Amankah Berhutang untuk Modal Pementasan Teater? -->
close
Pojok Seni
21 January 2022, 1/21/2022 07:46:00 PM WIB
Terbaru 2022-01-21T12:46:07Z
ArtikelOpini

Amankah Berhutang untuk Modal Pementasan Teater?

Advertisement
Berhutang untuk modal pementasan teater



PojokSeni.com - Beberapa grup teater amatir di Indonesia terkadang hanya menghabiskan waktu selama satu hingga dua tahun untuk latihan tanpa ada pementasan. Tentunya, hal tersebut berbahaya bagi grup teater itu sendiri. Selain bisa perlahan mengurangi jumlah anggota, juga membuat pengalaman artistik dari setiap anggotanya menjadi lebih miskin.

Beberapa grup teater baik amatir hingga profesional di Amerika misalnya, sudah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan teater. Itu artinya, anggota yang datang ke grup tersebut bisa dikatakan "karyawan" alias "pegawai". Meski proses industrilisasi tersebut tidak berjalan lancar di Indonesia, namun cara berbagai grup teater bisa bertahan hidup meski tanpa embel-embel "dukungan pemerintah" di Amerika bisa dipertimbangkan.

Ada seorang pimpinan produksi di grup teater profesional di New York, Amerika, menceritakan bagaimana pengalamannya datang ke bank dan "menggadaikan" SK perusahaan teaternya sebagai jaminan. Berkali-kali mendapatkan penolakan, sampai akhirnya ada satu bank yang mempercayai grup teater tersebut. 

Kemudian, katakanlah grup tersebut memiliki modal awal pentas sebesar Rp50 juta. Maka, dana itu yang digunakan untuk persiapan awal pentas, sewa gedung, artistik, hingga membuat proposal untuk kerja sama dengan sponsor, donatur, dan lain-lain. Beberapa anggota grup mengandalkan uang kas perusahaan teater mereka untuk membeli bahan makanan, yang kemudian dijual tepat di depan pintu gedung teater.

Selain penjualan tiket, juga ada penjualan merchandise yang ada tepat di depan pintu teater. Stand merchandise dan makan tersebut baru berdiri sekitar H-1 sebelum pementasan. Sedangkan pementasan mereka gelar selama 3 hari berturut-turut. Di satu hari, mereka menggelar dua pertunjukan.

Hasilnya apa? Yah, mereka mendapatkan total hingga Rp500 juta penghasilan kotor. Dikurangi dengan modal pementasan, bayar hutang, pengembalian uang kas grup dan sebagainya, maka mereka mendapatkan keuntungan masih lebih dari Rp250 juta. 

Namun, pertanyaannya adalah apakah metode yang sama bisa diterapkan di Indonesia?

Sebenarnya bisa juga dicoba, hanya saja mungkin angkanya jauh lebih kecil. Mungkin grup teater di daerah misalnya, hanya perlu modal sekitar Rp10 jutaan saja dengan cara meminjam. Semua anggota grup mesti bekerja keras agar keuntungan yang didapat bisa berlipat-lipat. 

Memang harus dikatakan bahwa jumlah keuntungan tidak bisa diprediksi dengan akurat. Tapi, melakukan sesuatu yang tidak terencana, itu sama artinya dengan merencanakan kegagalan. Dari sudut pandang seorang seniman (sutradara, aktor, dan seterusnya) suatu pertunjukan bisa dikatakan berhasil, apabila mampu menghadirkan sebuah tontonan yang punya sisi intelektual, sekaligus spiritual. Atau, katakanlah berhasil secara artistik.

Namun dalam sudut pandang tim produksi (pimpro dan seterusnya), keberhasilan justru dilihat dari kacamata ekonomis. Bila penjualan tiket jeblok, penjualan yang lain juga gagal, dan grup merugi, tentunya tidak bisa dikatakan keberhasilan.

Jadi, suatu keberhasilan yang hakiki adalah keberhasilan dari dua sisi. Sebelumnya, di PojokSeni sudah beberapa kali dibagikan terkait manajemen pertunjukan seni.

