Catatan Rudolf Puspa: Menyongsong Hatedu di Solo -->
close
Pojok Seni
21 March 2022, 3/21/2022 08:00:00 AM WIB
Terbaru 2022-03-21T01:00:00Z
Ulasan

Catatan Rudolf Puspa: Menyongsong Hatedu di Solo

Advertisement
Teater Keliling



Tanggal 23-26 Maret 2022 di Taman Budaya Solo akan digelar festival seni pertunjukkan dalam memperingati hari teater sedunia yang ke 61. Peringatan di Solo adalah merupakan kegiatan yang kedelapan kalinya yang diselenggarakan oleh Omah seni Arturah. Caroko Tri Hananto sang komandan adalah seniman muda teater di Solo yang cukup memiliki keberanian mencintai teater dan perlu kita dukung sehingga apa yang dilakukan akan bermanfaat bagi pengembangan kehidupan teater Nusantara. Untuk ketiga kalinya teater keliling mengisi acara Salahatedu ini karena menyadari sebagai pekerja teater rasanya mendapatkan kenikmatan tersendiri dalam berkarya yang tentunya khusus. Selain itu dapat berada di ruang kontemplasi dalam melihat nilai-nilai apa yang sudah dicapai teater Nusantara dalam setahun ini. ITI mengatakan melihat nilai-nilai teater lokal.


Untuk itu kami sampaikan catatan tentang kami dan naskah yang kami mainkan serta tentang sejarah ringkas hari teater se dunia yang dicetuskan oleh International Institute Theater 27 Maret 1961.


TEATER KELILING

Pimpinan umum Dolfry Inda Suri


Teater Keliling didirikan di Jakarta 13 Februari 1974 oleh Dery Syrna, Paul Pangemanan, Buyung, Rudolf Puspa didukung Jajang, Saraswaty, Willem Patirajawane, Ahmad Hidayat, Syaewul Anwar, RW Mulyadi. Selanjutnya Dery menjadi pimpinan umum.


Selama 48 tahun telah 1670 kali pertunjukkan keliling Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, Korea selatan, Australia, Mesir, Pakistan, Romania, Jerman.


Dengan semboyan “segala bisa asal mau” mengepakkan sayap semangat “peduli dan berbagi” melalui karya menggelorakan kebersamaan mewujudkan cita-cita kemerdekaan secara nyata.


Sejak 2015 generasi kedua telah lahir meneruskan jejak langkah memperkuat kepak sayap melayang membawa karya baru menembus cakrawala dunia baru broadway berkabar tentang Indonesia pusaka yang tak ternilai keberagamannya di segala bidang.


Selain politik dan ekonomi yang mandiri maka pemajuan kebudayaan yang berkepribadian akan mewarnai peradaban dunia. Teater keliling ada dan terus hidup di sana.


Akan pentas di acara Salahatedu ke delapan di Solo tanggal 23 Maret 2022 pk.19.30 di pendopo wisma seni Taman Budaya Solo.


KURSI KURSI

Karya & Sutradara Rudolf Puspa


Ketika sedang hidup dalam “peran” terasa sangat takut kehilangan kursi. Kursi yang dianggap tertinggi nilainya seolah2 akan dibawa mati. Ketika sedang bersama tampak akrab dan seolah olah saling memahami dan lebih nyaman hingga ketika ada yang hadir dari luar mulai kecurigaan muncul dan ingat apa yang harus diselamatkan.


Namun manusia masih punya hati kecil yang kadang meniupkan seruling kesadaran bahwa dalam tatanan hidup  yang memahami kebenaran justru menjadi minoritas. Yang mayoritas tanpa sadar hanya terbawa arus dukung mendukung namun tetap saja tak kebagian kursi.


Melalui ajang peringatan Hatedu di Sala ini mari sedikit merenung bahwa panggung tempat minoritas dan penonton lah yang mayoritas. Yakinlah kita bisa tertawa dalam renungan singkat dan syukur jika ada niat kembali ke semangat “gotong royong”


Empat pemain wanita dari tiga generasi Teater keliling, Dery Syrna, Mira Otavia, Erika Fadilah, Aulia Nursaffanah akan memainkan “kursi kursi” .  Di belakang panggung adalah Art Director (Erika), Stage manager (Fachruly Ilannur), Music director (Farhan Hidayat), Art crew (Turah Hananto),  Pimpinan produksi (Renno Kiragah), Imam Alfarabi (Public relation), Raden Alwi Syahid Wahyudin (graphic design), Endah Trililiani (poster designer), Aditya Jaya (Asisten sutradara),  Dewi Aprilia Rahmawati (LO), Producer (Dolfry Inda Suri), Rudolf Puspa (Sutradara)


SALAHATEDU


Tahun 2022 adalah peringatan hari teater sedunia yang ke 61. Hari teater sedunia dicetuskan oleh 27 Maret 1961 oleh Institut Teater Internasional (ITI).  Tujuan perayaan ini menurut ITI, untuk menyadarkan betapa pentingnya nilai-nilai teater dan membantu komunitas teater lokal dalam skala yang lebih luas, sekaligus berbagi kecintaan terhadap teater. Selanjutnya teater  telah menjadi bagian dari kehidupan politik, pendidikan dan sosial selama berabad-abad dan telah menjadi media yang signifikan untuk berbagi ide tentang nilai2 kemanusiaan  kepada publik.


Setiap tahun, ITI  membuat pesan tahunan yang disampaikan oleh pemain teater terkenal yang mereka pilih untuk berbagi refleksi tentang seni teater dan masa depan teater. Pesan tersebut pertama kali disampaikan oleh Jean Cocteau pada tahun 1962.


Indonesia tidak ketinggalan, walau di Solo sudah diselenggarakan untuk kedelapan kalinya namun terasa pesan terbesar bahwa teater Indonesia sudah ada namun masih harus “dibakar” semangat seniman2nya sehingga teater Indonesia layak mendapat ruang berkiprah karena sejarah seni pertunjukkan di nusantara menunjukkan teater lokal ada dan menjadi kebutuhan siraman rohani bagi masyarakat lokal. 


Teater keliling melihat sejarah teater nusantara dan dunia sehingga ikut hadir di Salahatedu kedelapan untuk saling berbagi dan peduli bersama dengan para pecinta teater baik yang di panggung maupun penonton. Dengan semangat gotong royong antara panggung dan publik maka kehidupan teater nusantara akan semakin menampakkan nilai-nilai positifnya bagi membangun karakter bangsa.


Bertepatan dengan dimulainya pembangunan ibu kota negara Nusantara 14 Maret 2022 di Kalimantan dengan acara penyatuan tanah dan air dari seluruh negeri maka simbol kebersamaan dalam keberagaman terasa seirama dengan arti bahwa karya seni teater adalah hasil kerja kolektif. 


Untuk itu sudah tepat waktu bersama menggelorakan teater nusantara  yang telah berada dalam strategi pemajuan kebudayaan yang resmi menjadi undang undang. Merdeka berkarya bestie.

Ads