Prasasti Era Empu Sindok Ditemukan, Apa Isinya? -->
close
Pojok Seni
12 February 2022, 2/12/2022 07:00:00 AM WIB
Terbaru 2022-02-12T00:00:00Z
BeritaBudayaSejarah

Prasasti Era Empu Sindok Ditemukan, Apa Isinya?

Advertisement
Penemuan Prasasti Mpu Sindok di situs Gemekan
Penemuan Prasasti Mpu Sindok di situs Gemekan (Foto: National Geographic Indonesia/BPCB Jatim)

pojokseni.com - Sebuah kabar mengejutkan, sekaligus menggembirakan hadir dari Situs Gemekan, yang terletak di Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dari situs tersebut, ditemukan sebuah prasasti yang diyakini berasal dari era Empu Sindok. 


Nama Empu Sindok tentunya sudah tidak asing bagi pecinta sejarah di Indonesia. Ia adalah raja terakhir dari dinasti Sanjaya yang berkuasa di Kerajaan Mataram sekitar tahun 928 Masehi. Empu Sindok tercatat meninggal pada tahun 947 M, atau sekitar 19 tahun setelah naik tahta.


Menariknya, sebenarnya warga sekitar sudah "curiga" bahwa di sekitaran situs Gemekan ada struktur bangunan batu tertentu dari zaman dulu, melihat adanya gundukan tanah yang tidak lazim. Kecurigaan tersebut bermula di tahun 1980-an.


Tahun 2016 silam, tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, seperti ditulis oleh National Geographic Indonesia, mulai melakukan survey dan menemukan struktur yang unik di situs Gemekan. Tahun 2018, Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur mulai memasang zonasi cagar budaya di tempat tersebut.


Penggalian baru dilakukan pada tahun 2022 ini, yang ditujukan untuk melihat wujud struktur batu tersebut seutuhnya. Namun, dari penggalian tersebut, tim BPCB Jatim menemukan struktur mirip kaki candi dan tangganya di sebelah timur, juga menemukan prasasti dari era Empu Sindok tersebut.


Prasasti ini, seperti dijelaskan oleh Muhammad Ichwan, ketua tim ekskavasi tersebut, menjelaskan bahwa bahan pembuat prasasti tersebut merupakan batu andesit. Ukurannya adalah sekitar 88 cm, tebal 21 cm, dan tinggi (tersisa) adalah 91 cm. Bagian atasnya meruncing sehingga terkesan seperti bentuk segi 6. 


Hanya saja, diduga kuat bahwa prasasti ini terbelah dan bagian bawahnya masih belum ditemukan.


Dari mana keyakinan prasasti dari masa Empu Sindok?


Penjelasan pertama ada pada tahun yang tertulis di prasasti tersebut, ada tiga angka dan dua angka pertama cukup jelas terbaca 8 dan 5. Tapi digit ketiga cukup kabur, sehingga mirip dengan angka 2, 3 dan 9. Itu berarti, kemungkinan prasasti tersebut dibuat di tahun 852, 853, hingga 859 Saka. Atau, kira-kira kalau tahun masehi, sekitar tahun 930 hingga 937 Masehi.


Dari tahun tersebut, sudah jelas bahwa prasasti ini dibuat di era kekuasaan Mpu Sindok yang berkuasa sejak tahun 928 hingga 947 Masehi. 


Penjelasan kedua adalah munculnya nama Empu Sindok dengan gelarnya lengkap yakni; "Sri maharaja rake hino mpu sinok sri isanawikrama dharmmotunggadewa". Tentu saja hal tersebut semakin meyakinkan bahwa prasasti ini datang dari era Mpu Sindok.


Tentang angka ketiga yang cukup buram, ternyata kasus tersebut juga ditemukan pada prasasti Anjuk Ladang yang juga berasal dari era Mpu Sindok. Prasasti tersebut memiliki dua angka pertama yang terbaca, sedangkan digit terakhir buram. Sehingga ada dua versi terkait prasasti ini yakni 859 Saka (937 Masehi) dan 957 Saka (935 Masehi).


Meski demikian, Titi Surti Nastiti, seorang arkeolog di Puslit Arkenas yang dijadikan National Geographic sebagai narasumber untuk membaca tulisan di prasasti tersebut, justru menjelaskan bahwa isi dari prasasti yang ditemukan kali ini adalah sebuah kutukan yang "mengerikan". Hanya saja, kutukan tersebut menurut Titi, terletak di salah satu sisi samping prasasti tersebut. Isinya adalah kutukan "berdarah-darah" dan "mengerikan" bagi siapapun yang merusak prasasti tersebut.


Tapi, kutukan berdarah bukanlah premis utama dari prasasti tersebut. Dengan kata lain, kutukan berada di sisi samping kutukan, sedangkan inti dari tulisan tersebut berada di bagian depan. Sayangnya, hingga saat tulisan ini dibuat masih belum ada rilis resmi terkait isi utama dari prasasti tersebut.

Ads