Bagaimana Cara Merancang Tata Panggung Pertunjukan Teater? -->
close
Pojok Seni
11 August 2022, 8/11/2022 08:00:00 AM WIB
Terbaru 2022-08-11T01:00:00Z
ArtikelMateri Teater

Bagaimana Cara Merancang Tata Panggung Pertunjukan Teater?

Advertisement

Bagaimana cara merancang tata panggung pertunjukan teater

pojokseni.com - Pertunjukan teater yang baik nyatanya tidak hanya dilihat dari bagaimana permainan aktor saja, tapi bagaimana tata panggungnya. Sebelumnya, juga terkait dengan tata panggung teater, Pojok Seni sudah membahas terkait merencanakan tata cahaya untuk pertunjukan teater. Namun, tata cahaya yang baik dan permainan aktor yang baik juga masih belum cukup, karena rancangan tata panggung juga akan sangat berpengaruh pada pertunjukan tersebut. Sekarang, bagaimana cara merancang tata panggung pertunjukan teater?


Pada pertunjukan teater dengan naskah klasik, seperti naskah penulis Yunani antik, Anda akan melihat bagaimana panggung ditata seperti era kerajaan di negeri seribu dewa. Di naskah-naskah William Shakespeare dan penulis era romantik misalnya, Anda juga akan melihat panggung ditata seperti era kerajaan Eropa klasik. Sedangkan naskah realisme modern, Anda melihat bagaimana panggung didesain seperti di dalam rumah lengkap dengan interiornya. Lalu, di naskah paling terkenal dari Beckett, Anda akan melihat panggung ditata dengan hanya satu batang pohon meranggas di tengah panggung.


Jadi, naskah yang dipilih tentunya akan sangat mempengaruhi bagaimana panggung akan di-setting. Dengan kata lain, untuk merancang tata panggung pertunjukan teater, maka yang dilakukan pertama adalah mempelajari dulu naskah, lihat apa yang diinginkan dari naskah, serta apa konsep sutradara untuk pertunjukan tersebut.


Sebelumnya, perlu dicatat bahwa merancang tata panggung pertunjukan teater berarti membangun atau mendirikan latar belakang tempat para aktor bermain peran. Tata panggung berarti apa saja yang terlihat oleh mata (visual) dari sebuah pementasan. Termasuk di antara tata cahaya, dekorasi, properti, dan lain-lain. Dengan kata lain merancang tata panggung pertunjukan teater, berarti merancang dan mempersiapkan semua benda-benda yang berada di panggung yang bertujuan untuk menunjang seorang aktor bermain peran, maupun menunjang cerita dari naskah tersebut.


Tentunya proses kerja penata panggung adalah dengan duduk bersama sutradara, para aktor, dan penata cahaya. Lewat proses tersebut, seorang penata panggung akan mulai mengidentifikasi apa saja properti yang diperlukan, latar belakang yang dibutuhkan untuk pertunjukan tersebut, tempat yang diperlukan, pemain yang akan berada di panggung, dan sebagainya.


Proses Penataan Panggung


Untuk dapat menata panggung dengan baik, menunjang pertunjukan dengan optimal, tentunya diperlukan ketelitian, etos kerja yang baik, kerja sama yang baik, dan kesamaan visi. Berikut ini beberapa proses penataan panggung yang biasa dilakukan penata panggung dari suatu grup teater. Untuk sampel naskah yang dipilih adalah naskah yang sering digunakan untuk pementasan mulai dari grup tingkat SMA, mahasiswa, sampai grup independen, yakni naskah Ayahku Pulang karya Usmar Ismail.


Identifikasi keperluan panggung


Kita misalkan saja naskah yang akan dibawakan adalah naskah Ayahku Pulang dari Usmar Ismail. Maka, setelah duduk dan berdiskusi bersama para sutradara, aktor, penata cahaya, dan tim lain yang terkait dengan pementasan, penata panggung akan mendapatkan informasi sebagai berikut:


  1. Lokasi kejadian adalah rumah sederhana, yang terdiri dari ruang tamu, dapur, pintu menuju kamar, jendela dan pintu depan.
  2. Waktu kejadian adalah malam hari, tepatnya malam lebaran.
  3. Keluarga dalam cerita adalah keluarga dengan kehidupan menengah ke bawah
  4. Total akan ada sekitar 5 orang berada di atas panggung
  5. Karakter utama bekerja di rumah sebagai penjahit


