Advertisement
PojokSeni.com - Surabaya - Arkom Jatim adalah singkatan dari Arsitek Komunitas yang merupakan arsitek-arsitek yang bekerja bersama komunitas warga di Jawa Timur yang bermarkas di Jl. Medokan IV No. 57, Surabaya. Visi dan misi Arkom Jatim adalah untuk mengaktualisasi kemampuan mendesain bangunan mereka dan bekerja bersama masyarakat marjinal perkotaan dalam rangka merespon berbagai permasalahan perkotaan dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan co creation. Tidak hanya bergerak di bidang arsitektur saja, Arkom jatim juga berjejaring dan berkolaborasi dengan para pegiat isu perkotaan, perumahan dan permukiman yang lestari. Fokusan wilayah kerja arkom jatim terkini berada di kampung pinggir rel Surabaya.
Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur sudah tidak asing lagi dengan berbagai masalah akibat urbanisasi. Sebagai pusat perekonomian Jawa Timur, Surabaya tidak hanya harus menyediakan penghidupan bagi warga asli namun juga warga pendatang. Kebutuhan hunian terjangkau semakin tinggi namun tidak berbanding lurus dengan ketersediaan lahan untuk pemukiman. Praktis, pinggiran kota dan kampung terpinggirkan Surabaya menjadi opsi paling masuk akal bagi mayoritas warga Surabaya untuk bermukim. Ironisnya, masih banyak ditemukan bangunan-bangunan kosong yang jumlahnya cukup signifikan di Surabaya, dengan rata-rata memiliki luasan lahan lebih dari 1000 meter persegi yang terbengkalai atau tersendat pembangunannya sehingga hanya menjadi residu kota. Tidak hanya mengakibatkan pengurangan jumlah lahan hunian dan menjadi residu kota, akan tetapi juga menggeser ruang terbuka hijau dan daerah resapan air yang sangat krusial dalam merespon krisis perubahan iklim.
Bersamaan dengan Hari Jadi Kota Surabaya yang ke-729, Arkom Jatim bersama pegiat-pegiat isu perkotaan dan masyarakat Kota Surabaya melihat pentingnya mengangkat diskursus dan kepekaan atas fenomena bangunan “mangkrak” ini ke permukaan dalam sebuah forum diskusi dan pameran “Mangkrak Menolak Jadi Residu Kota”. Acara ini menjadi forum serta wadah untuk berbagi dan memunculkan pengetahuan bersama terkait solusi alternatif terhadap kondisi “Mangkrak” tersebut.
Acara Mangkrak Menolak Jadi Residu Kota
Acara Diskusi dan Pameran “Mangkrak Menolak Jadi Residu Kota” akan diselenggarakan di kampung Tambak Bayan pada tanggal 18-19 Juni 2022 mulai pukul 18.30 – 20.30 untuk diskusi, sedangkan untuk pameran akan dibuka dari jam 10.00 - 21.00. Ada dua topik diskusi yang akan diadakan selama dua hari, untuk topik pertama “Bangun Ulang, Menolak Mangkrak” akan diisi oleh Flores 15, pemanfaat bangunan kosong, Fikri Izza, studio arsitektur SB 301 serta Om Seno, Warga Tambak Bayan. Kemudian pada hari kedua, topik “Efisiensi Bangunan dalam Kota” akan diisi oleh Reno Surya, Jurnalis yang meliput komunitas pemanfaat bangunan kosong, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya, Dr. Ir. Hj. R.A. Retno Hastijanti, M.T., (Penggiat Kota).
Selain diskusi, Arkom Jatim juga mengadakan pameran dengan kolaborator komunitas dan masyarakat antara lain:
- Komunitas Subcyclist, dengan kegiatan bersepeda mencari Tanah Partikelir Surabaya yang beberapa diantaranya berupa bangunan kosong
- Masyarakat Kampung Tambak Bayan, dengan pemanfaatan bangunan kosong sebagai pusat kegiatan kampung
- Kapirel Dupak Magersari, dengan pemanfaatan bangunan kosong untuk fasum kampung
- Anonymous photographer yang gemar mendokumentasikan bangunan kosong di Surabaya.
Acara ini menjadi wadah bertukar pikiran demi menciptakan pengetahuan baru yang akan menjadi landasan riset kolaboratif di masa depan terkait bangunan kosong dan terbengkalai di Kota Surabaya. Selain itu, forum diskusi ini juga bertujuan untuk mendukung adanya peningkatan kesadaran mengenai dampak-dampak krisis iklim dan urbanisasi di kota Surabaya.