Hari Terakhir Pekan Nan Tumpah 2022: Pemutaran Film, Lapak Baca, dan Pertunjukan Musik -->
close
Pojok Seni
07 July 2022, 7/07/2022 01:04:00 PM WIB
Terbaru 2022-07-07T06:04:20Z
BeritaeventMedia Patner

Hari Terakhir Pekan Nan Tumpah 2022: Pemutaran Film, Lapak Baca, dan Pertunjukan Musik

Advertisement

Pojok Seni/Sumatera Barat - Masuk pada hari terakhir Pekan Nan Tumpah 2021. Pekan Nan Tumpah adalah sebuah Festival Seni dwitahunan yang awal mulanya digagas oleh Komunitas Seni Nan Tumpah pada tahun 2011. Untuk gelaran Pekan Nan Tumpah 2021 ini, Pekan Nan Tumpah kali ini sudah memasuki gelaran keenam. 


Tenku Raja Ganesha, Ketua Pekan Nan Tumpah 2021 mengatakan, “Pekan Nan Tumpah 2021 ini melibatkan banyak sekali orang atau pengkarya baik personal maupun komunal. Kerja Pekan Nan Tumpah 2021 kali ini bisa dikatakan kerja lintas komunitas dan lintas disiplin seni yang lebih banyak jika dibandingkan penyelenggaraan sebelumnya.”


Pekan Nan Tumpah 2021 kali ini mengusung tema Pandemi Hahahihi: Lain Sakit Lain Diobat. Tema ini muncul untuk merespon dampak dari masa pandemi pada saat dua tahun terakhir. Kemudian untuk pelaksanaanya digelar di Taman Budaya Sumatera Barat dengan tujuan merespon ruang-ruang yang terbengkalai yang ada di Taman Budaya Sumatera Barat, jelas Tenku Raja Ganesha. 


Di hari terakhir Pekan Nan Tumpah 2021 ini, tetap dibuka dengan aktivitas reguler pada jam 09.00 WIB yang menghadirkan pameran yang telah berlangsung sejak awal Pekan Nan Tumpah ini digelar. Kemudian ada juga agenda pemutaran film dari Sani Films, agenda sketchday yang dihadirkan oleh komunitas Rumah Ada Seni (RAS), dan lapak baca dari Sekolah Gender (Sekgen), komunitas Rumba, dan PHP, lanjut Tenku Raja


Bedanya dengan hari-hari sebelumnya adalah diadakannya forum diskusi terarah dengan pemantik diskusi Edi Utama, Hermawan An, M. Zuhrizul, dan Syahrial Yayan. Forum diskusi ini melibatkan peserta-peserta yang turut andil dalam Pekan Nan Tumpah 2021 kali ini.


Lanjutan dari agenda reguler diskusi ini akan dilaksanakan pada malam harinya pukul 20.00 WIB oleh band Raze. Band bergenre metal alternatif ini terbentuk di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat pada pertengahan September 2017. Band yang pada awalnya diinisiasi oleh Gari, Galuh, dan Akbar ini menghadirkan musik metal yang dipengaruhi oleh band-band seperti As I Lay Dying, Jinjer, Disturbed, In This Moment, Omnium Gatherum, dan Lamb of God. Dalam hal komposisi, band ini menyelipkan unsur-unsur contemporary classical music dan simplified music yang kemudian menjadi ciri khas mereka. Dengan mengartikulasikan lirik-lirik yang merujuk pada social distortion, humanitarian intervention, dan self-reliant, Raze mencoba membangkitkan kesadaran akan segala fenomena negatif yang terjadi. Konsep musik yang penuh akan dinamik inilah yang menjadi senjata utama Raze dalam mencoba menyampaikan vibrasi nada militan mereka, yaitu untuk melakukan aksi humanitarian.


Pada penampilan lainnya, akan dihadirkan Darak Badarak dengan sebuah pertunjukan musik yang menarik untuk ditonton. Darak Badarak adalah sebuah komunitas musik tradisional modern asal kota pariaman yg berdiri dari 12 tahun yg lalu. Komunitas ini fokus pada musik tradisi yg dikolaborasi dengan musik modern, dengan konsep karya sederhana yang dikemas menarik dan sempurna.


Sementara itu, pada akhir pertunjukan akan ditampilkan jam session. Mahatma menjelaskan, untuk hari penutupan Pekan Nan Tumpah 2021 ini, kami menutupnya dengan sedikit kata penutup yang akan diungkapkan oleh Tenku Raja sebagai ketua pelaksana dan jam session yang memberikan ruang untuk berhahahihi kepada seluruh peserta yang terlibat dalam Pekan Nan Tumpah 2021 kali ini.


Pada kesempatan terakhir, Fajry Chaniago selaku koordinator lapangan mengungkapkan bahwa kerja-kerja lintas komunitas ini akan terus dipertahankan untuk penyelenggaraan berikutnya. Untuk Pekan Nan Tumpah berikutnya. Tunggu!

Ads