Lewat data-data tersebut, maka penata panggung setidaknya akan membutuhkan:


  1. Dinding (bisa dari triplek) untuk setting ruangan
  2. Hiasan ruangan, mulai dari jam dinding, foto, dan mungkin bunga plastik.
  3. Satu set kursi dan meja untuk ruang tamu
  4. Meja dan kursi untuk ruang makan, juga sebisanya sejumlah piring, makanan, lauk pauk, dan tudung di atas meja.
  5. Lampu (bisa lampu minyak, bisa juga bohlam) yang menyala (untuk menandakan setting waktu adalah malam hari)
  6. Peralatan menjahit, atau mungkin pakaian yang sudah dijahit, dengan manekin untuk pakaian, dan sebagainya (untuk menandakan rumah tersebut rumah seorang penjahit)
  7. Dan sebagainya yang bisa didiskusikan terlebih dulu dengan rekan kerja (sutradara, aktor, penata cahaya, penata kostum, dan sebagainya)


Mari menggambar


Bagaimana cara merancang tata panggung pertunjukan teater


Tidak bisa dipungkiri bahwa penata panggung yang baik, sebaiknya jago menggambar dengan proprosional. Kenapa demikian? Karena sebelum menata panggung secara keseluruhan, maka penata panggung akan terlebih dulu menggambar sketsa panggung untuk setiap adegan. Nah, sketsa inilah yang kemudian akan dipresentasikan penata panggung pada sutradara dan rekan kerja pementasan. Pimpinan produksi akan melihat dan mulai menghitung berapa budget yang dibutuhkan untuk mewujudkan sketsa tersebut ke atas panggung.


Tentunya, sketsa tersebut sudah benar-benar proporsional dan menggambarkan apa yang akan digambarkan di atas panggung. Lewat itu, sutradara bisa mempertimbangkan bloking untuk setiap adegan, begitu juga penata cahaya akan mulai mempertimbangkan posisi titik lampu yang akan digunakan. Penata kostum juga akan memilih pakaian yang cocok dengan setting panggung. 


Terpenting, dari sketsa tersebut sudah bisa dilihat apakah tata panggung yang direncanakan benar-benar cocok dengan kebutuhan pentas. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan prinsip-prinsip penataan panggung. Apa saja prinsip penataan panggung? Berikut beberapa di antaranya:


Prinsip penataan panggung


Panggung bisa dilihat dengan baik oleh penonton, serta indah dipandang (rapi dan tidak berantakan)

Rancangan mesti sesederhana mungkin, efektif dan efisien. Bila perlu, peralatan dan perlengkapan tata panggung mudah dipasang dan dibongkar untuk dibawa ke tempat lainnya.

Rancangan panggung mesti bermanfaat bagi para aktor, terkait dengan cerita dan elemen lainnya.

Tentunya, rancangan panggung mesti memberikan ruang yang cukup dan leluasa bagi para aktor untuk bisa bermain di atas panggung.


Mari membangun


Setelah sketsa tersebut dirasa cukup untuk menunjang pertunjukan, serta dari tim produksi sudah mengeluarkan biaya untuk artistik, maka langkah berikutnya adalah membangun rancangan tersebut di atas panggung. Ini langkah paling krusial, karena Anda mesti menjadikan sketsa yang tadi sudah disetujui oleh seluruh rekan kerja, akan dibuat dalam bentuk nyata di atas panggung. Untuk langkah ini, Anda membutuhkan para pekerja yang handal, seperti:


  • ahli kayu
  • pertukangan
  • seniman lukis/rupa
  • penata interior
  • pewarna/cat 
  • dan sebagainya


Setelah itu maka panggung sudah siap untuk digunakan oleh para aktor. Tentunya, disempurnakan dengan para penata lampu, kostum yang mendukung, permainan yang ciamik, alur dramatik yang memukau, dan cerita yang menarik untuk disimak, maka desain panggung tadinya akan menjadi lebih hidup. Silahkan mencoba, dan jadikan sebuah pertunjukan yang begitu mengena di hati setiap penonton. 

Ads