. Anda bisa menjadi seorang penyuluh digital, yang menyebarkan lebih banyak pemberitahuan dan informasi bagi orang lainnya untuk menjadi nasabah bijak.


Nasabah bijak dan penyuluh digital adalah dua dari bentuk gerakan #NasabahBijak yang digagas Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari kejahatan siber seperti diceritakan di atas. Karena semakin berkembang pesatnya teknologi, maka akan selalu hadir oknum-oknum tak bertanggung jawab yang akan memanfaatkan keadaan tersebut untuk mendapatkan keuntungan pribadi.


Karena itu, akan sangat baik bila Anda juga ikut serta dalam gerakan #NasabahBijak ini. Caranya adalah dengan menyampaikan hal-hal yang bisa menyelamatkan diri Anda dan orang lain dari kejahatan dan penipuan siber.


Apa saja yang harus dilakukan untuk melindungi diri dari kejahatan siber seperti Soceng?


Menjadi #NasabahBijak, Lindungi Diri dari Kejahatan Siber

  1. Pastikan Anda selalu menjaga kerahasiaan data pribadi Anda. Jangan umbar hal yang bersifat rahasia di media sosial, seperti mengupload foto KTP, SIM, dan tanda pengenal lainnya.
  2. Pelajari dan aktifkan otentifikasi dua langkah (two-factor authentication) pada rekening online, serta hal lain yang terkait dengan rekening daring Anda seperti email.
  3. Setiap mendapatkan telepon dari pihak yang mengaku dari kantor tertentu, pastikan tetap tidak memberikan data pribadi, juga jangan mudah percaya dengan iming-iming hadiah tertentu.
  4. Bila Anda memenangkan suatu kontes, atau sayembara tertentu, tapi Anda tidak mengikutinya, maka periksa ulang lagi dengan cara bertanya pada call centre, akun media sosial resmi, atau ke website dari penyedia "hadiah" tersebut.
  5. Selalu cek histori rekening bank Anda, serta aktifkan notifikasi transaksi rekening Anda.


Dengan cara-cara di atas, Anda bisa melindungi diri Anda sendiri, juga melindungi orang-orang terdekat Anda. Bila Anda melakukan penyuluhan digital di internet, misalnya lewat media sosial Anda, maka Anda akan membantu lebih banyak orang untuk terhindar dari kejahatan siber ini. Mari menjadi nasabah bijak dan penyuluh digital untuk melawan tindak penipuan internet sebelum jatuh lebih banyak korban.


Ads