Hari Kelima Pekan Nan Tumpah: Musik, Performance Art, dan Saluang Rabab Berinteraksi -->
close
Pojok Seni
05 July 2022, 7/05/2022 05:54:00 PM WIB
Terbaru 2022-07-05T10:54:17Z
eventMedia Patner

Hari Kelima Pekan Nan Tumpah: Musik, Performance Art, dan Saluang Rabab Berinteraksi

Advertisement
Pekan Nan Tumpah
Pendongeng dan ventrilokuis Indonesia, Robby W Ryodi (Obe) ikut pentas di Pekan Nan Tumpah 2022

Pojokseni/Sumatera Barat - Pekan Nan Tumpah 2021 sudah memasuki hari kelima sejak dimulainya pada Jumat lalu, 1 Juli 2022. Festival Seni Pekan Nan Tumpah 2021 adalah sebuah festival yang digagas oleh Komunitas Seni Nan Tumpah sejak tahun 2011. Gelaran Pekan Nan Tumpah 2021 ini adalah gelaran keenam. 


Pada hari kelima Pekan Nan Tumpah 2021 ini tetap akan dibuka dengan agenda reguler, seperti pada hari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Agenda reguler ini adalah agenda yang akan berjalan dengan jadwal yang tetap sama dari hari pertama hingga akhir. Agenda tersebut adalah pameran lukisan dan instalasi dari 27 perupa baik personal maupun komunal, kemudian sketchday yang dikomandoi oleh teman-teman dari Rumah Ada Seni (RAS), lalu lapak baca, dan juga pemutaran film pendek oleh Sani Films, ucap Tenku Raja Ganesha, Ketua Pelaksana Pekan Nan Tumpah 2021. 


Lanjutan rangkaian Pekan Nan Tumpah 2021 hari kelima ini akan dilanjutkan pada malam harinya dengan dimulai dengan sebuah pertunjukan tari yang akan dibawakan oleh Rima Dance Company.


Salah seorang kurator Pekan Nan Tumpah 2021, Rijal Tanmenan menjelaskan, Rima Dance Company akan membawakan sebuah karya yang berjudul Sepertinya Begitu. Proyeksi efek dari sebuah dampak atas pengaruhnya pada pertumbuhan mental, jiwa, prilaku, bahkan sampai pada perkembangan fisik seorang anak (baca: generasi), menjadi landasan konseptual kreatif Rima Dance Company dalam mengeksplorasi karya seni pertunjukan koreografinya. 


Baginya, sebuah dampak yang timbul dari keadaan, peristiwa, maupun fenomena, telah berpartisipasi melibatkan efek yang tidak terduga pada suatu realitas. Diekspresikan dengan tensi pertunjukan yang cukup dramatis dengan komposisi penari yang didominasi oleh anak-anak perempuan. Struktur alur penceritaan diwujudkan melalui visual gerak dalam bentuk simbol-simbol gerak berupa aksi reaksi. Pada akhirnya terlihat suatu rancangan perihal hubung kait satu generasi dengan generasi lain saling bersangkut paut. Menurutnya, sejauh manapun perempuan berkarir, sebanyak apapun perempuan berkarya, setinggi apapun pangkat perempuan memangku jabatan, jangan lupa bahwa ia adalah perempuan, ia adalah ibu. Entah menjadi ibu bagi orang lain, maupun menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya, lanjut Rijal. 


Usai pertunjukan yang pertontonkan Rima Dance Company, di tempat yang berbeda Aldo Ahmad juga telah siap untuk menampilkan sebuah performance art yang akan menghadirkan karya berjudul Laga Tasauf Project. Instalasi seni suara dengan pertimbangan artistik dan akustik ruang, disertai konsep sajian yang memajang fisik karya instrumen eksperimental berbasis work in progress pada Laga Tasauf Project ini, merupakan tawaran lain dari gagasan kreatifitas Aldo Ahmad. Eksplorasinya ini dipresentasikan di ruang semi-indoor (Laga-laga Taman Budaya Sumatera Barat, Padang) dengan melibatkan konsep pertunjukan karya yang bersifat partisipatoris, dokumentatif, dan long durational. Sederetan peristiwa seni yang memuat interaksi partisipan 'mengalami' momen secara langsung ini, mengisyaratkan suatu pemahaman terhadap peluang experience. Bagi experience Aldo semasa pandemi bergulir; ada kebiasaan yang hilang dan ada kegiatan yang tumbuh terutama dalam upaya penggalian artistiknya tidak berhenti, baik melalui daring maupun luring. 


Setelah performance art yang ditampilkan Aldo Ahmad, disambut dengan band Norbit. Band bergenre cluster death metal ini berasal dari Padang, Sumatera Barat. Single pertama mereka yaitu Genosida. Norbit mengombinasikan elemen-elemen essensial mereka untuk mengapikkan musik metal, dengan nada yang kasar, beat dan lirik satir tentang kemuakan terhadap isu sosial dan segala keresahan yang berdampak dan terror yang terjadi.


Akhir dari rangkaian acara Pekan Nan Tumpah 2021 ini adalah pertunjukan dari Sarabi. Sarabi adalah singkatan dari Saluang Rabab Berinteraksi. Menghadirkan seni pertunjukan musik tradisional yang dipimpin oleh Hasanawi. Dalam agenda Pekan Nan Tumpah 2021 ini, Sarabi akan bermain di beberapa lokasi di Taman Budaya Sumatera Barat untuk menutup gelaran perhari Pekan Nan Tumpah 2021 selain hari penutupan.

Ads