Sumber Modal dari Pinjaman


Simulasi pinjaman Tunaiku
Perusahaan teater bisa meminjam uang untuk modal. Bagaimana simulasi pinjaman Tunaiku?


Beberapa grup memang mengandalkan modal dari hibah seni, bantuan pemerintah, dan separuhnya lagi merogoh kocek sendiri. Namun seperti beberapa grup di Amerika, bahwa perusahaan mesti menggunakan pola sebagaimana perusahaan. Karena itu, di grup teater Anda mesti ada seseorang yang ahli di bidang itu. Jadi, tidak melulu mesti "seniman" semua.

Sebagai contoh, ada salah satu grup teater yang meminjam dana dari pinjaman daring yang disediakan bank. Salah satu contohnya adalah Tunaiku, yang merupakan aplikasi pinjam uang online dari Amar Bank. Tentunya, ini masih jauh lebih efektif ketimbang harus datang ke bank.

Tunaiku bukan pinjaman online sebagaimana yang sering Anda lihat di tempat lain. Tunaiku adalah produk dari Bank Amar, yang tentunya sudah terdaftar serta diawasi oleh OJK sejak tahun 2014 silam. Kenapa harus ke aplikasi pinjaman online? Yah, karena di daerah misalnya, masih cukup sulit mendapatkan pinjaman dengan menggunakan akte pendirian grup teater sebagai jaminan.

Tunaiku juga sangat aman, karena sudah mendapatkan sertifikasi ISO 27001. Anda mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan dana, serta pembayaran bisa dicicil, dengan bunga dan biaya admin yang sangat kecil. Pertanyaannya, bagaimana simulasi pinjaman Tunaiku?

Berikut simulasi pinjaman Tunaiku.


Katakanlah, Anda memerlukan modal awal Rp20 juta untuk pertunjukan. Dari modal awal tersebut, digunakan untuk semua keperluan pertunjukan (sewa gedung, lighting, sound sederhana, artistik dan sebagainya).

Bila Anda (katakanlah) akan mengembalikan dalam durasi 6 bulan, maka cicilan per bulan ditambah bunga dan biaya admin yang Anda harus bayar per bulan adalah Rp4.019.854.

Itu berarti, total yang Anda kembalikan ialah Rp4.019.854 x 6 bulan= Rp24.119.124.

Tentunya, masih sangat masuk akal dan cukup kecil bunganya, bahkan bila dibandingkan dengan pinjaman lainnya, seperti di koperasi, bank, atau pinjol lainnya. Dengan mengantongi modal awal untuk pementasan Anda, tentunya Anda siap untuk memulai persiapan dengan cepat dan efektif.

Terpenting, mesti dipertimbangkan dan direncanakan ke mana dana tersebut harus mengalir, serta bagaimana cara pengembaliannya. Ingat, berbagai kasus orang-orang yang bermasalah dengan pinjaman online rata-rata karena mereka tidak membayarnya. Jadi, jangan sampai bokek setelah pementasan berlangsung.

Kemungkinan penghasilan tambahan


Seperti yang diulas sebelumnya, bila kita ingin mencontoh apa yang dilakukan perusahaan teater di Amerika, beberapa hal di bawah ini bisa digunakan untuk menambah penghasilan grup teater di saat pementasan.

  1. Pementasan dilakukan lebih dari 3 kali untuk menghemat biaya artistik. Misalnya, Anda bisa menggelar pementasan pada hari Sabtu sore, Sabtu malam, Minggu sore dan Minggu malam.
  2. Siapkan stand yang menjual makanan dan minuman di depan pintu gedung teater.
  3. Siapkan stand yang menjual merchandise pertunjukan mulai dari kaos, hingga mug, di depan pintu gedung teater.
  4. Siapkan video pertunjukan (trailer dan video full) untuk kemudian diajukan ke pihak "buyer" agar pertunjukan Anda bisa dilanjutkan produksinya.

Nah, itu tadi beberapa tips yang bisa Anda manfaatkan untuk menjadikan pertunjukan Anda sukses besar. Jadi, jangan takut mencoba dan terus ciptakan inovasi baru agar tetap bisa menjaga eksistensi grup teater Anda di bidang seni pertunjukan.

Ads