Advertisement
Bantahan Prof Leslie White terhadap teori evolusi Darwin |
PojokSeni.com - Ada satu hal yang salah dalam teori evolusi Darwin, menurut Prof Leslie White, guru besar antropologi di Amerika. Di dalam bukunya berjudul "Symbol the Basis of Language and Culture", ia menyebut bahwa bagi manusia, bukan kemampuan beradaptasi yang membuatnya berevolusi.
Tapi, kemampuan untuk berbahasa atau bertutur kata (retorika) yang membuatnya mampu meyakinkan peradaban dan kebudayaan. Lewat kemampuan berbahasa itulah, manusia memiliki peradaban dan kebudayaan yang panjang hingga hari ini.
Tidak hanya membantah, Prof Leslie White bahkan menantang Darwin dengan berkata "hilangkan bertutur dari budaya, dan lihat apakah manusia masih bisa bertahan hingga hari ini?" (Dalam Walter Goldschmindt, ed 1964. halaman 73).
Intinya, kemampuan berbahasa menjadikan manusia mampu mengartikulasikan semua hal yang ada di dunia ini menjadi ilmu pengetahuan. Selanjutnya, lewat kemampuan berbahasa itu juga manusia mampu mentransformasikan ilmu pengetahuan tersebut ke hal lainnya. Proses distribusi ilmu pengetahuan ke generasi berikutnya juga disebabkan karena kemampuan berbahasa manusia.
Hal itu yang membedakan manusia dengan hewan. Semua hewan juga berpikir, juga mempertahankan diri, mencari makan, dan bertahan hidup. Namun, mereka tidak berbahasa, sehingga tidak mampu melakukan apa yang dilakukan manusia. Lewat kemampuan berbahasa itu juga, manusia pada akhirnya bisa mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga dunia bisa terus berkembang seperti hari ini.
Teknologi metalurgi di abad ke-11 bisa terus diturunkan ke setiap generasi dan pada akhirnya membuat perkembangan yang signifikan di abad-abad berikutnya. Teknologi informasi juga terus dikembangkan dan diturunkan sehingga menjadi seperti hari ini.
Intinya adalah, membahasakan sesuatu merupakan sesuatu yang integral di dalam kehidupan masyarakat selama berabad-abad. Dalam hal ini, fenomena retorika menjadi hal yang sangat penting dalam sejarah kehidupan manusia.
Kekuatan dan Fenomena Retorika
Di dalam budaya, fenomena retorika yang paling sering ditemukan adalah adanya permasalahan tutur dalam budaya yang berbeda-beda. Hal itu nyatanya masih merupakan perwujudan usaha dan tindak penutur dalam rangka memengaruhi tutur itu sendiri.
Di dalam dunia pendidikan, seorang anak didik bisa mengembangkan dirinya dengan cara mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Tentunya, pemanfaatan retorika menjadi sangat menonjol di dunia pendidikan tersebut. Apalagi dalam proses pengajaran di kelas. Retorika yang membuat seorang guru mampu membimbing dan melakukan transfer ilmu pengetahuan dari dirinya ke anak didiknya.
Itulah kenapa seorang tokoh retorika bernama Donald C Bryant mengatakan bahwa semua proses pengajaran yang ada di dalam kelas adalah proses retorika.
Selain sudah di pendidikan, fenomena retorika yang paling kentara juga terasa di bidang ekonomi. Usaha maupun perdagangan sangat penting untuk menyentuh pembelinya dengan promosi atau periklanan.
Periklanan (advertising) ini juga sangat penting mengandalkan "kekuatan" retorika. Daya persuasi menjadi lebih kuat apabila dilengkapi dengan pemanfaatan retorika yang baik. Tentunya, hal-hal lain seperti gambar, suara, dan sebagainya juga cukup penting. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa retorika mengambil peran yang penting dalam hal ini.
Sedangkan di sisi lainnya, seperti dunia hiburan, retorika masih mengambil posisi utama. Begitu juga di bidang lain yang sangat terhubung pada berkembang dan berevolusinya manusia.
Karena itulah, Prof Leslie White dengan tegas mengatakan bahwa proses evolusi mahluk lain disebabkan karena kemampuan tubuhnya untuk beradaptasi. Tapi manusia tidak seperti itu. Kemampuan retorika-lah yang membuat manusia hingga hari ini mampu tetap bertahan hidup, sekaligus menguasai planet ini hingga hari ini.