Advertisement
Meski di tempat "para kutubuku" berkumpul, seperti misalnya di Goodreads dan sebagainya, Anda akan banyak menemukan ulasan dari satu buku, mungkin sastra atau buku non sastra. Hanya saja, ada beberapa ulasan yang kurang baik untuk diikuti. Yah, seperti kata pepatah lama, "jangan menilai buku dari covernya", ditujukan agar pembaca dapat menilai buku dengan cara membacanya. Namun, ketika berada di toko buku, di hadapan ratusan buku, tentunya akan sulit bagi seseorang untuk mencari buku mana yang akan dibacanya duluan. Atau, buku yang mana yang akan Anda beli dengan uang Anda?
Maka mencari ulasan atau review terkait buku yang akan dibelinya menjadi semacam "ritual wajib" dari seorang pembaca pemula. Begitu juga film misalnya, sebelum Anda memutuskan untuk membeli tiket/karcis untuk menonton film, maka kebanyakan akan mencari ulasan atau review terkait film tersebut dari kritikus. Namun masalahnya adalah, tidak semua ulasan yang Anda temukan adalah ulasan yang baik. Meski demikian, kritik atau ulasan adalah hal yang berbeda dengan review.
Kritik berarti pertimbangan baik buruknya suatu karya atau produk. Tentunya, hal tersebut mesti berdasar pada wawasan (ilmu pengetahuan), pengalaman, serta kemampuan melihat dan mengkaji suatu karya/produk dengan detail. Artikel yang ditulis PojokSeni berjudul Empat Tahapan Kritik Seni Berdasarkan Metode Feldman tentunya bisa menjadi patokan sebuah tulisan kritik seni yang baik.
Sedangkan review adalah menulis ringkasan terhadap satu karya/buku dengan berdasar analisis dan juga sumber/fakta. Perbedaan antara kritik/ulasan dan review tentunya dari struktur, meski dalam beberapa sumber literatur, kedua jenis tulisan ini sulit dibedakan.
Ulasan yang baik dan yang tidak baik
Kembali ke ulasan yang baik (kita anggap saja bahwa tulisan kritik dan ulasan adalah dua jenis tulisan yang sama atau hampir sama). Ulasan yang baik adalah ulasan yang dilihat dari perspektif yang netral, serta "berjarak" baik dari karya yang dibuat maupun dari karya maupun dari pengkaryanya.
Ulasan karya yang baik akan menyertakan sejumlah alasan berdasar pengetahuan, teori, dan sumber literatur tertentu dengan detail. Berdasarkan semua hal tersebut, maka pengulas akan memberikan penilaian mungkin berdasar angka, bintang, persen, dan seterusnya.
Ulasan karya yang baik adalah yang seperti disebutkan di atas. Ulasan tersebut bisa menjadi pijakan bagi Anda sebelum Anda memutuskan untuk membeli atau membaca suatu buku, menonton suatu film atau pertunjukan, membeli lukisan, dan sebagainya. Tidak bisa dipungkiri, terkadang pandangan subjektif akan tetap ada (baik disengaja maupun tidak disengaja) di dalam tulisan tersebut. Namun, pengulas yang baik akan tetap menjaga netralitas perspektifnya untuk mengulas karya yang dimaksud.
Bagaimana pula ulasan yang tidak baik? Ada banyak jenis ulasan yang tidak "layak" untuk menjadi bahan pertimbangan Anda. Beberapa ciri ulasan yang tidak baik adalah sebagai berikut:
- Ulasan subjektif, biasanya mengulas apa yang ia rasakan ketika membaca/menonton/menyaksikan suatu karya. Ia hanya menulis berdasarkan apa yang ia rasakan, tidak berdasar pengetahuan/teori/disiplin ilmu yang terkait dengan buku tersebut. Hal itu cukup berbahaya, misalnya ada sebuah karya yang kurang baik kualitasnya, namun karena "relate" dengan kehidupannya sendiri, maka ia memberi penilaian yang tinggi pada karya tersebut lantaran "mengingatkannya pada masa lalu". Itu justru pengulas sedang "mengulas dirinya sendiri" alih-alih mengulas karya yang dimaksud.
- Ulasan negatif berdasar sinis. Misalnya, ada seorang yang membenci seorang pengkarya, maka semua karya yang dibuat oleh pengkarya tersebut akan dikritiknya habis-habisan tanpa mencoba melihat apakah ada kebaikan, kelebihan, dan sebagainya yang bisa diserap oleh pemirsanya. Ulasan berdasar pada sinisme tersebut akan membongkar semua keburukan dari suatu karya, tanpa ada sedikitpun kebaikan. Padahal, netralitas adalah tumpuan pertama pada sebuah ulasan.
- Ulasan tanpa dasar. Baik positif, maupun negatif namun ulasan tanpa dasar sebaiknya jangan diikuti.
- Ulasan salah dasar. Buku biologi diulas dengan perspektif ekonomi, tentunya salah besar. Atau, buku non fiksi dibahas dengan kacamata sastra yah jelas akan salah.
- Ulasan fans. Ini yang paling banyak ditemukan, di mana seorang fans fanatik menulis ulasan terhadap karya idolanya. Bisa jadi ulasannya pas, namun akan ada keburukan yang disembunyikannya rapat-rapat. Kadang justru bisa bernilai negatif, karena karya idolanya tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Itu tadi deretan ulasan/review/kritik terhadap suatu karya yang sebaiknya tidak perlu dibaca untuk menjadi "pijakan". Namun, cukup berbeda pula di beberapa situs terkemuka misalnya, Anda akan membaca tulisan yang "seakan-akan" ulasan. Padahal, tulisan tersebut adalah sebuah sinopsis, yang berarti tulisan promosi atau bahasa lainnya, tulisan pariwara.