Merenda Makna Dari Musikpreneur Likupang -->
close
Pojok Seni
20 February 2022, 2/20/2022 07:00:00 AM WIB
Terbaru 2022-02-20T00:00:00Z
ArtikelMusik

Merenda Makna Dari Musikpreneur Likupang

Advertisement

Oleh: Fandy Yelfi Wuisan, S. Pd.


Sejatinya tulisan ini merupakan kisah awal saya berkenalan dengan dunia tulis menulis yang, serius, rigid dan apa adanya. Selama ini saya hanya menulis sekedar sepotong paragraf untuk dipublikasikan melalui media sosial saya. Kendati begitu, ternyata tak banyak yang perlu dipersiapkan Ketika harus menuliskan sebuah kalimat, sekelompok paragraf tetapi kemudian menjadi sebuah artikel lepas, tapi berisi. 


Judul tulisan ini seyogyanya hanya berangkat dari ide sederhana yakni mengeksplorsi makna dari keikutsertaan saya dalam sebuah pelatihan SDM bertajuk Musikpreneur Likupang. Kegiatan ini menjadi semakin special karena ternyata apa yang saya dapatkan adalah sebuah fakta yang melebihi sekedar saya mencipta lagu, sebagaimana tujuan diadakannya pelatihan ini, dan tentu saja hal lain seperti berkomunikasi dengan sesama seniman di Likupang dan sekitarnya. 


Makna penting dibalik pelatihan ini paling tidak seperti apa yang saya alami dalam catatan saya berikut ini: Tanpa sebuah rencana yang telah diatur, saya duduk di tempat yang saya pilih secara acak, walaupun teman mengajak duduk di barisan depan. Entah mengapa saya tetap di kursi ini, memencet gadget di tanganku sambil sekali-kali melirik ke arah jendela di samping kiriku yang sekiranya membuatku terkagum-kagum dalam diam. Walau diam saya menikmati saja pesona ombak laut Likupang, yang bukan kebetulan berada persis berhadapan dengan ballroom tempat kami berkegiatan.


Diamku mungkin belum bermakna ketika ada suara gerak kursi dan suara manusia yang terdengar sangat maskulin buat saya. Suara itu terdengar lebih jelas dengan kalimat, "Ah pas duduk kote deng vokalis ini" (Ah tepat, saya duduk berdampingan dengan vokalis).  Suara itu muncul di samping kiri tempat saya duduk, kemudian untuk merespon suara itu, saya memalingkan wajah ke arah kiriku itu, sambil menatap si 'manusia berkacamata' yang mengeluarkan sepotong kalimat tadi. Sunggingan senyum kuulas walau tak tampak dalam balutan masker. Banyak jeda terlewati Ketika duduk berdampingan dengan sosok di samping kiri saya itu, seiring berjalannya kegiatan di saat itu. Semua berjalan apa adanya tanpa ada yang istimewa. 


Namun satu hal yang membuat saya terpukau adalah cara dari sosok di samping kiri saya itu, ketika memberi informasi dan penjelasan tentang makna perhelatan yang kami ikuti. Awalnya saya menanggapi seadanya, namun lambat laut, muncul rasa penasaran yang membuat otak kiri saya bekerja keras, karena konteks pembicaraan yang kami uraikan dalam pembicaraan sederhana tentang perhelatan kegiatan pelatihan itu. Sambil menyipitkan mata seolah-olah skeptis, saya semakin memberondong diriku dengan sejuta pertanyaan untuknya. Awalnya pertanyaan itu sederhana. Kemudian berlanjut terus, sehingga menjadi 'curiosity', yang ujungnya terjawab lugas dan tuntas.


Dari moment itu, kini dalam uraian yang amat sederhana ini, saya terus bertanya dalam diri, kenapa waktu belajar saya dalam pelatihan ini sedemikian singkat? Entahkahkah ada makna yang sedemikian mendalam dari kegiatan pelatihan Musikpreneur Likupang ini? Jawaban atas pertanyaan yang muncul saat kegiatan bertajuk Musikpreneur Likupang ini, sekurang-kurangnya bisa saya uraikan dalam dua poin berikut, yang pada saat yang sama, menjadi titik terdalam refleksi saya: 


Pertama: Bahwa kehidupan seorang seniman harus saling berkomunikasi untuk saling menguatkan dalam karya, dan kebersamaan. Seni dan kesenimanan seseorang tidak bisa ditutup di dalam diri pribadi, melainkan harus diwujudnyatakan kepada sesama seniman pun juga kepada siapapun penikmat hasil karya seni kita. 


Kedua, spirit yang saya dapat dari kegiatan ini, adalah mengenal sosok yang bisa dianggap membawa dampak bagi pribadi saya untuk “merenda makna dari Musicpreneur Likupang” ini. 


Kedepannya, asupan energi ini yang menurut ukuran tertentu menjadi sebuah pintu masuk untuk terus berkarya berkesenian inia akan membawa dampak bagi banyak orang, melalui karya seni yang dinikmati.  "Likupang, gaungmu bukan hanya sebuah kemenangan perhelatan kepariwisataan namun sebuah nuansa penuh makna yang akan kukenang dalam diamku


*Penulis adalah pegiat Literasi Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca Sulut-Tomohon, Himpunan Pramuwisata Indonesia, Sanggar Oengoe/Teater Ungu FBS UNIMA

Ads