Jimmy Bulldog Suarakan Isu Kekerasan di Angek Garang Vol.3 -->
close
Pojok Seni
11 February 2022, 2/11/2022 08:00:00 AM WIB
Terbaru 2022-02-11T13:40:09Z
ArtikelMateri TeaterMusik

Jimmy Bulldog Suarakan Isu Kekerasan di Angek Garang Vol.3

Advertisement

Perform Jimmy Bulldog (Foto/Doc: Ahmad Dzaki)

Oleh: Akbar Munazif


Angek Garang Vol.3 berhasil dihelat pada tanggal 05 Februari 2022. Berlokasi di Vibra Studio, Lubuak Aluang, Sumatera Barat. Sebelumnya, Angek Garang Vol.1 dilaksanakan pertama kali pada tanggal 28 November 2020, dan yang ke-dua pada tanggal 04 September 2021.  Dilihat dari perkembanganya, Angek Garang cukup konsisten menyediakan gigs kecil-medium dengan kualitas acara yang mumpuni bagi band-band underground lintas genre di Sumatera Barat. Mulai dari Metal, Punk, SKA, bahkan Hip-hop. 


Sebagai ruang ekspresi bagi band-band lokal dalam scene underground di Sumatera Barat, Angek Garang Vol.3 layak diperhatikan. Saya lihat banyak band-band lokal yang selalu antusias untuk berpartisipasi, sebut saja band-band seperti; Big Mom, Outline Inside, Kritisk, Paureh, Eksterminator, Weed, Stupid Goverment, Norbit, dan satu band pendatang baru Jimmy Bulldog.


Band-band ini tampil begitu energik dan membara. Energi mereka berlebih, terlihat semangat-semangat anak muda yang moshing seolah meluapkan segalanya. Seolah merindukan kebebasan, seolah ingin marah pada keadaan, yang kemudian lahir sebagai ekspresi kreatif dalam ruang kolektif yang penuh kehangatan. Secara musikalitas, mereka juga bukan band kaleng-kalengan. Skill mereka mumpuni, mainnya rapi, dan sukses mencuri perhatian lalu menghidupkan suasana dalam setiap permainannya.


Jimmy Bulldog, band pendatang baru itu juga tak kalah mencuri perhatian. Mereka hadir tidak hanya sebagai pertisipasi yang mau ngeband-ngeband, tapi juga datang untuk menyuarakan gagasan dan isu yang menjadi problem kekinian di Indonesia. Siapa mereka? Jimmy Bulldog adalah Band Punk Rock asal desa Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kab Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Saat ini Jimmy Bulldog  berdomisili di Padang Panjang, Sumatera Bara. Band ini lahir langsung dari rahim Covid-19, dan dipicu oleh rasa frustrasi dan kejumudan akan situasi sosial-politik di Indonesia. Dibentuk oleh Wanda Rahmat Putra (Vocal) dan Widio Andika Putra, lalu kemudian mengajak Lingga Prasetya Andena (Gitar), Ahmad Ridwan Fajri (Bass) dan Indra Guslian (Gitar), Alifianez Mahardika Feroz (Drum) untuk bergabung sebagai personil. 


Sebagai penampil pertama di Angek Gadang Vol.3 , Jimmy Bullldog membawakan tiga lagu, yang dua diantaranya merupakan karya mereka sendiri, lalu satu lagi merupakan lagu cover dari Superman Is Dead yang berjudul Kita Adalah Belati. https://youtu.be/qyPlz_o5R8E Lagu pertama berjudul Picik, yang sudah rilis di platform digital pada 1 September 2021, lalu dilanjutkan dengan lagu "Kita Adalah Belati" yang merupakan coveran dari band Superman Is Dead , dan kemudian ditutup dengan satu lagu yang berjudul Melempar Neraka. 


Lagu terakhir merupakan lagu yang sepertinya dipersiapkan untuk single ke-2, yang dijadwalkan rilis secara resmi pada bulan Februari ini. Namun, Jimmy Bulldog mempersembahkan lagu ini secara spesial untuk pengunjung Angek Garang Vol.3. Beruntung saya mendengar lagu ini sebelum rilis, bagi yang belum dengar, tunggu aja.  Sebab, tepat pada lagu ini saya menyimak isu kekerasan dikumandangkan. Jimmy Bulldog menyuarakan kekesalannya pada pelaku kekerasan seksual dengan satu orasi yang membara dari Wanda, yang merupakan Vokalis dari Jimmy Bulldog. 


Saya masih ingat kata-katanya, kira-kira begini; "...Masih kental dalam ingatan kita tentang Novia Widyasari yang menengguk racun hingga meninggal dunia dikuburan bapaknya. Masih kental dalam ingatan kita tentang siswi-siwi Pesantren yang dicabuli, diperkosa oleh gurunya sendiri. Masih kental dalam ingatan kita tentang derentan panjang kasus kekerasan seksual yang terjadi di negri ini. Maka dari itu, saya minta teman-teman semua untuk mengangkat tangan ke atas, sambil mengacungkan jari tengah". Semuanya terlihat mengangkat tangan lalu kemudian dilanjutkan dengan satu teriakan dari vokalis;  "...Fuck You, pelaku kekerasan".


Teriakan itu disambut dengan gitar, dan lagu yang diberi judul "Melempar Neraka", itupun dimainkan. Semuanya larut dalam ketegangan dengan alunan musik yang keras, dinamis dan energik.  Apa yang disuarakan Jimmy Bulldog sebenarnya ingin mencoba mengingatkan kita kembali pada salah satu problem kekinian yang masih menjangkiti hingga sekarang. Sebuah isu yang seharusnya menjadi prioritas dan isu nasional mengingat genting dan massifnya kejadian ini. Bahkan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat belasan ribu kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan sepanjang tahun 2021; "Sepanjang 2021 terdapat 10.247 kasus kekerasan terhadap perempuan di mana 15,2 persennya adalah kekerasan seksual," kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam jumpa pers virtual pada Rabu (19/1/2022).


Kondisi ini sebenarnya juga menjadi masalah dalam scene underground di Indonesia. Melani Rennert, seorang penulis yang saat ini sedang menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Hamburg itu pernah membahas dengan cukup komprehensif. Ia mengatakan bahwa perempuan dalam subkultur punk Indonesia sering mengalami diskriminasi dan pelecehan dari laki-laki dalam komunitas mereka sendiri. Banyak dari mereka yang pada akhirnya membentuk kelompok, komunitas dan kolektif untuk mengritiknya. Tulisannya bisa teman-teman baca di sini https://suedostasien.net/indonesien-sexismus-im-indonesischen-punk/.


Pada akhirnya, apa yang ingin saya sampaikan adalah bawah yang disuarakan Jimmy Bulldog layak dicatat sebagai pengingat dan refleksi kita bersama. Sebagai sesama pencinta musik underground, atau penyelenggara acara, kita harus bisa memastikan ruang ini aman dan setara bagi semua kalangan. Jangan sampai kita biarkan kekerasan, seksisme apalagi diskriminasi menjadi racun dalam industri musik di tanah air ini. Kita harus menjamin dan mendorong semua kalangan untuk menciptakan ruang ini aman bagi perempuan, atau bagi siapa saja yang ingin berekspresi di dalamnya.

Ads