Advertisement
PojokSeni.com - Michael Rifaterre dalam Semiotics of Poetry menyebutkan membaca karya sastra dan karya seni lainnya adalah proses dialektika antara teks dengan pembacanya. Rifaterre juga mengatakan bahwa ada dua jenis pembacaan karya seni yakni pembacaan heuristik dan retroaktif.
Sebelum beralih ke dua jenis pembacaan tersebut, penulis akan lebih dulu mengulas tentang hubungan antara karya seni dengan pemirsanya. Sebelumnya, diulas dalam artikel berjudul "Teori Resepsi: Ketika Pembaca Mengambil Kekuasaan Pengarang" juga dijelaskan tentang peran aktif pembaca, yang ditempatkan sebagai pemberi makna karya seni.
Tentunya, untuk mendapatkan makna yang dimaksud, dibutuhkan interaksi dari karya seni dengan sistem interpretasi pemirsanya. Interpretasi penerima akan menjadi semacam penghubung atau jembatan antara karya seni dengan historisnya. Jadi, bisa dikatakan bahwa hubungan atau interaksi antara karya seni dengan penerimanya memiliki nilai estetik dalam pengertian historis.
Jadi, ada dua pengertian interaksi tersebut, yakni secara estetik dan historis. Secara estetik, pemirsa akan melibatkan "penilaian" atau "pengujian nilai estetik" dari sebuah karya seni dengan karya seni lainnya yang sudah ada di kepalanya atau sudah ditontonnya. Sedangkan secara historis, pemahaman penonton di awal-awal akan memengaruhi pemahaman penonton berikutnya, yang selanjutnya akan menjadi mata rantai penerimaan ke generasi berikutnya.
Satu karya akan memiliki makna yang menjadi semakin kompleks karena diperkaya oleh pemaknaan para penonton terdahulu. Jadi, makna historisnya bisa ditentukan, dan nilai estetik karya bisa dijelaskan. Itu adalah perspektif teori estetika resepsi Hans Robert Jauss yang melibatkan faktor kesejarahaan berupa resepsi penonton terdahulu terhadap suatu karya. Tentunya pengertian sejarah bagi Jauss tidak seperti sejarah objektif, tapi lebih sebagai peran aktif penonton di masa paling baru.
Dua cara pembacaan
Kita kembali ke premis awal tulisan ini, yakni dua jenis pembacaan atau cara pembaca menanggapi suatu karya seni menurut Rifaterre. Michael Rifaterre mengatakan bahwa ada dua jenis pembacaan, yakni pembacaan heuristik dan pembacaan retroaktif.
Pembacaan Heuristik
Pembacaan heuristik adalah pembacaan mimetik. Metode pemecahan masalah dalam pembacaan ini adalah dengan melacak cara-cara praktis dari masa lalu untuk menemukan solusi di saat ini. Namun, pembacaan mimetik terkadang kurang cukup untuk memaknai suatu karya seni. Sebab, karya seni adalah sebuah keutuhan yang kompleks.
Pembacaan Retroaktif
Pembacaan retroaktif adalah jenis pembacaan yang dikenalkan Rifaterre untuk mengatasi kekurangan pembacaan heuristik pada karya seni. Pembacaan retroaktif ialah pembacaan interpretatif, dan berlangsung di luar batasan pembacaan individual. Dalam pembacaan ini, pembaca akan mencari konteks dan topik dasar untuk menampilkan lebih banyak variasi makna.
Lewat proses pembacaan retroaktif inilah, pembaca bisa memberikan makna karya seni untuk memperkaya dan menjadikan berbagai variasi makna terus bermunculan. Kembali lagi ke faktor kesejarahan yang memperkaya suatu karya seni, disebabkan semakin banyak makna berdasar konteks terbaru, yang lahir dari karya yang sama.